Diketahui, herd immunity bisa segera terbentuk, kemudian pandemi bisa segera dikendalikan. Tenang, pelaksanaan vaksinasi harus mengikuti petunjuk teknis yang dikeluarkan Kemenkes, sehingga prosesnya sudah bisa dipastikan aman.

Setiap lapisan masyarakat memang diharuskan mendapat vaksinasi, namun, bagimana dengan ibu menyusui? Bolehkah kelompok tersebut memperoleh vaksin Covid-19? Dan, amankah dilakukan mengingat masih dalam masa menyusui?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, berikut ini ulasan lengkapnya!

 

 

Ibu Menyusui Boleh Vaksin, Tapi Mesti Penuhi Ketentuan Ini

Credit Image - lifepack.id

Dalam Surat Edaran nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang "Pelaksanaan Vaksinasi Covid-19 pada Kelompok Sasaran Lansia, Komorbid dan Penyintas Covid-19", terdapat poin bahwa ibu menyusui boleh mendapatkan vaksinasi virus corona.

Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional telah menyampaikan kajian bahwa vaksin Covid-19 dapat diberikan kepada kelompok usia 60 tahun ke atas, penderita komorbid, penyintas Covid-19, sampai ibu menyusui dengan terlebih dahulu dilakukan anamnesis tambahan.

Selain itu, dikutip dari laman Satgas Covid-19, baik secara biologis dan klinis, ibu menyusui yang mendapat vaksin tidak akan menyebabkan risiko bagi sang bayi. Malahan antibodi yang dimiliki ibu setelah vaksin dapat memproteksi bayi melalui ASI.

Ahli dari The American College of Obstetrician and Gynecologist dan Academy of Breastfeeding Medicine (ABM) merekomendasikan ibu menyusui juga mendapatkan vaksin Covid-19. Para ahli juga mengatakan vaksin virus corona bisa sangat bermanfaat bagi ibu menyusui.

Nantinya, antibodi dan sel-T yang dirasangsang oleh vaksin dapat berpindah secara pasif ke dalam ASI. Setelah melakukan vaksinasi untuk melawan virus, antibodi IgA terdeteksi dalam ASI selama 5 sampai 7 hari. Untuk itu, antibodi yang terdapat dalam ASI dapat membantu melindungi bayi dari infeksi virus corona.

Meski demikian, ibu menyusui boleh divaksin ketika suhu tubuh berada di bawah 37,5 derajat Celcius, tidak mengalami demam – maupun batuk dalam waktu 7 hari terakhir, tidak kontak dengan pengidap Covid-19 selama 14 hari terakhir, dan tekanan darah harus di bawah 180/110 mmHg.

 

Lalu, Bagaimana Dengan Ibu Hamil?

Credit Image - cnnindonesia.com

Sebelum memutuskan mendapat vaksin, ibu hamil wajib mendapatkan persetujuan dari dokter dahulu. Sebab, dokter mengetahui kondisi dan seluk beluk kehamilan. Setelah mengetahui kondisi – barulah dapat diputuskan apakah sang ibu boleh mendapat vaksin, atau justru tidak.

Faktanya, Covid-19 berisiko menyebabkan gejala yang lebih parah pada ibu hamil – bahkan, sampai harus dirawat di unit perawatan intensif (ICU), menggunakan ventilasi mekanis (ventilator), hingga kematian.

American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), Society of Maternal-Fetal Medicine (SMFM), dan American Society for Reproductive Medicine (ASRM) – telah merekomendasikan agar ibu hamil dan menyusui memiliki akses ke vaksin Covid-19.

Seperti diketahui, kehamilan membuat perempuan berisiko lebih tinggi terinfeksi virus corona – dengan gejala parah. Dan, hingga kini belum ada masalah yang ditimbulkan – ketika vaksin diberikan pada ibu hamil.

Vaksinasi yang dilakukan pada ibu hamil di Amerika Serikat – memberikan data yang cukup bagus, yaitu sebagai berikut:

  • Anthony Fauci, direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), mengatakan tidak ada "tanda bahaya" terkait dengan 20.000 ibu hamil yang telah menerima vaksin Covid-19 pada pertengahan Februari.
  • Penelitian menunjukkan bahwa antibodi yang diproduksi untuk melindungi tubuh terhadap Covid-19 dapat diturunkan dari ibu ke janin di dalam rahim atau bahkan diteruskan melalui ASI ke bayi. Seorang bayi di Florida lahir dengan antibodi virus corona setelah ibunya menerima vaksin selama kehamilan.
  • Pfizer-BioNTech, produsen obat yang vaksinnya pertama kali disetujui untuk diluncurkan di Amerika Serikat juga memulai uji klinis pada ibu hamil.

