Moms dan dads, rasa empati memang perlu ditanamkan sejak ia berusia dini. Untuk mengajari Si Kecil, ada beberapa cara yang bisa diterapkan guna melatihnya, lho. Dengan mengajari anak contoh empati, diharapkan anak memiliki kemampuan untuk menempatkan diri, memahami perasaan orang lain, serta mengontrol emosi dengan baik.

Perlu diketahui, umumnya, anak baru memahami konsep empati ketika ia berusia 8-9 tahun. Namun, di usia 5 tahun, Si Kecil sudah bisa menyatakan perasaan tentang bagaimana dirinya ingin diperlakukan sekaligus bagaimana sebaiknya ia memperlakukan orang lain.

Untuk mengajari berbagai contoh empati pada Si Kecil, berikut cara yang bisa moms dan dads terapkan.

 

 

Ajarkan Anak Mengenali Emosi

Credit Image - cantik.tempo.co

Anak dapat memahami dan mengelola emosinya dengan baik saat ia mampu mengenali perasaannya. Sebagai orangtua, moms dan dads dapat membantu Si Kecil mengenali perasaannya dengan berbagai cara.

Misalnya, ketika Si Kecil menangis karena tidak boleh main hujan-hujanan saat demam, kamu bisa mengatakan, "Ibu paham kamu sedih karena tidak bisa main hujan, tetapi kamu masih demam, Nak. Nanti sakitnya malah tambah parah."

Selain itu, moms dan dads juga bisa mengajaknya bermain tebak-tebakan dengan menyediakan kumpulan stiker bergambar ekspresi emosi dasar, seperti sedih, marah, atau senang. Minta Si Kecil memilih salah satu stiker yang menggambarkan perasaannya saat itu, lalu minta ia untuk menceritakan alasan memilih ekspresi tersebut.

 

Penuhi Kebutuhan Emosi Anak

Pengalaman emosional antara orangtua dan anak sangat penting untuk perkembangan empatinya. Interaksi positif dan menghargai perasaan anak akan membuatnya merasa aman, terlindungi, dan dicintai sehingga anak akan lebih peka terhadap kebutuhan emosional orang lain.

 

Berikan Contoh Empati

Credit Image - ulyadays.com

Melatih emosi anak akan sulit jika orangtua tidak memberikan contoh empati yang tepat kepada anak. Contoh mudahnya, ketika ada temannya yang mau meminjamkan pensil saat ia tidak membawa pensil ke sekolah.

Katakan kepadanya bahwa melakukan hal yang baik membuat orang lain merasa tertolong. Dengan begitu, anak akan memahami bagaimana tindakannya dapat memengaruhi orang lain.

 

Posisikan Diri Anak Sebagai Orang Lain

Melatih anak berempati dapat dilakukan dengan cara mengajaknya untuk memosisikan dirinya sebagai orang lain. Misalnya, saat anak merebut mainan orang lain, tanyakan bagaimana perasaannya saat mainan miliknya direbut oleh temannya.

Moms dan dads juga bisa menggunakan cerita di buku atau film favorit anak. Pilih salah satu karakter, lalu posisikan Si Kecil dalam karakter tersebut untuk tahu bagaimana reaksinya. Tanyakan pada Si Kecil bagaimana perasaannya apabila ia mengalami salah satu kejadian dalam film tersebut.

 

Ajari Anak Sopan Santun

Credit Image - tokopedia.com

Memasuki usia 5 tahun, moms dan dads dapat melatih empati Si Kecil dengan cara mengajari nilai kesopanan. Berikan pengertian kepadanya mengenai pentingnya menunjukkan rasa peduli dan hormat kepada orang lain.

Misalnya, saat Si Kecil menginginkan sesuatu, ajari ia untuk mengucapkan kata “tolong”. Ajari pula kebiasaan mengucapkan “terima kasih” setelah diberi sesuatu oleh orang lain. Selain itu, jika ia melakukan kesalahan, ajarkan untuk mengatakan kata “maaf”.

Mengajari contoh empati memang dapat membantu membangun karakteristik yang baik bagi Si Kecil, ya. Tentu saja hal tersebut berperan dalam memaksimalkan tumbuh kembangnya.

Agar nutrisi anak juga dapat dipenuhi dengan memberinya multivitamin dengan kandungan lengkap, lho. Tapi, seperti apa multivitamin yang direkomendasikan?

Moms dan dads, dapat memberi anak Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D – yang dapat memaksimalkan proses tumbuh kembang Si Kecil, bantu memenuhi kebutuhan nutrisi, hingga menjaga daya tahan tubuhnya agar tidak mudah sakit.

Untuk mendapatkan produk Enervon kamu bisa membelinya di official store di Tokopedia, ya.

 

Mengajari anak soal contoh empati memang tidaklah mudah. Namun, pastikan kamu mulai membiasakannya sejak usia dini ya, moms dan dads. Selamat mencoba!

 

 

Featured Image – klikdokter.com