Moms dan dads, masih suka gemas kalau melihat anak yang gemuk? Jangan salah, padahal kegemukan atau obesitas anak merupakan salah satu bentuk malnutrisi, lho. Untuk itu, sebagai orangtua, kamu harus lebih cermat dalam menjaga asupan nutrisi Si Kecil.

Perlu diketahui, jumlah anak dengan obesitas mengalami peningkatan tiap tahunnya, apalagi anak-anak berusia 5-12 tahun. Begitu juga dengan negara lainnya yang memiliki masalah serupa, yaitu banyak anak yang memiliki berat badan berlebih.

Tidak boleh disepelekan, obesitas anak berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan, seperti sleep apnea, gangguan perkembangan tulang, hingga berpotensi menimbulkan diabetes dan penyakit jantung. Berbahaya, kan, moms dan dads?

Untuk itu, kamu wajib mengetahui penyebab kelebihan berat badan pada anak sampai cara mencegahnya. Yuk, simak informasinya di bawah ini!

 

 

Apa Saja Penyebab Obesitas pada Anak?

Credit Image - npr.org

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan sekaligus meningkatkan risiko obesitas anak, yaitu:

1. Konsumsi makanan tidak sehat

Kebiasaan sering mengonsumsi hidangan berkalori tinggi, seperti makanan cepat saji, makanan tinggi lemak jenuh dan gula, serta minuman ringan, merupakan salah satu penyebab utama obesitas pada anak. Hal ini dikarenakan anak-anak umumnya menyukai makanan dengan rasa dan tampilan yang menarik.

 

2. Jarang bergerak

Selain pola makan tidak sehat, kurang olahraga atau jarang bergerak juga dapat membuat anak rentan terkena obesitas. Kurangnya aktivitas fisik bisa membuat jumlah kalori yang masuk melebihi jumlah kalori yang terbakar.

Akibatnya, kalori tersebut akan menumpuk menjadi jaringan lemak di dalam tubuh dan menyebabkan obesitas.

 

3. Keluarga dengan riwayat obesitas

Seorang anak yang berasal dari keluarga yang obesitas berpotensi lebih tinggi untuk memiliki berat badan yang berlebih pula. Selain karena faktor genetik, hal ini kemungkinan besar juga dipengaruhi oleh pola makan dan kurangnya aktivitas fisik bersama anggota keluarga.

 

4. Psikologis anak

Untuk mengatasi masalah dan emosi, seperti rasa bosan atau stres, beberapa anak sering kali melampiaskannya pada makanan. Biasanya, mereka akan mengonsumsi makanan cepat saji, minuman manis, dan permen atau cokelat secara berlebihan.

Selain beberapa faktor di atas, konsumsi obat-obatan tertentu, seperti prednisonelithium, dan amitriptyline, juga dapat menjadi salah satu faktor yang bisa membuat anak lebih rentan mengalami obesitas.

 

Pengaturan Asupan Makanan pun Menjadi Hal Penting

Jika anak terlanjur mengalami obesitas, ada baiknya, moms dan dads segera lakukan langkah untuk mengatasinya, ya.

Penanganan obesitas tergantung usia dan ada tidaknya kondisi medis yang diderita oleh anak. Mengingat anak masih tumbuh dan berkembang, pengaturan diet pada anak obesitas adalah diet dengan gizi seimbang sesuai kebutuhannya.

Target penurunan berat badan pada anak obesitas sangat minimal, yaitu hanya 0,5-2 kg per bulan atau cukup dipertahankan agar tidak bertambah karena proses pertumbuhan masih berlangsung. Biasanya, dokter anak akan mengevaluasi penyebab obesitas, asupan makanan, dan aktivitas anak. Prinsip dari penanganan obesitas anak adalah mengatur asupan nutrisi dan meningkatkan aktivitas fisiknya.

Selain itu, melakukan konsultasi dengan ahlinya juga dapat membantu menentukan asupan makan yang sesuai dengan kebutuhan anak. Ajari pula untuk mengenali rasa lapar dan rasa kenyang, serta jangan paksa anak untuk terus makan ketika sudah kenyang.

