Setiap orang tua pasti ingin memiliki anak yang pintar. Karena anak pintar diharapkan mampu bertahan menghadapi persaingan dunia yang semakin ketat. Namun, tahukah kau bahwa anak yang pintar belum tentu cerdas? Faktanya, meski seringkali dianggap sama, ternyata cerdas dan pintar memiliki dua istilah yang berbeda. Apa perbedaannya?

Pintar atau cerdas?

Credit: Independent.co.uk

Istilah pintar sendiri mengacu pada hasil akhir yang diperoleh seseorang setelah berhasil menghadapi suatu hal. Contohnya, seorang anak yang rajin belajar matematika akan pintar dalam bidang tersebut. Berarti, untuk menjadi pintar diperlukan usaha dan waktu.

Sedangkan cerdas merupakan hal yang telah ada sejak lahir. Kondisi ini umumnya yang menentukan cara belajar yang dimiliki seorang anak. Cara sederhana mengetahui anak yang cerdas adalah dengan melihat dari bagaimana ia belajar sesuatu yang baru. Umumnya, anak cerdas dapat menguasai suatu hal yang baru relatif lebih cepat.

Lalu, mana yang lebih baik antara pintar dan cerdas? Sebenarnya, keduanya sama saja. Karena anak cerdas dan anak pintar sama baiknya. Setiap anak memiliki tipe kecerdasan yang berbeda. Dan untuk tiap jenis kecerdasan perlu stimulasi dan metode belajar yang sesuai untuk mencapai kemampuan optimalnya.

Optimalkan kemampuan otak anak

Untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, setiap anak harus mendapat nutrisi serta stimulasi yang tepat. Pemberikan nutrisi dan stimulasi ini dapat dimulai sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Untuk mengoptimalkan perkembangan otak anak, berikut beberapa hal yang bisa kamu lakukan:

1. Berbicara dengan baik

Credit: scienceandtechnologyresearchnews.com

Bicaralah dengan bayi setiap saat, bahkan ketika kamu melakukan suatu aktivitas. Selain membantu perkembangan indera pendengaran, percakapan ini juga akan memberikan stimulasi pada otak anak.

2. Mengelus perut

Credit: Cosmopolitanfm

Mengelus perut merupakan salah satu cara untuk menyentuh bayi yang masih berada di dalam kandungan secara tidak langsung. Dan sembari mengelus perut, jangan lupa untuk bercakap- cakap dengan bayimu.

3. Berikan musik pada anak

Credit: Momjunction.com

Musik yang sesuai dapat membantu membuat kamu dan janin dalam kandungan jadi lebih rileks, sehingga denyut jantung pun dapat lebih teratur.

4. Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi lengkap

Credit: womenshealth.com.au

Makanan yang dikonsumsi ibu hamil sangat mempengaruhi kesehatan janin. Maka dari itu, kamu harus terus mengonsumsi makanan yang sehat, bergizi lengkap dan seimbang. Sepanjang masa kehamilan, ibu memerlukan zat gizi seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Selain itu, jika diperlukan ibu dapat mengonsumsi suplemen untuk melengkapi kebutuhan gizi tersebut.

Tidak ada kata terlalu cepat untuk mempersiapkan segala sesuatunya bagi si kecil. Karenanya, penting bagimu untuk memberikan nutrisi serta stimulai sedini mungkin, agar anak dapat tumbuh cerdas dan pintar.

 

Featured Image - Unsplash.com/@benwhitephotography