Pembakaran kalori, apalagi ketika melakukan program penurunan berat badan. Untungnya, perkembangan teknologi kesehatan dan olahraga pun membuat pemantauan pembakaran kalori makin mudah.

Meski demikian, wajib kamu ketahui bahwa setiap orang memiliki tingkat pembakaran kalori yang berbeda. Hal ini bergantung dari metabolisme tubuh. Selain itu, masih ada 5 faktor lainnya yang bisa memengaruhi pembakaran kalori, lho.

Apa saja? Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!

 

 

Berat Tubuh

Credit Image - lifepack.id

Everyday Health melansir bahwa makin berat tubuh seseorang, maka makin banyak kalori yang terbakar saat berolahraga. Hal ini dikarenakan saat bergerak – baik biasa maupun berolahraga, kamu yang bertubuh besar mengeluarkan energi yang lebih banyak.

Selain itu, tubuh yang lebih besar cenderung memiliki organ dalam yang lebih besar juga. Organ dan proses juga membutuhkan energi dari pembakaran kalori. Menurut sebuah studi di Jerman tahun 2011, variasi pembakaran kalori dipengaruhi oleh ukuran organ dalam tubuh.

Dengan kata lain, tubuh membakar kalori lebih sedikit seiring berat badan berkurang. Selain itu, sebuah penelitian di Amerika Serikat (AS) tahun 2015 menjelaskan bahwa penurunan berat badan dapat memengaruhi pembakaran lemak, lebih mudah lapar – akibat produksi hormon grelin, dan tidak cepat kenyang – atau penurunan hormon leptin.

Jika berolahraga dan penurunan berat badan justru membuatmu cepat lapar dan mengonsumsi kalori berlebihan, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi. Dengan begitu, penurunan berat badan tak perlu diikuti konsekuensi yang membuat berat badan meroket lagi.

Selain itu, olahraga sebenarnya tidak melulu soal berat badan. Sebuah penelitian di AS tahun 2021 mengutarakan bahwa meskipun olahraga tak mengarah pada penurunan timbangan jangka panjang, kondisi kesehatan jauh lebih baik dan risiko kematian dini pun jauh berkurang

 

Massa Otot

Makin padat massa otot seseorang, maka kalori yang terbakar jadi lebih banyak. Pada dasarnya, jaringan otot membakar lebih banyak kalori daripada jaringan lemak. Sebagai perbandingan, jaringan otot membakar 5 kalori per hari, sedangkan lemak membakar jaringan lemak membakar dua kalori per hari.

Saat olahraga, tubuh butuh energi untuk mendukung peningkatan kontraksi otot. Oleh karena itu, memiliki massa otot yang lebih besar meningkatkan total pembakaran kalori. Dengan kata lain, jika ingin membakar kalori, cobalah berolahraga dengan intensitas berat yang menyasar otot tubuh.

 

Jenis Kelamin

Credit Image - lifestyle.kompas.com

Pada umumnya, tubuh laki-laki memang membakar lebih banyak kalori — baik saat bergerak atau beristirahat, dibanding perempuan. Bukan hal yang mengejutkan, ini karena kaum adam memiliki tubuh yang lebih besar dan massa otot yang lebih padat dibanding kaum hawa.

Apakah perempuan bisa menambah massa otot? Bisa saja. Namun, ada perbedaan fisiologis yang mendasari pembakaran kalori. Salah satunya adalah secara genetik, yang mana perempuan menumpuk lebih banyak lemak untuk mendukung produksi hormon dan persiapan persalinan.

National Institute of General Medical Sciences menjelaskan bahwa lemak tubuh amat penting untuk menjalankan fungsi tubuh seperti menyimpan energi hingga melindungi organ dalam. Selain itu, lemak dibutuhkan tubuh untuk tumbuh kembang, sistem imun, produksi hormon, reproduksi, serta metabolisme.

Menurut American Council on Exercise (ACE), laki-laki butuh minimal 2-5 persen lemak untuk tetap sehat, sedangkan perempuan butuh 10-13 persen. Sebuah penelitian di Jepang pada 2020 menjabarkan bahwa di usia kurang dari 40, laki-laki butuh lemak 8-20 persen, sementara perempuan butuh 21-33 persen.

