Diketahui, penyakit menular bisa menyebar dengan berbagai cara, salah satunya dengan bernapas. Sama seperti Covid-19 yang tengah mewabah, ada beragam jenis penyakit lainnya yang bisa ditularkan melalui udara – atau disebut juga sebagai airborne disease.

Penyakit yang menular lewat udara dapat menyebar ketika individu yang sudah terinfeksi batuk, bersin, maupun berbicara – kemudian, melepaskan sekret hidung dan tenggorokan ke udara. Kemudian, patogen tersebut melayang di udara, dan sebagian lainnya bisa mengontaminasi permukaan benda, atau orang.

Penularan pun akan terjadi ketika seseorang lainnya menghirup udara yang mengandung patogen tersebut. Dilansir dari WebMD, proses penularan ini tidak hanya berlaku bagi Covid-19 saja, namun ada beragam penyakit lainnya.

Apa saja penyakit yang dapat menular melalui udara? Berikut ini 6 di antaranya.

 

 

1. Covid-19

Credit Image - health.detik.com

Virus corona SARS-CoV-2 – beserta dengan penyakit yang ditimbulkannya, yaitu Covid-19 memang sudah berhasil menginfeksi ratusan juta orang, sejak virus baru tersebut pertama kali dilaporkan pada bulan Desember 2019 silam. Sampai sekarang, Covid-19 pun terus dipelajari dan informasi mengenai penyakit dan vaksinnya masih terus diperbarui.

Awalnya, Covid-19 diduga tidak dianggap menular melalui udara, namun hal tersebut ternyata salah. Ada beberapa situasi di mana virus dapat ditularkan lewat udara. Dalam situasi biasa, Covid menyebar melalui tetesan pernapasan setelah seseorang batuk atau bersin.

Saat seseorang terinfeksi Covid-19, orang yang sudah terinfeksi tersebut mungkin mengalami gejala berupa demam, batuk, kelelahan, dan sesak napas.

 

2. Campak

Penyakit campak – atau disebut juga sebagai measles merupakan salah satu penyakit yang paling menular. Cara penyebarannya pun dapat terjadi lewat udara, bahkan ketika berada di dekat orang yang punya penyakit ini, maka ada peluang 90 persen untuk ikut tertular.

Virus penyebab campak hidup di lendir hidung, serta tenggorokan, kemudian menyebar melalui batuk dan bersin. Setelah pasien campak batuk dan bersin, virus pun akan menyebar di udara – bisa bertahan sampai 2 jam lamanya.

Individu yang tertular penyakit ini, biasanya akan menunjukkan gejala dalam waktu 1 sampai 2 minggu setelah terpapar. Ada pun gejala yang mungkin dialami, yaitu demam, batuk, pilek, serta mata merah dan berair.

 

3. Tuberculosis (TBC)

Credit Image - harlemtbcenter.org

Tuberkulosis juga termasuk sebagai penyakit berbahaya yang bisa menular melalui udara. Disebut juga sebagai TBC, penyakit ini dapat menyerang paru-paru dan tenggorokan, yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Saat pasien TBC batuk, berbicara, atau tertawa, bakteri TBC akan dilepaskan ke udara dan menular ke orang lain yang berada di dekat pengidapnya.

Individu yang terinfeksi bakteri TBC bisa saja tidak mengalami gejala sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, hal tersebut tergantung kondisi sistem kekebalan tubuh. Individu yang memiliki sistem kekebalan yang lemah memiliki risiko lebih besar terinfeksi TBC.

 

4. Influenza

Hampir setiap individu di dunia pasti pernah mengalami penyakit yang satu ini. Ya, flu merupakan penyakit menular yang paling umum dirasakan banyak orang. Sebab, virus influenza dapat menyebar dengan mudah, bahkan sebelum pasien mengalami gejala.

Ketika pasien sudah terpapar, namun belum mengalami gejala, pasien tersebut sudah mampu menularkannya ke orang lain. Perlu diketahui, ada beragam jenis flu – dan varian virus influenza juga terus berubah karena mutasi virus. Hal inilah yang membuat tubuh sulit mengembangkan kekebalan terhadap flu.

 

5. Cacar Air

Credit Image - kompas.com

Cacar air adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Setelah seseorang terpapar virus tersebut, maka akan membutuhkan waktu 21 hari untuk virus berkembang, kemudian barulah menimbulkan gejala. Namun, individu yang sudah terinfeksi cacar air, sudah bisa menyebarkan virus tersebut sebelum mengalami gejala ruam.

Penyakit yang satu ini dapat menular melalui udara saat pasien bersin atau batuk, melalui kontak kulit dengan kulit, saat berbagi makanan atau minuman, atau saat seseorang menyentuh barang-barang yang sudah terkontaminasi virus.

Cacar air bersifat sangat menular bagi individu yang belum pernah terkena penyakit ini.  Tetapi, jika seseorang pernah terkena cacar air, biasanya ia tidak akan terkena cacar air lagi di kemudian hari.

 

6. Difteri

Dahulunya, penyakit difteri merupakan salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama kematian terhadap anak-anak. Namun, hal tersebut dapat teratasi semenjak masifnya vaksinasi. Jadi, kasus difteri semakin jarang terjadi, terutama di negara maju.

Menurut laporan dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), pada tahun 2016 ada sekitar 7.100 kasus difteri di seluruh dunia. Penyakit ini melukai sistem pernapasan dan dapat merusak jantung, ginjal, dan saraf.

Selama pandemi, untuk menghindari paparan virus menular, ada sejumlah langkah pencegahan yang perlu dilakukan. Masyarakat sangat disarankan untuk menjalani protokol kesehatan secara disiplin, mulai dari memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.

Selain itu, pastikan selalu menjaga kebersihan, termasuk  bersih-bersih setelah bepergian ke luar rumah.

Selanjutnya, imbangi dengan berbagai kebiasaan sehat, dianjurkan untuk perbanyak konsumsi makanan bernutrisi tinggi, olahraga yang rutin, cukupi waktu istirahat, serta mengelola stres dengan baik.

Dan, yang tak kalah penting, yaitu memenuhi kebutuhan vitamin. Selain dari makanan, asupan ini juga dapat diperoleh dengan rutin mengonsumsi multivitamin, terutama yang mengandung vitamin C dan vitamin B kompleks.

Direkomendasikan untuk minum  Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat yang dapat menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Konsumsi Enervon-C Effervescent yang mengandung Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg – yang satu ini dapat berikan perlindungan ekstra, terlebih untukmu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, direkomendasikan pula untuk minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.

Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Jadi, tak perlu khawatir tubuh mudah lelah, ya!

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Jadi, itulah keenam penyakit yang dapat menular melalui udara. Memang, hampir tidak mungkin menghindari virus di udara seutuhnya, untuk itu, langkah pencegahan menjadi hal terpenting yang perlu diterapkan guna menghindari risiko penularan.

 

 

Featured Image - honestdocs.id

Source - idntimes.com