Adanya beragam latar belakang dan karakter orang, bukan tak mungkin rasisme semakin merambah. Tanpa adanya edukasi yang baik, anak-anak usia dini pun dapat melakukan tindakan rasisme tanpa disadari, lho.

Dengan semakin maraknya rasisme, maka moms dan dads perlu menjelaskan mengenai hal ini kepada Si Kecil sejak dini.

Ingat, rasisme tidak hanya berwujud kekerasan saja. Hal sederhana seperti candaan juga bisa menjadi wadah bagi perilaku tersebut. Edukasi yang tepat akan membantu anak mengenali sikap yang baik dan buruk seiring perkembangan lingkup sosialnya.

Berikut tips yang dapat dilakukan orangtua untuk menjelaskan rasisme pada anak sesuai kelompok usianya.

 

 

Usia 2-5 Tahun

Credit Image - liputan6.com

Anak-anak sudah mampu melihat perbedaan antara dirinya dan orang lain, tapi mereka belum dapat mengenali orang lewat ras, gender, ataupun etnis. Mereka juga tidak kenal diskriminasi terhadap orang-orang yang berbeda darinya.

Jika Si Kecil tidak pernah bertemu orang yang berbeda darinya, ia akan menganggap mereka sebagai sesuatu yang asing. Jadi, manfaatkan momen ini dengan mengenalkan sebanyak mungkin keberagaman kepada anak.

Ajari anak berteman baik dengan orang dari warna kulit dan bentuk rambut yang berbeda. Ajaklah ia makan makanan yang tidak pernah dibuat oleh keluargamu. Bila memungkinkan, coba kenalkan anak dengan bahasa kedua.

Di tahap ini, moms dan dads mungkin belum bisa menjelaskan rasisme secara gamblang. Namun, kamu dapat menyiasatinya dengan cara berikut ini.

  • Bersikap jujur dan terbuka. Biarkan anak tahu bahwa semua orang terlahir berbeda.
  • Tidak mengabaikan pertanyaan anak tentang perbedaan orang-orang.
  • Tidak memakai stereotip seperti, “Temanmu bicaranya keras karena dia orang Batak,” atau “Anak laki-laki tidak boleh main masak-masakan.”
  • Menunjukkan kepada anak bahwa teman-temanmu juga beragam.

 

Usia 6-12 Tahun

Credit Image - parenting.co.id

Menjelaskan rasisme kepada anak lebih mudah pada tahap ini, tapi moms dan dads tidak boleh terlalu kaku. Tanyakan apa yang Si Kecil dengar di sekolahnya dan yang ia tonton di TV hari ini. Jalin komunikasi bersama anak dengan membiarkan ia bercerita sebanyak-banyaknya.

Anak-anak pada tahap ini sudah mengerti rasa benci dan perasaan saat ia diperlakukan tidak adil. Ia akan merasa heran setiap melihat teman yang di-bully atau saat tidak diberikan bola oleh temannya sepanjang jam pelajaran olahraga.

Anak akan semakin sering memberi pertanyaan yang tidak moms dan dads duga. Pada saat yang sama, ia juga mencontoh cara orangtuanya berbicara dan berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya.

Berikut beberapa tips yang bisa kamu ikuti pada tahap ini:

  • Jadilah panutan bagi anak dengan bersikap baik kepada orang lain tanpa memandang suku, ras, agama, dan sebagainya.
  • Tanyakan pada anak apakah ia merasa berbeda dengan orang lain. Jika ya, tanyakan apa yang membuatnya merasa demikian.
  • Jika anak mengatakan sesuatu yang berbau rasis, jangan hanya diam. Tanyakan alasannya, lalu jelaskan bahwa sikap seperti itu tidak baik.
  • Ajak anak menonton TV atau melakukan kegiatan yang bisa memancing diskusi.

 

Usia 13-17 Tahun

Credit Image - highend-magazine.okezone.com

Nah, rentang usia ini menjadi masa paling penting untuk menjelaskan rasisme kepada anak. Pasalnya, remaja akan mengumpulkan berbagai informasi tentang orang-orang di sekitarnya dalam rangka mencari jati diri. Ia ingin tahu di mana posisinya dalam kelompok sosial.

Para remaja juga dibanjiri informasi dari penggunaan media sosial. Tanpa pengawasan orangtua, pemakaian medsos bisa mengubah pola pikir remaja. Perubahan ini mungkin berdampak hingga mereka dewasa.

Di sisi lain, orangtua kadang merasa sulit dekat dengan anak yang beranjak remaja. Ini terjadi karena remaja cenderung lebih percaya kepada temannya. Tidak ada yang salah dengan ini, asalkan kamu tetap berusaha menanamkan nilai positif kepadanya.

Berikut beberapa tips yang dapat moms dan dads coba:

  • Tetap sering mengobrol dengan anak. Meski terkesan tidak acuh, anak sebenarnya tetap ingin berdiskusi dengan orangtuanya.
  • Ajak ia mengobrol tentang isu yang sedang hangat, seperti bully, selebritas yang sedang viral, dan lain-lain.
  • Kenalkan anak pada kegiatan relawan, ekskul, dan sebagainya agar pergaulannya semakin luas.
  • Pastikan perilakumu sesuai dengan kata-kata dan nasehat yang diberikan.

 

Dalam proses mengenalkan anak pada keberagaman yang ada di lingkungan sosial, agar ia tetap fokus dan semakin memahami sikap tersebut, pastikan moms dan dads juga sudah memberikan vitamin lengkap – nutrisi ini dapat membantu meningkatkan kecerdasan sekaligus perkembangan otak anak, lho.

Selain dengan memberi asupan makanan bernutrisi tinggi, moms dan dads dapat berikan asupan multivitamin dari Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D yang dapat membantu menjaga daya tahan tubuh anak.

Selain itu, sejumlah vitamin tersebut juga dapat membantu meningkatkan nafsu makan Si Kecil, mengoptimalkan tumbuh kembangnya, memperkuat tulang dan gigi, sekaligus membantu penuhi kebutuhan nutrisi harian.

Yuk, peroleh multivitamin Enervon-C Plus Sirup dengan mendapatkannya di official store di Tokopedia, ya.

 

Apakah moms dan dads sudah mengenalkan soal rasisme pada anak? Pastikan kamu sudah melakukannya sejak ia berusia dini!

 

 

Featured Image – journal.sociolla.com

Source – hellosehat.com