Bagi para orangtua, keinginan untuk memberi stimulasi pada anak di usia dini begitu besar. Hal ini karena anak pada usia 0 sampai 6 tahun sering disebut sebagai periode emas anak.

Beberapa penelitian membuktikan bahwa 50% kecerdasan anak terbentuk dalam kurun waktu 4 tahun pertama. Nah, agar stimulasi efektif tentunya perlu disesuaikan dengan usia anak. Jika saat ini anakmu masih dibawah 6 tahun, kenali secara dalam karakteristiknya.

Berikut ini 5 karakteristik anak usia dini yang perlu kamu pahami!

1. Egosentris

Credit: kompasiana.com

Anak cenderung melihat dan memahami dari sudut dan kepentingannya sendiri. Ia akan sulit berbagi mainan dan makanan, serta ia bisa mengamuk ketika keinginannya tidak terpenuhi.

Ketika kamu mengahadapi karakterstik anak usia dini yang satu ini, siasati lah dengan cara mendistraksi dan mengalihkan perhatian anak ke permainan lain.

2. Rasa ingin tahu yang besar

Credit: hipwee.com

Anak selalu ingin tahu apa yang terjadi di sekitarnya. Berbagai benda ingin dipegang, ia ingin berjalan kemana pun, dan membongkar barang yang dilihatnya. Hal ini merupakan bagian dari proses belajarnya.

Manfaatkan hal ini semaksimal mungkin dengan menjadikan benda- benda di rumah sebagai maiannya. Selama tidak membahayakan, hal ini baik karena dapat memenuhi rasa ingin tahu anak.

3. Makhluk sosial

Credit: fimela.com

Sejak usia dini, sebaiknya ajak anak untuk banyak bertemu atau bermain dengan banyak orang. Anak merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi untuk membentuk konsep pada dirinya. Untuk memulainya, kamu bisa mengajak anak untuk pergi ke taman, dan membiarkan ia bermain bersama anak- anak sebayanya.

4. Unik

Credit: hellosehat.com

Karakterisik anak usia dini berikutnya adalah unik. Masing- masing anak pasti memiliki bakat, minat, dan gaya belajarnya yang khas. Keunikan ini biasanya berasal dari faktor genetic dan pengaruh dari lingkungannya.

5. Imajinasi

Credit: temankita.com

Daya imajinasi yang dimiliki anak memang sungguh luar biasa. Mereka bisa menjadikan apapun sebagai maiannya, bahkan ia bisa mengarang cerita serunya sendiri. Manfaatkan momen ini dengan mengajak anak bermain peran, menceritakan dongeng, atau bahkan membuat berbagai gambar sambil bercerita untuk merangsang imajinasinya.

 

Featured Image - brilio.net