Ketika bertambah usia nanti, apa yang ada di pikiranmu? Menua? Sakit pinggang? Atau bakal pikun? Deretan hal tersebut tidak salah. Namun, jangan sampai kamu melupakan bahwa seiring berjalannya waktu, maka sistem imunitas tubuh pun semakin menurun.

Perlu diketahui, kekebalan tubuh tidak seresponsif dan setangguh ketika di masa muda, bahkan penyakit silih berganti berdatangan.

Tapi, tdengan adanya sanitasi dan layanan kesehatan, angka harapan hidup manusia pun masih terus bertambah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Yang menjadi permasalahan di sini, yaitu gaya hidup manusia yang terus berubah – dan seringkalmunitas sulit bekerja di usia senjai membuat i.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Berikut ini penjelasan lengkapnya.

 

 

Adanya Perubahan Gaya Hidup Seiring Berkembangnya Zaman

Credit Image - washingtonpost.com

Sejatinya, manusia memiliki angka harapan hidup yang tinggi. Dibanding dengan kerabat manusia yang paling dekat, simpanse dan gorila, yang hidup 10-15 tahun saja setelah mencapai usia dewasa, angka harapan hidup manusia lebih dari itu.

Menurut sebuah studi gabungan di benua Eropa dan Amerika berjudul "The emergence of longevous populations" dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS) tahun 2016, setelah garis evolusi manusia terputus dengan primata lain, angka harapan hidup leluhur kita terus bertambah selama 5 juta tahun ke depan.

Sudah lebih dari 250 tahun berjalan sejak abad ke-18 hingga sekarang, angka harapan hidup tersebut terus bertambah, apalagi sejak manusia sadar akan sanitasi dan layanan kesehatan makin mudah didapat.

Saat ini, kamu hidup di masa manusia hidup dengan rata-rata angka harapan hidup tinggi. Namun, sepanjang sejarah evolusi, manusia telah menyesuaikan diri dengan gaya hidup yang berbeda, sehingga angka harapan hidup manusia pun ikut terdampak.

Akibatnya, tidak hanya kekebalan melemah di usia tua, sistem imun manusia pun juga menjadi tidak stabil. Hal tersebut memengaruhi dua cabang sistem kekebalan: kekebalan bawaan dan kekebalan adaptif. Fenomena ini disebut inflamm-ageing oleh para peneliti.

 

Efek Penuaan pada Kekebalan Bawaan

Kekebalan bawaan adalah lini terdepan tubuh untuk melawan infeksi akibat patogen, seperti virus dan bakteri. Saat usia menua, kekebalan bawaan ini juga ikut menua dan lamban memulihkan diri setelah infeksi. Hasilnya adalah inflamasi kronis.

Menurut penelitian gabungan dari Britania Raya dan Amerika Serikat (AS) berjudul "Age and Age-Related Diseases: Role of Inflammation Triggers and Cytokines" dalam jurnal Frontiers in Immunology tahun 2018, kelompok lansia terus "dihajar" inflamasi ringan yang persisten. Hal tersebut membahayakan mereka.

Meski inflamasi adalah bagian dari respons yang normal untuk proses penyembuhan dan pencegahan infeksi bakteri serta virus, tetapi tidak semua inflamasi itu baik. Justru, ketika inflamasi menjadi persisten, ini bisa membahayakan.

Setelah menghadapi infeksi, imun pada generasi muda akan mengeluarkan respons antiinflamasi. Hal tersebut tidak terjadi pada sistem imun lansia karena penumpukan sel imun yang sudah usang.

Bukannya melindungi, sel imun yang usang ini juga menghasilkan lebih banyak molekul yang bertugas sebagai sinyal kekebalan yang disebut sitokin, yang mendorong peradangan. Selain itu, sel imun yang usang tersebut juga memproduksi banyak interleukin 6 (IL-6) dan tumor necrosis factor-alpha (TNF-alpha), yang juga memengaruhi inflamasi pada tubuh.

Sebuah penelitian gabungan di Austria dan Jerman berjudul "Physical Activity and Diet Shape the Immune System during Aging" dalam jurnal Nutrients tahun 2020 menyatakan bahwa tingginya angka IL-6 dan TNF-alpha berpotensi mengakibatkan kematian dan kelumpuhan pada lansia.

Kedua substansi tersebut juga berhubungan erat dengan:

 

Efek Penuaan pada Kekebalan Adaptif

Credit Image - suara.com

Berbeda dengan imun bawaan, sel imun T pada sistem imun adaptif belajar untuk mengenali patogen pada bakteri dan virus serta meningkatkan respons imun agar bisa mencegah infeksi yang sama di masa mendatang.

