Pernah mengalami anak rewel sepanjang waktu? Tenang, hal ini sebenarnya wajar terjadi, lho, moms dan dads. Meski demikian, jika sudah terlalu lama, tak sedikit orangtua yang menjadi khawatir akan kondisi Si Kecil.

Yang harus diingat, anak rewel bukanlah sebuah penyakit – atau kondisi yang membahayakan, namun seringkali mengganggu dan membuat orangtua panik. Biasanya tangisan ini disebabkan karena anak ingin pipis, lapar, takut, atau ingin tidur, namun Si Kecil belum bisa mengutarakan keinginannya.

Ada beberapa hal yang dapat membedakan rewel dengan tangisan biasa, seperti bayi berusia kurang dari 3 bulan, tidak diketahui penyebab menangis, hanya menangis dan tidak mengalami gejala lainnya, serta diduga mengalami kolik yang ditandai dengan bayi sering menangis.

Lalu, apa saja penyebab anak rewel dan gimana cara mengatasinya? Yuk, simak informasinya di bawah ini!

 

 

Apa Penyebab Anak Menjadi Rewel?

Credit Image - klikdokter.com

Seperti yang diketahui, penyebab anak menjadi rewel terkadang sulit diketahui. Namun, ada beberapa faktor utama Si Kecil menjadi rewel, seperti:

  • Lapar. Biasanya dialami oleh anak bayi yang sering baru akan berhenti menangis setelah dibeli ASI atau susu.
  • Mengantuk.
  • Bayi yang menyusu terlalu banyak. Hal ini bisa membuat bayi merasa kembung dan perutnya terasa tidak nyaman.
  • ASI mengandung kafein. Masalah perut yang diakibatkan oleh intoleransi susu juga mungkin dapat membuat bayi kerap rewel. Perlu diketahui bahwa kafein merupakan zat perangsang atau stimulan yang bisa terserap ke dalam ASI.
  • Baju yang digunakan anak terasa tidak nyaman.
  • Merasa kesakitan tapi belum bisa mengungkapkan rasa sakit – atau letak sakit yang dirasakan.
  • Mengalami penyakit tertentu.

 

Apakah Rewel Pertanda Tumbuh Kembang pada Bayi dan Anak-Anak?

Credit Image - generasimaju.co.id

Sebelumnya, banyak orang yang menganggap rewel jadi salah satu tanda tumbuh kembang pada anak. Namun, belum ada yang membuktikan hal ini secara ilmiah. Terkadang, ada juga orangtua yang mengira bahwa Si Kecil rewel karena sedang minta lebih banyak ASI atau susu akibat nafsu makan yang meningkat.

Selama rewel, banyak bayi memang akan lebih sering mengisyaratkan seolah sedang meminta ASI. Namun, dilansir dari Australian Breastfeeding Association, studi menujukan bahwa hal tersebut salah karena bayi berusia 1-6 bulan umumnya membutuhkan jumlah ASI yang sama.

Faktanya, belum dapat dipastikan penyebab anak rewel. Diduga kondisi ini bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk tempramen atau wataknya.

 

Hal yang Harus Dilakukan Ketika Anak Rewel

Credit Image - alodokter.com

Sebelum menenangkan bayi, sebaiknya moms maupun dads tenangkan diri terlebih dahulu. Kadang mendengar bayi yang tidak berhenti menangis dapat membuatmu merasa ingin marah dan kesal. Namun, perlu diketaui bahwa umumnya anak maupun bayi rewel karena berusaha memberi tahu apa yang sedang mereka inginkan, lho.

Setelah berangsur tenang, kamu bisa mulai kembali menenangkan bayi atau anak rewel, ya. Untuk membantu membuat bayi kembali tenang, kamu pun bisa lakukan upaya di bawah ini.

  • Gendong anak membuatnya merasa lebih aman.
  • Menggendong dengan posisi tubuh miring ke kiri untuk membantu melancarkan pencernaan dan menopang perut.
  • Putar lagu atau suara yang menenangkan, terutama yang mengingatkan anak atau bayi dengan suara di dalam rahim, seperti suara detak jantung.
  • Letakan bayi dalam carrier atau timang bayi secara perlahan. Hindari menggoyangkan tubuh bayi terlalu kencang karena bisa menyebabkan shaken baby syndrome.
  • Bagi anak yang masih mendapat ASI, jangan memberi ASI terlalu banyak karena bisa membuat bayi merasa tidak nyaman. Tunggu hingga 2-3 jam sejak terakhir moms menyusui atau memberinya makan bila ia sudah mendapatkan MPASI.
  • Jika belum tiba waktu bayi untuk makan MPASI, coba berikan bayi dot atau susui ia. Kebanyakan bayi akan merasa tenang saat mengisap sesuatu.
  • Jika bayi atau anak rewel akibat sensitif terhadap makanan, coba ganti sumber makanannya. Untuk bayi yang hanya minum ASI, ibu yang harus menggati asupan makanan. Sementara bila bayi minum susu formula, tanyakan pada dokter jenis yang tepat untuk bayi.
  • Catat kapan bayi bangun, tidur, makan, dan menangis. Tulis secara rinci berapa lama waktu masing-masing hal yang dialami bayi.
  • Batasi waktu tidur siang agar tidak lebih dari 3 jam per hari. Buat suasana di malam hari menjadi lebih tenang dan hening, termasuk saat sedang makan atau berganti popok.

 

Menghadapi anak rewel memang menjadi tantangan tersendiri. Ketika kamu tengah mengalaminya, cobalah untuk tetap bersabar. Yang terpenting, pastikan moms dan dads menjaga anak tetap aman meski ia masih menangis.

Jika kamu merasa lelah, frustasi, atau bahkan marah. Jangan khawatir, ini perasaan yang wajar, kok. Namun, kamu harus bisa mengendalikan tindakan selama menghadapi anak rewel, ya. Hindari pula melakukan tindakan kasar, seperti melempar barang atau sampai memukul anak. Karena, tindakan ini berbahaya dan tidak akan menghentikan anak yang sedang rewel atau menangis.

 

 

Featured Image – jd.id

Source – hellosehat.com