Moms dan dads, apakah Si Kecil terlihat lebih menonjol dalam bidang akademi dibanding dengan teman-teman sekelasnya? Jika iya, biasanya anak terlihat lebih cerdas dan sering mengajukan pertanyaan yang di luar dugaan.

Biasanya, anak dengan kemampuan demikian kerap dimasukkan ke dalam kelas akselerasi, lho. Tapi, perlukah dilakukan? Jika moms dan dads berniat memasukan Si Kecil ke dalam kelas tersebut, berikut ini sejumlah hal-hal penting untuk diketahui.

 

 

Apa itu Kelas Akselerasi?

Credit Image - kompasiana.com

Kelas akselerasi merupakan kelas khusus untuk anak-anak berbakat yang program kegiatan kelasnya dipercepat dalam hal waktu dan kurikulum pembelajaran.

Misalnya, SMP membutuhkan waktu 3 tahun untuk lulus, namun pada kelas pecepatan ini, waktu belajar hanya ditempuh dalam waktu 2 tahun saja. Program belajar mengajarnya di dalamnya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat membuat anak-anak ‘pintar dan berbakat’ mencapai prestasi maksimal sesuai dengan potensinya yang dimilikinya.

Yang dimaksud dengan anak berbakat disini adalah yang memiliki intelegensi, kreativitas, serta motivasi yang tinggi. Tidak semua anak bisa masuk kelas akselerasi, karena dibutuhkan kemampuan dan kecerdasan maksimal untuk dapat bertahan di dalamnya.

Umumnya, kelas ini mensyaratkan kualifikasi khusus untuk calon murid yang akan masuk, seperti memiliki IQ minimal 130 disertai dengan berbagai prestasi, motivasi, serta kreativitas yang tinggi. Pintar dan ber-IQ tinggi saja tidak cukup untuk masuk ke kelas khusus ini. Dibutuhkan prestasi lain yang menonjol supaya anak memang benar-benar cocok dan dapat bertahan di kelas tersebut.

 

Perlukah Anak Masuk Kelas Akselerasi?

Credit Image - kumparan.com

Jika Si Kecil termasuk yang memiliki kecerdasan lebih – dan memenuhi kriteria kelas akselerasi, moms dan dads jangan langsung gegabah memasukkan anak ke kelas tersebut, ya!

Karena, perlu pengkajian khusus dengan melihat kondisi fisik serta psikis anak, apakah ia siap masuk ke kelas tersebut. Karena anak dengan IQ tinggi diatas 130 pun belum tentu siap dan ‘mampu’ beradaptasi dengan kelas percepatan yang serba cepat ini.

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, anak dengan IQ 130 sekalipun, jika tidak memiliki prestasi, belum tentu dapat masuk kelas akselerasi, lho. Jika anak memenuhi persyaratan, kamu tetap perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Kelas akselerasi hanya ditempuh dalam waktu 2 tahun atau 4 semester saja. Itu artinya, jika anak masuk ke kelas percepatan di SMP dan SMA, amak saat lulus kuliah ia akan berjarak 2 tahun lebih muda dibandingkan dengan teman seangkatannya.
  • Pada saat lulus SMA, usia anak lebih muda dan perkembangan jiwanya masih masuk dalam masa remaja atau ABG yang rentan labil. Jika dipaksakan bergaul dengan teman yang lebih dewasa, ia akan kehilangan masa remajanya.

Jadi perlu atau tidaknya anak masuk kelas akselerasi, semuanya dikembalikan kembali pada kondisi anak. Apakah ia sudah siap secara fisik, mental, dan psikis belum. Orangtua dan guru tidak boleh memaksakan anak, meskipun anak terlihat ‘mampu’, karena nantinya akan berpengaruh terhadap psikologis anak di masa depan.

Namun, jika secara keseluruhan anak sudah memenuhi kualifikasi, baik dari intelegensi, prestasi, hingga psikologi, maka tidak ada salahnya untuk masuk ke kelas percepatan ini. Karena tentunya, potensi anak akan melejit jika didukung dengan suasana serta metode belajar yang tepat.

 

Hal Penting yang Perlu Kamu Ketahui

Credit Image - zenius.net

Sebelum moms dan dads memasukkan sang buah hati ke kelas akselerasi, ada baiknya kamu memastikan dahulu kemampuan anak secara keseluruhan, ya. Selain itu, kamu juga perlu menawarkan terlebih dahulu kepadanya apakah ia berminat untuk masuk kelas tersebut.

Di sisi lain, ada juga beberapa hal penting yang perlu diketahui moms dan dads, yaitu:

1.Mengemat waktu pendidikan

Normalnya, jenjang SMP dan SMA harus ditempuh dalam waktu 3 tahun. Namun di kelas percepatan, siswa hanya menempuh waktu lulus dalam 2 tahun saja. Hal ini dapat menghemat waktu dan biaya pendidikan. Anak juga cenderung lebih muda ketika lulus sekolah dan kuliah nanti.

 

2. Nilai harus diatas KKM

Kelas akselerasi juga mengharuskan murid untuk memiliki nilai tinggi diatas KKM. Nilai tersebut juga harus stabil, tidak boleh naik turun. Jika tidak sesuai dengan standar ini di tengah semester, maka bukan tidak mungkin anak diturunkan kembali ke kelas reguler.

 

3. Pelajaran Lebih Dipadatkan

Karena hanya menempuh pendidikan selama 2 tahun saja, maka jadwal pelajaran serta jumlah pelajaran yang diajarkan juga akan dipadatkan. Artinya, akan lebih banyak tugas dan PR yang harus dikerjakan anak untuk mengejar studi. Hal ini bisa menjadi positif karena memacu anak untuk terus belajar, namun juga bisa menjadi negatif karena anak kekurangan waktu untuk bermain.

 

4. Jumlah Siswa pun Lebih Sedikit

Jumlah siswa di kelas akselerasi umumnya hanya sedikit, tidak melampaui batas maksimal kelas pada umumnya. Bahkan jika banyak siswa yang ‘turun’ ke kelas reguler, maka siswa di kelas tersebut pun akan bertambah sedikit jumlahnya.

 

5. Sisi Positifnya, Anak Merasa Dihargai

Terdapat sisi positif yang dirasakan anak yang masuk kelas akselerasi, yaitu ia akan merasa lebih dihargai. Dengan kategori kelas tersebut, anak yang mampu beroperasi dengan upaya sendiri akan merasa diberikan penghargaan yang pantas.

 

6. Dapat meningkatkan produktivitas di masa depan

Percepatan waktu belajar di kelas ini dapat meningkatkan produktivitas anak di masa depan, dilihat dari sisi penghasilan, karir, dan kehidupan pribadinya nanti. Hal ini dikarenakan waktu di sekolah formalnya pendek, sehingga ia lebih cepat lulus kuliah, kerja, produktif, dan berpenghasilan.

 

Jadi, itulah berbagai hal mengenai kelas akselerasi yang perlu diketahui oleh moms dan dads. Jika anak memenuhi kualifikasi masuk ke kelas tersebut – ada baiknya kamu mempertimbangkannya dengan baik terlebih dahulu.

 

 

Featured Image – banklescadana.co.id

Source – prenagen.com