Gejala berkepanjangan akibat Covid-19 merupakan salah satu kondisi yang kerap dikeluhkan oleh para penyintas. Usai sembuh – atau sudah dinyatakan negatif, penyintas masih tetap merasakan gejala virus corona. Hal tersebut memang tidak nyaman, bahkan bisa mengganggu kualitas hidup seseorang hingga berbulan-bulan, sampai lebih dari satu tahun lamanya.

Lalu, bagaimana caranya menghindari risiko long Covid? Selain mendapatkan vaksinasi juga disebut bisa menghindari kondisi tersebut.

Lebih dari itu, mendapat vaksin Covid-19 pun dapat meningkatkan kemungkinan pulih sepenuhnya dari gejala berkepanjangan. Tentunya, ini merupakan kabar baik, kan? Hal tersebut sudah dibuktikan dalam penelitian terbaru.

Simak informasi lengkapnya di bawah ini.

 

 

Apa Itu Gejala Berkepanjangan?

Credit Image - dispatchhealth.com

Istilah long Covid – atau gejala berkepanjangan sejatinya mengarah pada fenomena gejala-gejala yang dialami oleh pasien setelah dinyatakan sembuh. Gejala corona berkepanjangan ini terjadi, karena masih adanya virus yang bertahan di dalam tubuh – jadi, penyintas pun terus merasakan berbagai gejala.

Kasus ini sering juga terjadi ketika pasien sudah dinyatakan negatif, baik melalui tes Antigen maupun PCR. Tak perlu khawatir, sebab kondisi ini terbilang wajar dialami. Biasanya, pasien hanya memerlukan rawat jalan saja, namun tetap perhatikan berbagai gejala yang dirasakan, karena bukan tak mungkin gejala tersebut dapat memburuk.

 

Vaksin Bisa Bantu Proses Pemulihannya

Dikutip dari akun Instagram @adamprabata, dari penelitian yang dilakukan oleh Tran di tahun 2021, disebutkan bahwa vaksin dapat meningkatkan kemungkinan pulih seutuhnya dari kondisi long Covid sebanyak 2 kali lipat lebih tinggi, dibandingkan dengan penyintas yang belum mendapat vaksinasi.

Selain itu, vaksin pun mampu menurunkan keluhan, sampai derajat keparahan dari long Covid. Penderita gejala berkepanjangan yang sudah divaksin lebih banyak merasakan penurunan gejala – dan tingkat keparahannya, kalau dibandingkan dengan penderita yang belum vaksin.

Dan, vaksin pun turut menurunkan efek gejala berkepanjangan terhadap kualitas hidup. Disebutkan bahwa penderita long Covid yang sudah divaksinasi memiliki kualitas hidup yang lebih baik, serta mengalami keluhan yang jauh lebih ringan – jarang yang mengalami gejala berat.

 

Vaksin Pun Dapat Turunkan Risiko Long Covid!

Credit Image - healthline.com

Dilansir dari CNN Indonesia, menurut penelitian yang dipublikasikan di The Lancet mendapati bahwa risiko gejala berkepanjangan dapat berkurang, bahkan sampai 50 persen setelah seseorang mendapatkan dua dosis vaksin.

Temuan tersebut diperoleh setelah peneliti menganalisis data yang dilaporkan oleh orang dewasa di Inggris – ia mengalami infeksi Covid-19. Kemudian, peneliti pun membandingkan gejala yang dialami pada orang yang sudah mendapat vaksinasi, dengan yang belum. Lantas, bagaimana dengan hasilnya?

Perlu diketahui, data tersebut mencakup lebih dari 1,2 juta orang dewasa yang menerima dosis pertama vaksin Covid-19. Sebanyak 05, persen – atau setara dengan 6.030 positif Covid-19. Selain itu, hampir 1 juta orang dewasa yang sudah divaksin lengkap, dan 0,2 persen – atau 2.370 positif Covid-19 setelah mendapatkan vaksin.

Peneliti juga mendapati bahwa kelompok tertentu lebih rentan terhadap infeksi virus corona. Seperti, orang yang berusia di atas 60 tahun, orang dengan obesitas, serta orang yang tinggal di kawasan padat penduduk.

Jadi, dari penelitian tersebut, bisa disimpulkan bahwa vaksinasi secara lengkap memiliki kaitan dengan gejala yang lebih rendah – ketika seseorang terinfeksi virus corona. Ini juga berhubungan dengan penurunan kemungkinan rawat inap, serta memiliki leih dari lima gejala di minggu pertama infeksi. Dan, mendapat vaksin lengkap juga meminimalisir risiko long Covid – yang kerap dialami pasien usai dinyatakan negatif.

 

Untuk Menghindari Long Covid, Lakukan Hal Ini

Cara terbaik untuk menghindari gejala berkepanjangan, yaitu menghindari infeksi virus sejak awal. Untuk itu, dianjurkan tetap melakukan langkah pencegahan, seperti menerapkan protokol kesehatan, termasuk memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Selain itu, optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti Enervon Active dua kali sehari.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra, serta mampu memberikan sensasi rasa segar sepanjang hari. 

Bagi yang memiliki lambung sensitifi, direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active – yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat bantu menjaga imun tubuh, sekaligus mengoptimalkan stamina agar tak mudah lelah.

Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Jadi, tak perlu khawatir tubuh mudah merasa lemas, ya.

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Dari penjelasan di atas, memperoleh vaksinasi memang penting, tak hanya untuk membentuk antibodi terhadap virus corona saja, namun mampu menghindari risiko buruk ketika terinfeksi virus.

 

 

Featured Image – ft.com

Source – Instagram.com/@adamprabata