Bronkitis merupakan salah satu penyakit saluran pernapasan yang tak boleh disepelekan. Penyebab bronkitis pun beragam, lho. Jadi, kamu harus mengetahui – sekaligus mewaspadai faktor penularan dan risikonya, ya.

Bronkitis adalah peradangan atau iritasi yang terjadi pada saluran bronkus, yaitu pipa yang berfungsi sebagai penyalur udara dari bagian tenggorokan menuju ke organ paru-paru. Masalah kesehatan ini dapat muncul dalam beberapa hari, minggu, sampai bulan.

Penyakit ini biasanya diawali dengan gejala batuk, terkadang dibarengi dengan lender atau dahak sebagai dampak dari peradangan di bagian dinding bronkus. Jika tidak ditangani, maka kondisi ini bisa menyebabkan kondisi pneumonia, lho.

Untuk menghindari masalah kesehatan tersebut, berikut ini penyebab bronkitis, gejala, pengobatan, dan cara pencegahan yang perlu diketahui.

 

Apa Saja Penyebab Bronkitis?

Credit Image - alodokter.com

Bronkitis muncul karena terjadi peradangan pada bronkus. Hal ini mengakibatkan terjadinya penyempitan pada saluran napas dan penuh akan lendir. Dahak atau lendir ini menumpuk sebagai bentuk respons dari imunitas tubuh saat menangkap zat infeksi maupun non-infeksi yang menyebabkan bronkitis. 

Lama-kelamaan, lendir yang menumpuk pada bronkus akan menutup dan menyumbat saluran pernapasan. Hal ini akan memicu munculnya sesak napas dan batuk sebagai respons tubuh pengidap untuk membantu mengeluarkan lendir. Secara garis besar, ada dua jenis – dan juga penyebab bronkitis, yaitu:

  • Bronkitis Akut

Bronkitis akut biasanya akan berlangsung antara 10 hingga 14 hari. Akan tetapi, pengidap bronkitis akut dapat mengalami batuk sampai sekitar 3 minggu. Jenis bronkitis ini juga bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih berisiko menyerang anak-anak dengan usia kurang dari 5 tahun.

Bronkitis akut biasanya terjadi karena infeksi yang menyerang bronkus. Adapun penyebab bronkitis yang satu ini adalah virus yang sama yang menjadi penyebab infeksi saluran napas bagian atas (ISPA), salah satunya adalah Rhinovirus.

Nah, bronkitis akut akan muncul apabila ISPA tidak membaik dan justru menyebar ke bagian bronkus.

 

  • Bronkitis Kronis

Sementara itu, bronkitis kronis umumnya terjadi sekitar 3 bulan atau beberapa kali dalam jangka waktu 2 tahun. Bronkitis kronis sendiri termasuk dalam penyakit paru obstruktif kronis atau PPOK. Jenis bronkitis ini lebih berisiko terjadi pada orang-orang dengan usia sekitar 40 tahun atau lebih. 

Adapun penyebab bronkitis kronis, yaitu peradangan yang terjadi dalam waktu lama pada bronkus karena paparan asap rokok maupun senyawa kimia. Hal ini bisa memicu munculnya reaksi peradangan yang diketahui dari adanya lendir pada bagian dinding bronkus. 

Orang-orang dengan kebiasaan buruk merokok akan menunjukkan reaksi peradangan yang berkelanjutan. Kondisi ini mengakibatkan bronkus mengalami penyempitan sehingga akhirnya mengeras. 

 

Bagaimana dengan Gejalanya?

Gejala yang paling umum terjadi pada penderita bronkitis adalah batuk. Batuk yang dialami dapat berupa batuk kering atau berdahak. Pada batuk berdahak, dahak yang keluar bisa berwarna putih, kuning, atau hijau.

Selain batuk, penderita bronkitis juga dapat merasakan gejala lain, seperti:

  • Tubuh demam dan menggigil.
  • Sesak napas.
  • Lemas.
  • Sakit tenggorokan dan pusing.
  • Terdengar bunyi saat bernapas.
  • Nyeri pada dada saat batuk.

