Belum usai ancaman subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, kini ditemukan kembali adanya subvarian baru, yaitu BA.2.75 – atau disebut juga sebagai Centaurus. Varian ini pertama kali terdeteksi di negara India pada bulan Mei silam.

Yang mengkhawatirkan, Kementerian Kesehatan Ri menyatakan bahwa subvarian Omicron Centaurus sudah memasuki Indonesia. Meski demikian, dipastikan kenaikan kasus di Indonesia mirip dengan tren Covid-19 di India, yang berbeda dengan negara-negara lain yang sudah memiliki lebih dari 100 ribu kasus.

Berbicara soal Omicron Centaurus, ada berbagai hal yang wajib kamu perhatikan. Berikut ini informasi lengkapnya.

 

 

Disebut Sebagai Cucu Omicron Awal

Credit Image - bbc.com

Sebelumnya, sekitar 80 persen kasus Covid-19 di Amerika Serikat didominasi dari Omicron varian BA.5, Bunda. Namun, baru-baru ini para ahli mengatakan ada subvarian baru yang lebih mengkhawatirkan, yakni BA.2.75.

Varian ini merupakan subvarian lain yang diturunkan dari Omicron versi BA.2 Sementara itu, seorang Ahli Mikrobiologi dan Direktur Virologi Klinis di Mayo Clinic Minnesota, Matthew Binnicker, Ph.D, menyebut varian Omicron Centaurus sebagai cucu dari Omicron versi awal.

Para ahli mengungkapkan Omicron Centaurus sangat menular dan mungkin bisa melewati kekebalan sebelumnya. Meski begitu, memakai masker dan vaksinasi merupakan tindakan pencegahan yang baik untuk dilakukan.

 

Apa Saja Gejala yang Ditimbulkan?

Merangkum dari laman Mirror, ada beberapa gejala Omicron Centaurus yang mungkin muncul dari mereka yang terinfeksi. Berikut ini adalah deretannya:

  • Suhu tubuh tinggi atau menggigil
  • Batuk terus menerus (lebih dari satu, tiga, hingga 24 jam)
  • Kehilangan indra penciuman
  • Sesak napas
  • Merasa lelah
  • Merasa sakit di tubuh
  • Sakit kepala
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau berair
  • Kehilangan selera makan
  • Diare

Di Indonesia sendiri salah seorang pasien yang terkonfirmasi berada di wilayah Bali. Satgas Penanganan Covid-19 pun membeberkan kondisi terkini pasien. Lalu, Juru Bicara Kemenkes Muhammad Syahril mengatakan bahwa gejala yang muncul serupa dengan yang ditemukan pada pasien Omicron BA.4 dan BA.5.

 

Sudah Teridentifikasi di Berbagai Negara Ini

Credit Image - noticieros.televisa.com

Setelah kemunculannya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terus melakukan pemantauan dari Omicron Centaurus ini, Bunda. WHO pun mengungkap penyebaran varian ini sangat cepat di India dan terdeteksi di negara lainnya.

Menurut data pelacakan dari GISAID yang disusun oleh Raj Rajnarayan, PhD, Asisten Dekan Penelitian dan Profesor di Arkansas State University, subvarian telah terdeteksi di lebih dari selusin negara lain, termasuk Amerika Serikat.

Beberapa kasus yang diidentifikasi sebagai BA.2.75 telah terdeteksi di California, Washington, Illinois, New York, North Carolina, Texas dan Wisconsin. Meski begitu, para ahli mengatakan mereka perlu melakukan penelitian, pengujian, dan pengawasan untuk mengetahui penyebaran dan seberapa lazim hal ini.

 

Akankah Menjadi Variant of Concern?

Para pejabat di WHO mengatakan Omicron Centaurus menjadi salah satu varian yang menjadi perhatian dan akan terus melakukan pemantauan. Hal ini karena Omicron Centaurus memiliki mutasi pada protein lonjakan mereka.

Varian BA.2.75 memiliki mutasi tambahan di atas apa yang ada pada BA.5, jadi lebih banyak lagi perubahan pada protein lonjakan itu.

Meski begitu, beberapa ahli mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui dan memastikan apa yang mungkin dilakukan oleh subvarian ini, Bunda. Para ahli belum bisa memastikan bagaimana varian ini bisa menyerang serta seperti apa perbandingannya dengan varian BA.5.

 

Hal yang Perlu Dilakukan

Credit Image - realfood.co.id

Para ahli mengatakan penggunaan masker dan melakukan vaksinasi masih menjadi tindakan efektif yang bisa dilakukan. Vaksinasi memang tidak bisa melindungi diri sepenuhnya, namun bisa menurunkan gejala ketika terserang varian ini.

Selain vaksinasi, menerapkan protokol kesehatan berupa menjaga jarak, memakai masker, rutin mencuci tangan juga sangat direkomendasikan untuk dilakukan meskipun sudah mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Lalu, menjaga kekebalan dapat dilakukan dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat. Dan, lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C dan Enervon Active.

Multivitamin andalanmu yang satu ini memiliki kandungan lengkap, mulai dari Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Konsumsi Enervon-C Effervescent dengan kandungan vitamin C lebih tinggi, yakni 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra, serta mampu membuat tubuhmu terasa lebih segar.

Namun, jika kamu memiliki masalah lambung yang cukup sensitif, maka direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Dengan rutin mengonsumsi multivitamin dari Enervon, imunitas tubuh bakal lebih kuat, sehingga tidak mudah terjangkit penyakit, termasuk Covid-19. Selain itu, kandungan vitamin B kompleks di dalamnya juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama.

Untuk mendapatkan produk Enervon kamu bisa membelinya di official store di Tokopedia, ya.

 

Itulah deretan hal yang perlu kamu ketahui mengenai subvarian Omicron baru BA.2.75 – atau disebut juga sebagai Centaurus. Yuk, terus waspada akan kemunculan varian Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan dan menjaga kekebalan tubuhmu!

 

 

Featured Image – freepik.com

Source – cnnindonesia.com