Tahukah kamu bahwa jejak digital juga mampu memengaruhi reputasi kerja? Digital footprint – atau disebut sebagai jejak digital adalah sesuatu yang tidak bisa dengan mudah dihilangkan dan bisa disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, lho.

Apalagi, dengan adanya media sosial yang punya peran besar dalam menyimpan jejak tersebut. Untuk itu, ada baiknya kamu bisa menggunakan media sosial dengan lebih bijak, sehingga reputasi kerja tidak ikut terganggu.

Lalu, bagaimana caranya menjaga jejak digital agar reputasi kerja tak rusak karenanya? Berikut informasi lengkapnya.

 

 

Apa Itu Jejak Digital?

Credit Image - tribunnews.com

Melansir laman Tech Terms, jejak digital atau digital footprint, adalah tapak data yang tertinggal setelah kamu beraktivitas di internet.  Kegiatan seperti mengirim email, mengunjungi sebuah website, hingga posting sesuatu di media sosial sudah cukup untuk meninggalkan digital footprint.

Hal satu ini dapat kamu bandingkan dengan wisata ke pantai, di mana kamu sudah pasti akan meninggalkan jejak kaki di pasir. Nah, masalahnya, jejak digital tak bisa hilang layaknya tapak kaki di pasir. Ia akan tetap ada meskipun sudah ditinggal untuk waktu yang lama.

Hal ini cukup berbahaya. Pasalnya, jejak yang ditinggalkan di dunia maya merupakan informasi yang dapat menggambarkan kepribadianmu. Bila tidak segera dikelola, banyak orang tidak bertanggung jawab yang bisa menyalahgunakannya, lho.

 

Bahaya dari Jejak Digital

Credit Image - suara.com

Sejatinya, di era modern ini, setiap orang pasti pernah meninggalkan jejak digital. Entah itu di media sosial maupun platform lainnya. Pengguna bisa secara aktif mempublikasikan informasi sensitif terkait pekerjaan dan kehidupan mereka dengan membagikannya pada blog pribadi.

Atau, pengguna mungkin secara pasif, seringkali tidak sengaja, menyumbangkan metadata mereka pada layanan yang sering digunakan, seperti menyebarkan alamat IP perangkat mereka, menampilkan perilaku penjelajahan di search engine, dan loyalitas pada layanan yang bisa melacak informasi pengguna.

Masalahnya, masih banyak orang yang belum sadar mengenai risiko berbahaya yang bisa hadir dengan meninggalkan informasi sensitif tersebut. Lantas, apa saja bahaya yang bisa ditimbulkan dengan menyisakan jejak digital?

1. Digital Exposure

Dilansir dari Ciso Platform, risiko berbahaya pertama yang dapat ditimbulkan jejak digital adalah digital exposure. Istilah satu ini mengacu pada akses bebas yang didapatkan orang-orang tak bertanggung jawab pada data-datamu.

Hal ini bisa menyebabkan kerugian yang cukup parah. Seperti pencurian identitas atau tindakan kriminal lainnya.

 

2. Phishing

Risiko berikutnya yang bisa timbul karena tidak berhati-hati dengan digital footprint merupakan kegiatan phishing. Serangan manipulatif ini bisa membahayakan pengguna dengan membobol data-data penting mereka, seperti rekening ATM atau berbagai file berharga di tempat kerja.

Biasanya, tindakan kriminal ini bisa terjadi karena penyerang sudah mendapatkan informasi sensitif korban yang tertinggal di internet.

 

3. Reputasi profesional

Menurut hasil riset Career Builder pada tahun 2017 silam, hampir 70% perusahaan di Amerika Serikat menggunakan media sosial untuk melirik profil pencari kerja. Di era global ini, rekruter akan memerhatikan pola hidup serta kepribadian kandidat berdasarkan aktivitas mereka di media sosial.

Hal ini bisa membahayakan pekerja bila mereka tidak mengelola jejak digital dengan benar. Jika perusahaan menemukan aktivitas yang dirasa kurang sesuai dengan kultur mereka, reputasi profesional si kandidat bisa tercoreng.

 

Tips Mengelola Jejak Digital

Credit Image - tittleforparents.com

Seperti diketahui, meninggalkan jejak digital merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindari di era modern ini. Meskipun demikian, masih ada, kok, beberapa cara efektif untuk mengelolanya. Berikut ulasannya.

  • Hindari penyebaran data-data penting, seperti alamat rumah, rekening ATM, atau nomor handphone di internet.
  • Buatlah password yang kuat untuk tiap akun media sosialmu.
  • Jangan post sesuatu yang sifatnya terlalu personal.
  • Gunakan layanan pelindung data pada device kesayanganmu.
  • Cari namamu sendiri di Google dan hapus semua informasi sensitif yang kamu temukan.

Selain menjaga jejak digital, untuk membangun reputasi yang baik di tempat kerja, pastikan pula kamu sudah menjaga kesehatan dengan baik. Jika tidak, performa kerja bisa menurun – dan akhirnya reputasi pun bisa terpengaruhi, lho.

Untuk menjaga kesehatan kamu dianjurkan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengurangi makan makanan berlemak, istirahat yang cukup, hindari begadang jika tidak mendesak, dan olahraga rutin minimal 3 kali seminggu.

Dan jangan lupa untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral – yang dapat membantu proses metabolisme dan membantu pembentukan energi tubuh agar kamu tidak gampang lemas ketika melakukan aktivitas.

Enervon Active mengandung non-acidic 500 mg Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tidak mudah lelah, sekaligus menjaga daya tahan tubuhmu.

Selain itu, kandungan vitamin B kompleks di dalamnya dapat membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi bisa diubah menjadi sumber energi – yang lebih tahan lama. Manfaat ini bisa membuatmu makin aktif dan produktif sepanjang hari, lho.

Dan yang sudah pasti, vitamin C di dalam multivitamin Enervon Active dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh, sehingga kamu tidak mudah sakit – dan bisa semakin produktif dalam menjalani aktivitas harian.

Untuk mendapatkan produk Enervon kamu bisa membelinya di official store di Tokopedia.

 

Gimana, nih? Sekarang kamu sudah paham ya pentingnya menjaga jejak digital agar reputasi kerja tidak terganggu. Pastikan kamu lebih bijak dalam menggunakan media sosial, ya!

 

 

Featured Image – voi.id