Moms dan dads, tahukah kamu bahwa anak-anak juga bisa bersikap perfeksionis? Yap, memang banyak yang mengartikan sikap tersebut sebagai hal baik, namun ternyata perfeksionis pada anak pun dapat membawa dampak buruk, lho.

Perfeksionis adalah sikap yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Pada anak, beberapa penyebabnya, yaitu tuntutan orangtua yang ingin anaknya menjadi sukses, tekanan dari sistem pendidikan yang menjunjung nilai sempurna, persaingan di sekolah, hingga pujian dari orang lain yang sering diterima Si Kecil.

Meski sekilas sikap ini bisa memberi dampak baik untuk masa depan anak, termasuk di bidang akademis. Tanpa harus melakukan banyak cara, anak sudah punya kesadaran sendiri untuk terus belajar agar bisa mendapat hasil yang baik.

Sayangnya sikap perfeksionis bisa mengganggu kesehatan mental anak, seperti menjadi sangat kritis atau menyalahkan diri sendiri ketika gagal, mudah malu dan frustasi, serta kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang penting.

Lantas, jika moms dan dads tengah menghadapi situasi tersebut, apa hal yang dapat dilakukan? Berikut ini beberapa cara yang bisa membantumu.

 

 

1. Ajarkan Anak untuk Menerima Kelemahannya

Credit Image - alodokter.com

Terkadang perfeksionis adalah sikap yang muncul akibat dorongan dari suara-suara di kepalanya yang membuat anak berusaha sekeras mungkin untuk menghindari kesalahan.

Pikiran seperti “kalau begini saja kamu salah, berarti kamu memang nggak mampu” atau “kalau kamu gagal, kamu akan bikin kecewa semua orang” seakan menghantui mereka sepanjang bekerja.

Coba tanyakan kepada anak tentang apa yang membuat mereka kerap merasa frustrasi. Setelah itu, berilah pengertian bahwa sesungguhnya tak apa jika mereka melakukan kesalahan. Tak akan ada yang melabeli dirinya bodoh hanya karena satu kesalahan kecil yang telah diperbuat.

Tekankan pada anak tidak ada orang yang sempurna. Baik orangtua atau teman-temannya juga pasti pernah melakukan kesalahan, yang penting ada sesuatu yang bisa menjadi pelajaran untuk ke depannya.

Jelaskan juga perasaan tersebut tak akan membantu tugasnya menjadi cepat selesai dan malah akan menghambat produktivitasnya.

 

2. Hindari Memberi Ekspektasi Lebih pada Anak

Menghadapi anak yang memiliki perfeksionis, berarti orangtua harus turut menurunkan ekspektasi kepada anak. Ini termasuk ketika ada satu atau dua pelajaran yang nilainya tak sebaik mata pelajaran lain, sebaiknya hindari menekankan anak untuk membuat dua pelajaran itu menjadi sempurna di kedepannya.

Perfeksionis adalah sikap yang dapat menimbulkan rasa cemas, termasuk pada anak-anak, apalagi jika ia tidak bisa memenui ekspektasi dari orangtuanya, bahkan sebelum mereka mengetahui hasilnya.

Ketahui perjuangan anak di balik nilai tersebut, tawarkan bantuan moms maupun dads bila anak mengalami kesulitan. Daripada mendorong anak untuk melakukannya sendiri, bantuan dari kamu tentu bisa membuat anak merasa lebih baik.

Memang, orangtua boleh saja memiliki harapan yang tinggi untuk anak, tapi orangtua juga harus tahu apakah harapan tersebut sesuai dengan kemampuannya atau apa yang ia ingin lakukan.

 

3. Berikan Pujian

Credit Image - parentalk.id

Perfeksionis adalah sikap yang sebaiknya tidak berlebihan, terutama pada anak-anak. Dalam menghadapinya, moms dan dads juga perlu memberikan pujian.

Memberikan pujian untuk anak tidak harus selalu tentang pencapaiannya. Sampaikan pujianmu untuk kerja kerasnya yang telah mengantarkan anak pada prestasi. Katakan bahwa kamu senang anak mau belajar dan berusaha.

Selain itu, beri juga pujian di luar hal-hal yang berhubungan dengan bakatnya. Moms maupun dads bisa memujinya ketika ia berperilaku baik pada orang lain. Niscaya hal ini juga akan mendorong anak untuk melakukan lebih banyak kebaikan lainnya.

Tapi ingat, sebaiknya pujian diberikan dengan tidak berlebihan dan spesifik atau sesuai dengan perbuatannya.

 

4. Luangkan Waktu Bersama Anak

Dalam menghadapi sikap perfeksionis pada anak, maka orangtua juga perlu meluangkan waktu bersama Si Kecil.

Sisakanlah waktumu untuk mengajak anak bermain atau melakukan hal-hal menyenangkan yang bisa membuatnya lupa sejenak dengan tugas-tugas yang membebaninya. Kegiatan seperti bermain bola, pergi ke museum, atau piknik bisa menjadi pilihan selama anak senang melakukannya.

Bila ada waktu lebih, kamu juga bisa merencanakan liburan ke luar kota untuk melepas penat. Tak hanya menjadi kegiatan yang bisa membuat pikiran tenang, kegiatan seperti ini dapat membuat hubungan orangtua dan anak semakin erat.

Seringnya menghabiskan waktu bersama membuat anak jadi lebih nyaman denganmu. Diharapkan setelahnya anak juga tak segan untuk menceritakan keluh kesahnya setiap dihadapkan pada hal-hal sulit.

 

Setiap orangtua pasti menginginkan buah hatinya memiliki masa depan yang cerah. Tapi, ingat, jangan sampai harapanmu membuat anak berpikir bahwa ia harus mengikuti kemauanmu setiap saat agar tidak kecewa. Dengan demikian, sikap perfeksionis pada Si Kecil tak menjadi berlebihan.

Jadi, jika moms dan dads tengah menghadapi anak dengan sikap satu ini, cobalah tips di atas untuk membantumu, ya!

 

 

Featured Image – klikdokter.com

Source – hellosehat.com