Jumlah sel T akan tetap konstan selamanya, tetapi jumlah sel T yang tidak terdiferensiasi terus menyusut selama bertahun-tahun, karena makin banyak sel T yang berkomitmen untuk menangani infeksi tertentu. Seiring bertambahnya usia, imun adaptif makin lemah dan tidak bisa memerangi infeksi virus, bakteri, hingga jamur dengan efektif.

Vaksinasi hanya sedikit membantu imun yang sudah usang pada lansia. Hal tersebut dipaparkan sebuah riset di AS berjudul "Aging and influenza vaccine-inducedimmunity" dalam jurnal Cellular Immunology tahun 2020. Sebagai tolok ukur, vaksin influenza secara rutin malah mengurangi respons antibodi pada tubuh lansia.

Selain itu, imun adaptif yang lemah juga membuka celah bagi cytomegalovirus (CMV) untuk menginvasi tubuh lansia. Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), setengah dari populasi orang dewasa di AS mengidap CMV dan mayoritas adalah asimtomatik.

Lantas, apa hal yang bisa dilakukan untuk memengaruhi penuaan pada sistem imunitas tubuh?

 

Olahraga dapat Membantu Kuatkan Imunitas

Cara pertama yang mudah adalah dengan berolahraga rutin. Hal tersebut diungkapkan oleh penelitian gabungan Britania Raya dan AS, "Can physical activity ameliorate immunosenescence and thereby reduce age-related multi-morbidity?" dalam jurnal Nature Reviews Immunology tahun 2019

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik jarang dipertimbangkan ketika memeriksa tanggapan kekebalan dari kelompok lansia. Padahal, menggerakkan badan secara rutin dapat memproduksi protein bernama miokin yang dapat meredakan inflamasi penyebab diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

Jumlah sel T yang tidak terdiferensiasi lebih banyak dan sel imun usang lebih sedikit terlihat pada orang-orang yang sering berolahraga. Hal tersebut diungkapkan penelitian gabungan AS, Britania Raya, dan Jerman berjudul "Aerobic fitness is associated with lower proportions of senescent blood T-cells in man" dalam jurnal Brain, Behavior, and Immunity tahun 2011.

Untuk itu, luangkan waktu setidaknya 1-2 jam untuk berolahraga ringan, seperti jogging dan bersepeda. Kamu pun juga bisa melakukan aktivitas fisik lainnya di rumah. Yang terpenting rutin dilakukan!

 

Pola Makan Sehat pun Perlu Diterapkan

Credit Image - prevention.com

Selain olahraga rutin, pola makan juga harus dijaga demi imun di masa tua. Memang, secara ilmiah tidak ada bukti konkret pola makan dapat menahan penuaan imun. Akan tetapi, secara tidak langsung, hal ini terbukti.

Pola makan apa yang dianjurkan? Secara spesifik, penelitian gabungan dari AS dan Italia "Inflammageing: chronic inflammation in ageing, cardiovascular disease, and frailty" dalam jurnal Nature Reviews Cardiology tahun 2018, diet Mediterania adalah yang terbaik untuk menjaga sistem imun hingga usia senja.

Seperti apa pola diet tersebut? Dianjurkan untuk konsumsi buah, sayur-mayur berdaun hijau dalam porsi yang besar. Konsumsi daging ikan, unggas, dan produk ternak dalam porsi sedang. Dan daging merah serta gula dalam porsi kecil.

Dan tak kalah penting, dalam penerapan hidup sehat, mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral harian tentu tidak boleh dilewatkan, ya. Apalagi buatmu yang punya aktivitas padat, kedua nutrisi ini penting dipenuhi agar proses metabolisme semakin optimal – dan tentunya energi tubuh terbentuk dengan baik.

Tak hanya dengan mengonsumsi makanan tinggi gizi, mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral juga dapat dilakukan dengan minum multivitamin – nah, kamu direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active secara rutin!

Enervon Active mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.

Kandungan vitamin C di dalamnya dapat membantu menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah sakit. Selain itu, kandungan vitamin B kompleksnya akan membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama, sehingga tak mudah lelah saat beraktivitas!

Tunggu apa lagi? Yuk, segera dapatkan multivitamin andalanmu ini dengan mengunjungi official store Enervon, ya.

 

Jadi, bertambahnya usia dapat memengaruhi kondisi sistem imunitas tubuh. Hal tersebut pun sudah absolut, tidak bisa dicegah. Namun, kamu masih bisa menjaga kekebalan tetap prima di usia senja, yaitu dengan menerapkan gaya hidup yang sehat.

 

 

Featured Image – detik.com

Source – idntimes.com