Tak hanya mengajari anak mengenali rasa lapar dan kenyang, pembatasan asupan kalori dapat dilakukan dengan mengurangi asupan lemak dan karbohidrat serta meningkatkan asupan serat dan air. Setidaknya, anak disarankan mengonsumsi buah dan sayur 5 porsi sehari, disertai minum air putih yang banyak.

Berikut ini adalah beberapa tips yang orang tua bisa terapkan untuk membatasi asupan makan pada anak yang mengalami obesitas:

  • Pastikan anak makan secara teratur 3 kali sehari dengan camilan 1-2 kali per hari. Camilan yang dimaksud meliputi apel, jeruk, atau pir.
  • Hindari buah berkalori tinggi, seperti mangga atau durian.
  • Ajarkan anak untuk hanya minum air putih dan jauhkan anak dari minuman bersoda atau susu dengan rasa.
  • Pastikan anak tidak makan sambil bermain atau menonton televisi.
  • Hindari memberi makanan sebagai hadiah ketika anak berhasil melakukan sesuatu.
  • Hindari memberi makanan siap saji atau makanan yang manis.
  • Batasi asupan susu hanya 500 ml/hari untuk anak berusia lebih dari 2 tahun dan ganti susu full cream dengan susu skim atau susu rendah lemak.
  • Biasakan anak sarapan pagi. Penelitian menunjukkan anak yang tidak sarapan berisiko 43% lebih tinggi untuk mengalami obesitas.

 

Aktivitas Fisik Jangan Sampai Dilupakan, Ya!

Credit Image - kumparan.com

Dalam penanganan obesitas anak, moms dan dads juga perlu untuk mengajak Si Kecil melakukan aktivitas fisik secara rutin.

Untuk menurunkan berat badan, anak obesitas disarankan melakukan aktivitas fisik selama 1 jam setiap harinya. Moms dan dads bisa mulai mencoba mengajak anak untuk berjalan atau bersepeda di lingkungan sekitar rumah. Selain berjalan atau bersepeda, anak juga bisa melakukan lompat tali, sepak bola, basket, atau renang.

Kurangi pula aktivitas yang dilakukan dengan duduk atau berbaring, seperti menonton televisi dan bermain gadget, karena kegiatan tersebut sering dilakukan selama berjam-jam setiap harinya. Jadi, cobalah batasi jumlah screen time setidaknya selama 2 jam sehari untuk anak berusia di atas 2 tahun dan seminimal mungkin untuk anak di bawah 2 tahun.

 

Sebelum Terlambat, Ini Cara Mencegah Obesitas Anak!

Sebelum anak mengalami obesitas, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegahnya, seperti:

  • Jadikan gaya hidup sehat sebagai kebiasaan di dalam keluarga.
  • Periksakan anak ke dokter secara berkala untuk menjalani penghitungan IMT guna mendeteksi risiko obesitas, terutama jika anak terlihat mengalami kelebihan berat badan.
  • Pastikan anak memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, karena kurang tidur dapat meningkatkan risiko obesitas pada anak.
  • Batasi waktu menonton televisi atau bermain game sebanyak maksimal 1 jam per hari.
  • Hindari membeli dan menyimpan camilan dengan kandungan natrium, gula, dan kalori tinggi di rumah.
  • Hargai nafsu makan anak dengan tidak memaksanya untuk menghabiskan seluruh hidangan.
  • Sampaikan kepada anak bahwa kamu mencintainya tanpa syarat, sehingga ia dapat terbuka mengenai masalah apa pun yang dapat memicu obesitas.

Peran dan pola asuh orangtua sangat berpengaruh dalam mengatasi obesitas pada anak, lho. Meski terlihat lucu dan menggemaskan, anak obesitas bisa mengalami gangguan kesehatan di kemudian hari, lho!

 

Jadi, itulah penyebab, cara mengatasi, hingga tips mencegah obesitas anak. Pastikan kamu selalu memantau pola makan Si Kecil, ya. Dan jika ia mengalami kelebihan berat badan, penting untuk mendampinginya ketika sedang menjalani penurunan berat badan.

 

 

Featured Image – jovee.id

Source – alodokter.com