Moms dan dads sedang kesulitan untuk melatih anak menggunakan toilet? Jangan khawatir lagi, Enervon punya trik yang dapat kamu terapkan, lho.

Toilet training atau potty training merupakan proses belajar anak untuk buang air kecil dan buang air besar di toilet selayaknya orang dewasa. Pada tahapan ini, Si Kecil diajari untuk tak lagi buang air di popok, seperti yang ia lakukan sebelumnya.

Umumnya, anak siap untuk menjalani proses belajar ini ketika usianya menginjak 1,5 sampai 2 tahun. Lalu, anak perempuan terbilang memiliki ketertarikan yang lebih untuk toilet training, sehingga mungkin akan lebih cepat paham ketimbang anak laki-laki.

Tapi, untuk mengetahui kesiapan anak, moms dan dads harus melihat kondisi fisik dan emosionalnya. Misalnya, ketika ia mampu mengontrol keinginan untuk buang air kecil maupun besar.

Nah, agar proses belajar menggunakan toilet menjadi lebih mudah, berikut trik yang dapat kamu terapkan. Simak informasinya di bawah ini!

 

 

1. Hal-hal yang Harus Diketahui

Credit Image - republika.co.id

Langkah pertama yang perlu moms dan dads lakukan adalah memastikan kalau Si Kecil memang sudah siap untuk menjalani toilet training.

Sebab, perkembangan kemampuan setiap anak akan bervariasi, termasuk untuk bisa buang air di toilet. Di samping itu, ibu juga perlu mengetahui tanda-tanda kalau Si Kecil sudah siap belajar menggunakan toilet, yaitu:

  • Popok kering saat bangun tidur atau setelah 2-3 jam pemakaian.
  • Sudah bisa duduk dengan tegak.
  • Anak sudah bisa menunjukkan ekspresi saat menahan pipis atau BAB.
  • Sudah tidak buang air besar di popok pada malam hari.
  • Si Kecil BAB pada waktu yang sama setiap harinya atau pada waktu yang tidak terduga.
  • Anak mampu melepas dan mengenakan celana serta mampu memberitahu orangtua bila ingin buang air.

 

2. Pilihlah Kata-kata yang Sesuai

Ketika ingin mulai mengajari Si Kecil untuk toilet training, moms dan dads perlu terlebih dahulu memutuskan kata-kata mana yang akan digunakan untuk mendeskripsikan kotoran tubuhnya. Agar dapat menghindari konotasi negatif, pastikan ibu tidak menggunakan kata-kata seperti kotor atau bau.

 

3. Siapkan Perlengkapan

Credit Image - motherandbeyond.id

Selanjutnya, kamu dapat meletakan kursi toilet khusus balita di kamar mandi atau di mana Si Kecil sering menghabiskan waktunya. Ketika mengenalkan Si Kecil akan toilet, pastikan ibu juga menjelaskan istilah sederhana dan positif terkait toilet dan tujuan dari penggunaannya.

 

4. Memberi Contoh pada Anak

Agar Si Kecil “lebih dekat” dengan toilet, berikan contoh kepadanya terkait penggunaan toilet. Misalnya saat kamu ingin buang air kecil, ajak Si Kecil untuk pergi ke toilet, kemudian duduklah di toilet duduk dan jelaskan apa yang sedang kamu lakukan.

Tahap selanjutnya adalah mengenalkan penggunakan pispot khusus anak kepadanya. Nah, kamu bisa meletakkan pispot tersebut di kamar mandi dan ajari ia untuk menggunakanannya selayaknya sedang duduk di toilet duduk.

 

5. Mengajari Cara Penggunaan Toilet

Credit Image - popmama.com

Untuk mempermudah toilet training, kenakan Si Kecil celana yang mudah untuk dilepas dan dipakai secara mandiri. Selanjutnya ajari ia tata cara penggunaan toilet seperti:

  • Mengajari cara duduk yang benar di kloset
  • Mengajari cara membersihkan alat kelaminnya setelah BAK dan BAB
  • Mengajari cara menekan tombol flush setiap selesai BAK atau BAB
  • Menunjukkan proses pembuangan air seni atau tinja dari pispot ke kloset, apabila ia menggunakan pispot untuk BAK atau BAB (informasi ini penting untuk diberikan agar Si Kecil tahu tempat pembuangan terakhir air seni atau tinja adalah kloset)
  • Mengajari cara mencuci tangan dengan cara yang benar setiap selesai memakai toilet

Yang penting, ketika anak mulai menunjukkan tanda-tanda untuk menggunakan toilet seperti jongkok atau menggeliat, segeralah membawanya ke potty atau pispotnya. Kamu tetap perlu membantu anak untuk terbiasa dengan sinyal-sinyal tersebut.

 

6. Jadikan Sebagai Rutinitas

Jadikan kegiatan ke toilet menjadi sebuah rutinias. Misalnya, setelah Si Kecil bangun tidur, moms dan dads dapat mengajaknya untuk pergi ke toilet sebentar untuk buang air kecil. Setelah 45 menit atau 1 jam mengonsumsi banyak cairan atau makan juga demikian, ajak ia untuk duduk di pispot.

Dengan menerapkan hal ini, Si Kecil akan mulai terbiasa buang air di pispot atau toilet duduk. Agar Si Kecil tidak merasa bosan, bawa serta mainan kesayangannya ketika pergi ke toilet.

Berikan Si Kecil pujian atas apa yang dilakukannya selama menjalani proses toilet training. Puji setiap aktivitas yang berhasil ia lakukan untuk menambah kepercayaan dirinya di masa mendatang.

Dan, ingat, selama proses ini jangan pernah meninggalkan Si Kecil sendirian tanpa pengawasan di dalam kamar mandi atau toilet demi menghindari kecelakaan, seperti terpeleset atau memasukkan sesuatu yang berbahaya ke dalam mulutnya.

 

Jadi, moms dan dads kamu sudah tahu berbagai trik untuk mengajari toilet training pada Si Kecil, kan? Meski membutuhkan kesabaran, namun jangan menyerah, ya. Bersabarlah sampai anak benar-benar terbiasa tanpa popoknya.

 

 

Featured Image – berkeluarga.id

Source – popmama.com