Memiliki berat badan ideal memang baik untuk menjaga kesehatan. Namun, tidak jarang orang yang justru mengalami masalah kenaikan berat badan. Sebenarnya, berat badan naik wajar saja dialami, apalagi jika kalori yang dikonsumsi lebih besar daripada kalori yang digunakan. Kalori yang berlebih tersebut kemudian akan disimpan oleh tubuh dalam bentuk cadangan makanan.

Meski demikian, makan dalam jumlah banyak bukanlah satu-satunya penyebab berat badan naik. Tapi, ada berbagai faktor lain yang memengaruhinya. Apa saja hal tersebut? Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.

 

 

Kurang Tidur

Credit Image - health.kompas.com

Normalnya, tubuh memerlukan waktu sekitar 8 jam untuk beristirahat. Namun, mereka yang memiliki masalah kesulitan tidur atau tidur kurang dari 6 jam saat malam hari cenderung memiliki lemak tubuh yang berlebih.

Penyebabnya, mereka yang masih terjaga hingga larut malam akan makin besar kemungkinannya untuk makan atau sekedar ngemil pada malam hari. Tentunya, hal tersebut makin menambah kalori yang masuk ke tubuh.

Selain itu, kurang tidur juga menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak hormon kortisol sehingga memicu peningkatan berat badan. Kondisi tersebut juga menyebabkan hormon yang mengatur rasa lapar menjadi kacau.

 

Stres

Ketika mengalami stres, maka tubuh akan memproduksi hormon kortisol lebih banyak. Hormon kortisol atau disebut dengan istilah hormon stres yang diproduksi berlebih akan meningkatkan nafsu makan. Akibatnya, kalori yang masuk ke dalam tubuh juga semakin meningkat sehingga memicu penambahan berat badan.

Begitu pula dengan mereka yang mengalami depresi juga biasanya memiliki kadar hormon kortisol yang tinggi. Apabila mengalami masalah depresi, ada baiknya berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater.

 

Menopause

Credit Image - alodokter.com

Sebagian perempuan mengalami peningkatan berat badan saat memasuki usia menopause. Hormon estrogen yang menurun saat menopause dapat menyebabkan penumpukan lemak di sekitar perut.

Selain itu, usia yang makin menua juga menyebabkan metabolisme tubuh menjadi menurun sehingga proses pembakaran kalori makin melambat. Tidak hanya hormon estrogen saja, adanya masalah tidur dan mood juga dapat menghalangi seseorang untuk makan makanan sehat dan berolahraga rutin.

 

Berhenti Merokok

Menghentikan kebiasaan merokok merupakan hal yang sangat baik untuk kesehatan. Bagi beberapa orang yang berhenti merokok mungkin akan merasakan penambahan berat badan. Para ahli percaya kondisi tersebut terjadi karena nikotin dalam rokok dapat menekan nafsu makan dan adanya gejala putus zat (withdrawal) serta stres menyebabkan mereka makan dalam porsi lebih banyak.

Penelitian menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan berat badan pada bulan pertama setelah berhenti merokok sekitar 1 kilogram. Mayoritas peningkatan berat badan terjadi pada 3 bulan pertama setelah berhenti merokok. Meskipun begitu, perubahan berat badan yang terjadi akan berbeda-beda setiap orang.

 

Mengalami Kondisi Medis Tertentu

Credit Image - lifestyle.detakhukum.com

Dilansir MedicineNet, kondisi medis yang sering menyebabkan peningkatan berat badan yaitu hipotiroidisme. Kurangnya produksi hormon tiroid menyebabkan metabolisme tubuh melambat sehingga berat badan bertambah.

Ada pula kondisi sindrom Cushing yang merupakan gangguan akibat kelebihan hormon kortisol. Kondisi tersebut juga menyebabkan berat badan menjadi naik. Kenaikan berat badan biasanya lebih sering terlihat pada wajah, leher, pinggang, dan punggung atas.

Kondisi polycystic ovary syndrome (PCOS) juga menyebabkan peningkatan berat badan. Ini disebabkan tubuh menjadi resistan atau kurang sensitif terhadap insulin, sehingga berat badan menjadi naik.  

Kenaikan berat badan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa di antaranya karena kurang tidur, stres, obat-obat tertentu, dan perubahan gaya hidup seperti berhenti merokok.

Untuk membantu menjalani diet sehat agar bisa mendapat berat badan ideal. Pastikan pula kamu sudah mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral, salah satunya dengan mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C dan Enervon Active.

Multivitamin Enervon-C mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat  yang berperan menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent – dengan kandungan Vitamin C yang lebih tinggi, serta mampu memberikan perlidungan ekstra terhadap tubuh!

Atau, kamu juga dapat mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tak mudah lelah – dan pastinya menjaga imunitas tubuh tetap optimal.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.

Untuk mendapatkan produk Enervon kamu bisa membelinya di official store di Tokopedia, ya.

 

Jadi, tidak hanya soal makanan saja, namun kenaikan berat badan pun bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya, termasuk 5 hal di atas. Jika kamu mengalami peningkatan berat badan – dan tidak dapat dijelaskan, tidak ada salahnya untuk segera menemui dokter untuk mencari tahu penyebabnya.

 

 

Featured Image – honestdocs.id

Source – idntimes.com