Gejala lain yang muncul selain batuk umumnya akan membaik dalam jangka waktu sekitar satu minggu. Namun, batuk bisa tetap terjadi hingga beberapa minggu atau bahkan bulan. 

 

Pengobatan Bronkitis yang Bisa Dilakukan

Credit Image - healthline.com

Nah, jika kamu sudah mengetahui penyebab bronkitis, kini, kamu juga harus memahami pengobatan yang bisa dilakukan kalau terkena penyakit tersebut.

Pengobatan bronkitis dilakukan bergantung pada seberapa parah masalah tersebut dan kondisi medis pengidap. Jika bronkitis masih akut atau ringan, gejala biasanya akan membaik dengan sendirinya selama beberapa minggu. Akan tetapi, dokter juga bisa meresepkan obat untuk membantu meringankan gejalanya, seperti:

  • Obat untuk membantu meredakan nyeri dan demam.
  • Obat untuk membantu meredakan batuk, misalnya ekspektoran dan antitusif.

Sementara itu, obat lain yang diresepkan oleh dokter pada bronkitis yang cukup berat, seperti:

  • Obat antibiotik untuk menangani bronkitis yang muncul karena infeksi bakteri.
  • Obat kortikosteroid untuk membantu meringankan gejala bronkitis yang mengalami perburukan lebih cepat, terlebih pada bronkitis kronis. 
  • Bronkodilator yang membantu meringankan sesak napas dengan cara melebarkan pipa pada saluran napas.

Pengidap juga bisa melakukan penanganan secara mandiri untuk membantu meringankan gejalanya, seperti berikut ini.

  • Cukup istirahat.
  • Minum air putih lebih banyak.
  • Menghirup uap dari air hangat untuk membantu mengencerkan lendir pada saluran napas.
  • Tidak merokok. 
  • Pakai masker ketika harus beraktivitas di luar rumah untuk mencegah paparan zat kimia. 

 

Langkah Pencegahan Bronkitis

Beberapa cara yang dapat dilakukan guna mengurangi risiko terjadinya bronkitis, antara lain:

  • Tidak merokok atau menghindari paparan asap rokok.
  • Menghindari paparan polusi udara dan zat berbahaya dengan memakai masker. 
  • Cukup istirahat, terlebih bila terserang pilek, demam, dan batuk.
  • Minum obat sesuai dengan saran dan resep dokter.
  • Menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
  • Tidak berbagi barang pribadi dengan orang lain.
  • Lakukan vaksin pneumonia dan flu. 

Selain itu, untuk menghindari berbagai macam penyakit, pastikan kamu menambah proteksi tubuh dengan menguatkan kekebalan.

Kamu disarankan mencukupi kebutuhan vitamin B kompleks yang dikenal dapat membantu menjaga kesehatan paru-paru. Ini berkaitan dengan vitamin B9 – atau asam folat yang dapat membantu melindungi paru-paru dari berbagai penyakit, seperti emfisema, bronkitis kronis, beberapa bentuk asma, dan juga pneumonia – termasuk yang disebabkan oleh virus corona.

Lalu, ada pula fungsi vitamin B6 yang juga sering dikaitkan dengan perannya untuk membantu fungsi paru-paru menjadi lebih baik secara keseluruhan, sekaligus memberikan perlindungan sehingga risiko kanker paru bisa diminimalisir.

Nah, kedua asupan vitamin B kompleks tersebut dapat kamu peroleh dengan rutin mengonsumsi multivitamin Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.

Kandungan vitamin C di dalamnya dapat membantu menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah sakit. Selain itu, kandungan vitamin B kompleksnya akan membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama, sehingga tak mudah lelah saat beraktivitas.

Yuk, segera dapatkan multivitamin andalan satu ini dengan mengunjungi official store Enervon, ya.

 

Jadi, itulah berbagai penyebab bronkitis, gejala, pengobatan, dan langkah pencegahan yang dapat dilakukan. Jangan sepelekan penyakit satu ini!

 

 

Featured Image – lifepack.id

Source – halodoc.com