Sejak lahir anak- anak sudah memiliki berbagai emosi seperti marah, senang, cemas, sedih dan sebagainya. Emosi ini akan terus berkembang seiring pertumbuhan anak. Sebagai orangtua, kamu wajib tahu bagaimana caara mengendalikan emosi anak agar tetap stabil.

Sebelum kamu mengajarkan bagaimana cara mengendalikan emosi anak, sebaiknya ajari anak untuk mengenali perasaannya terlebih dahulu. Mengenali emosi adalah tahap awal dalam mengendalikan emosi anak. Jangan sampai ia tidak mengerti perasaannya sendiri sehingga jadi sulit untuk mengontrolnya di kemudian hari.

Berikut ini cara mengendalikan emosi pada anak sesuai dengan usianya:

1. Mengatur emosi usia bayi

Credit: Hipwee

Anak digolongkan masih bayi jika usianya masih 0-12 bulan. Di usia ini, anak akan menampakkan emosi alaminya dan mengenal emosi dari lingkungan terdekatnya, yaitu dari keluarga. Sesuai dengan perkembangan otaknya, emosi bayi akan terpengaruh oleh tiga hal yaitu sentuhan, pelukan, dan makanan.

Kamu bisa membantunya untuk jadi lebih senang dengan memutarkan lagu atau mengajaknya bernyanyi dan bermain. Selain itu, interaksi dengan orangtua atau orang terdekatnya adalah cara ampuh untuk membuat bayi menjadi tenang.

2. Mengendalikan emosi anak balita

Credit: Republika

Di usia 1-5 tahun, rasa takut adalah emosi yang paling sulit dimengerti dan diatasi oleh balita. Pada usia ini, sebaiknya orangtua mulai mengakrabkan anak dengan emosinya sendiri. Misal, saat anak menangis, kamu bisa tanyakan pada anak apa yang ia rasakan. Dan saat anak senang, kamu bisa mengajaknya berinteraksi tentang apa yang membuatnya senang.

Di usia ini, anak sudah bisa berkompromi dengan emosinya sendiri. Namun, kamu harus hati- hati karena balita bisa meniru respon orangtuanya dalam segala situasi. Jadi, lebih berhati- hati lah dalam bersikap.

3. Mengendalikan emosi anak- anak

Credit: Liputan6

Di usia 6-10 tahun, anak- anak sudah mulai mengenal emosi kedua. Disini, mereka bisa terpengaruh dari lingkungan, media, dan memiliki pemikirannya sendiri tentang segala hal.

Anak- anak harus mampu mengidentifikasi emosinya sendiri, dan juga mampu mengatakan apa yang menyebabkan emosi tersebut. Selain itu, ia seharusnya juga sudah bisa menahan diri dari emosi yang mungkin dapat merugikan orang lain. Dan belajar kata maaf, kebaikan, dan segala hal tentang emosi baik.

Di usia ini anak biasanya juga sudah bisa tahu mana yang baik dan buruk. Anak mulai belajar rasa sakit hati, iri, benci, marah pada seseorang, kasihan, terharu, lucu, dan berbagai emosi lainnya. Disini lah anak sudah mulai belajar untuk dewasa dan mengatasi rasa kecewanya. Dalam hal ini, kamu tidak perlu selalu membantunya dalam berbagai hal. Biarkan ia gagal dan ajari anak untuk mengatasi rasa kecewa karena kegagalannya tersebut.

 

Featured Image - Parenting Orami

 

Kunci utamanya adalah bonding dengan orangtua. Dengan begitu, anak akan selalu menganggap orangtua sebagai tempat aman untuknya yang membuat keadaan akan jadi terasa baik- baik saja.