Sejatinya, hubungan antara jenis kelamin, kesehatan, dan lemak tidak sesederhana itu. Daripada memikirkan faktor jenis kelamin, cobalah untuk berfokus pada faktor lainnya yang bisa kamu ubah. Cobalah latih otot dan meningkatkan kesehatan kardiovaskular lewat latihan kardio dan latihan kekuatan otot yang memadai.

 

Usia

Sementara massa otot menentukan pembakaran kalori, kamu tak bisa melawan arus waktu. Seiring usia bertambah, massa otot berkurang. Malah, setelah melewati usia kepala tiga, kamu mulai kehilangan 3-5 persen massa otot per dekade. Mengapa begitu? Alasannya tidak diketahui dengan jelas.

Sebuah penelitian di Inggris tahun 2017 menjelaskan mengenai fenomena penurunan massa otot dan usia tersebut. Hal ini diduga karena tubuh menolak hormon yang memicu sintesis protein dan penting untuk pemeliharaan massa otot. Karena massa otot berkurang, laju metabolisme juga ikut berkurang dan pembakaran kalori jadi sedikit.

Namun, sebuah penelitian gabungan terkini membantah hal tersebut. Melibatkan lebih dari 6.000 partisipan berusia 8 hari hingga 95 tahun, penelitian yang dimuat dalam jurnal Science tahun 2021 tersebut menemukan bahwa laju metabolisme tetap stabil di usia 20-60 tahun, lalu baru melandai.

Tapi, ini bukan berarti laju pembakaran kalori tetap sama sepanjang usia! Selain manusia belum mengerti dan dapat menghitung metabolisme secara akurat, penuaan membawa berbagai perubahan pada tubuh manusia yang bahkan tak dimengerti oleh para pakar.

Tentu saja, usia terus bertambah dan kamu tak bisa menghentikannya. Namun, kamu bisa menjaga atau bahkan menambah massa otot dengan program olahraga kekuatan otot secara rutin. Dengan begitu, laju metabolisme jadi bertambah dan pembakaran kalori tetap optimal dari waktu ke waktu.

 

Tingkat Kebugaran Tubuh

Credit Image - halodoc.com

Apakah kamu pernah mendengar kata pepatah “bisa karena biasa?” Nah, makin sering kamu melakukan satu gerakan olahraga atau mengangkat beban tertentu, maka makin mudah, kan? Seiring waktu, tubuh memang beradaptasi sehingga olahraga yang tadinya berat menjadi mudah. Namun, hal ini dapat memengaruhi pembakaran kalori.

Karena terbiasa, tubuh membakar kalori lebih sedikit meski menjalani latihan yang sama. Inilah mengapa orang yang baru mulai berolahraga membakar kalori lebih banyak dibanding orang yang sudah lama berolahraga.

Oleh karena itu, cobalah ubah rutinitas olahraga untuk meningkatkan kebugaran dan laju pembakaran kalori.

Ketika melakukan olahraga – termasuk untuk membantu pembakaran kalori, pastikan kamu sudah mengonsumsi vitamin dan mineral guna memaksimalkan aktivitas fisik, ya. Keduanya bisa kamu peroleh dari multivitamin Enervon-C dan Enervon Active.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Kamu dapat minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg dengan rasa yang segar dan berkhasiat untuk memelihara daya tahan tubuh.

Dan, untuk yang punya lambung sensitif, sangat direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.

Selain itu, kandungan Vitamin B Kompleks pada  membantu mengoptimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh sumber energi yang lebih tahan lama. Hal ini tentu dapat membuat tubuh makin aktif dan produktif sepanjang hari.

Untuk mendapatkan produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan untuk membelinya dari official store yang terdapat di e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat.

 

Jadi, itulah kelima faktor yang bisa memengaruhi jumlah pembakaran kalori, termasuk selama berolahraga. Untuk itu, tetap perhatikan sejumlah hal di atas, ya!

 

 

Featured Image – klikdokter.com