 

Sebelum Vaksinasi, Ibu Hamil dan Menyusui Wajib Perhatikan Hal Ini!

Credit Image - sehatnegeriku.kemkes.go.id

Agar vaksinasi yang akan dilakukan bisa berjalan dengan baik dan bekerja secara maksimal, berikut ini deretan hal yang perlu diterapkan sebelum mendapat suntikan vaksin.

1. Pastikan tubuh dalam keadaan prima

Sebelum memulai vaksinasi, baiknya memastikan kondisi tubuh sedang berada dalam keadaan prima. Hal ini bisa dipastikan dengan minum air yang cukup untuk menjaga hidrasi dalam tubuh, tidur nyenyak selama delapan jam, serta makan dalam porsi ringan sebelum divaksin.

Kondisi tubuh yang prima ini dapat meminimalkan efek samping yang akan muncul setelah vaksinasi. Meskipun efek di setiap tubuh berbeda, ada baiknya untuk tetap menjaga kondisi tubuh sebelum memulai vaksinasi.

 

2. Menggunakan pakaian tepat

Ketika ingin melakukan vaksinasi, disarankan untuk menggunakan pakaian nyaman yang longgar, serta berbahan sejuk, dan juga mudah untuk dilipat atau dibuka ketika akan disuntik. Kamu bisa menggunakan baju lengan pendek atau baju lengan mengatung yang dibalut dalam jaket atau outer.

Selain itu, disarankan untuk mengindari pakaian terlalu ketat atau tebal yang dapat membuat gerah, ataupun sesak – karena nantinya akan membuat sulit tenaga kesehatan yang akan menyuntikmu.

 

3. Komunikatif dengan kondisi tubuh

Sebelum memulai vaksinasi, ada baiknya kamu lebih komunikatif terhadap kondisi tubuh. Hal ini sering terlewati untuk dilakukan karena merasa tidak enak hati, malu, atau bingung untuk mengungkapkannya.

Menjadi komunikatif sebelum memulai vaksinasi merupakan hal yang penting, karena mengomunikasikan kondisi kesehatan seperti alergi terhadap obat-obatan atau vaksinasi tertentu akan vaksin yang diberikan terasa lebih aman dan juga yakin.

 

4. Mengatasi efek samping dengan baik

Setelah vaksinasi dilakukan, normal untuk mengalami efek samping ringan seperti pegal-pegal atau sakit kepala. Untuk mengatasi rasa pegal di tempat suntik, kamu bisa menaruh kantung penghangat di area yang terasa pegal untuk mengurangi rasa tersebut.

Sedangkan untuk meredakan sakit kepala, bisa mengonsumsi parasetamol yang aman bagi ibu hamil dan sudah disetujui oleh dokter. Akan lebih baik lagi untuk berkonsultasi dengan dokter yang biasa menanganimu – agar jika dirasa terdapat efek samping yang mengkhawatirkan, dapat ditangani dengan baik.

 

5. Mengonsumsi makanan sehat

Mengonsumsi makanan sehat merupakan hal yang sudah seharusnya dilakukan oleh semua orang – bukan hanya untuk kamu yang baru saja melakukan vaksinasi. Namun yang harus ditekankan, ada baiknya setelah vaksinasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh.

Nutrisi tersebut bisa berupa makanan yang mengandung zat besi, kalsium, vitamin E, D, dan B12 yang baik untuk membantu tubuh lebih cepat untuk pulih pasca vaksinasi. Jangan lupa untuk istirahat cukup dan menjaga kadar konsumsi air agar tubuh terhidrasi dengan baik.

 

Dari penjelasan di atas, vaksinasi aman didapatkan oleh ibu hamil, bahkan diwajibkan agar antibodinya dapat diberikan kepada anak melalui pemberian ASI. Namun yang pasti, setelah vaksinasi, pastikan tetap patuhi protokol kesehatan agar tetap terhindar dari infeksi virus!

 

 

Featured Image – klikdokter.com

Source – detik.com