Tekanan darah tinggi – atau dikenal juga sebagai hipertensi merupakan salah satu penyakit tak menular berbahaya yang bisa menyebabkan risiko fatal. Angka kasusnya pun tak main-main, lho. Menurut data dari Riskesdas Kemenkes, kasus hipertensi semakin meningkat tiap tahunnya, seperti di tahun 2018 silam, jumlah penderita bertambah 34,1 persen.

Untuk menurunkan risiko penyakit ini, maka kamu harus memahami berbagai penyebab hipertensi, kemudian mewaspadainya, ya!

Ingatlah bahwa penyakit hipertensi perlu ditangani secara tepat, karena tekanan darah yang tinggi dapat menyebabkan komplikasi, termasuk penyakit jantung, hingga gagal ginjal. Selain itu, pada wanita, faktor risiko hipertensi dapat meningkat jika memiliki kondisi khusus.

Lantas, apa saja penyebab hipertensi yang perlu diwaspadai? Yuk, simak infomasinya di bawah ini!

 

 

1. Konsumsi Garam Berlebihan

Credit Image - healthline.com

Sebenarnya, garam sendiri tidak sepenuhnya jahat, kok. Namun, bisa menjadi berbahaya jika dikonsumsi secara berlebihan.

Mengonsumsi garam dapat meningkatkan jumlah natrium dalam tubuh. Adapun kelebihan natrium akan menyulitkan ginjal untuk membuang sisa cairan dalam tubuh, sehingga terjadi penumpukan cairan. Akhirnya, penumpukan cairan ini menyebabkan tekanan darah menjadi naik.

Terlalu banyak asupan garam juga menyebabkan tekanan ekstra pada dinding pembuluh darah arteri. Tekanan ekstra tersebut membuat arteri menebal dan jadi semakin sempit sehingga tekanan darah pun makin naik.

Dan, pada akhirnya, arteri akan pecah atau tersumbat. Kerusakan pada arteri ini juga akan menghambat aliran darah ke beberapa organ, seperti jantung dan otak.

Asupan garam tidak hanya berasal dari tambahan garam meja atau garam masak saja. Garam atau natrium yang berisiko menjadi penyebab hipertensi dapat ditemukan dalam bentuk lain, misalnya dalam makanan kemasan atau makanan cepat saji (fast food).

Penelitian yang dimuat dalam Journal of Human Hypertension menyatakan, mengurangi porsi garam (dalam bentuk apa pun) dari 10 gram menjadi 6 gram per hari menurunkan risiko tekanan darah tinggi. Mengurangi garam juga dapat menurunkan risiko kematian akibat stroke hingga 14 persen dan 9 persen risiko kematian akibat penyakit jantung koroner dari komplikasi hipertensi.

Nah, jika kamu memiliki riwayat tekanan darah tinggi, biasanya dokter akan meminta untuk melakukan diet hipertensi dengan mengurangi asupan garam.

 

2. Sering Stres

Yap¸ stres kerapkali menjadi sumber penyakit. Begitu pula dengan kontribusinya dalam meningkatkan tekanan darah. Ketika stres, tubuh melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan peningkatan denyut jantung. Hormon-hormon ini juga dapat mempersempit pembuluh darah, sehingga terjadi peningkatan tekanan darah.

Efek peningkatan tekanan darah akibat stres cenderung terjadi sementara. Para ahli sebenarnya belum yakin bahwa stres dapat menyebabkan hipertensi pada jangka panjang. Namun, mengurangi stres dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan sehingga tekanan darah pun dapat terjaga.

Pasalnya, stres yang dibiarkan terus menerus dapat memicu perubahan gaya hidup yang tidak sehat. Stres seringkali membuat kamu “ngidam” merokok, minum-minuman keras, atau bahkan makan berlebihan, lho. Nah, pada akhirnya hal-hal tersebutlah yang menjadi penyebab tensi semakin naik dan gejala hipertensi pun muncul.

Stres umumnya terjadi karena berbagai hal, seperti soal pekerjaan, keluarga, atau keuangan. Selain itu, stres juga bisa terjadi pada seseorang yang kurang tidur. Oleh karena itu, kurang tidur bisa menyebabkan hipertensi pada seseorang.

 

3. Gaya Hidup Sedentari – Alias Malas Gerak

Credit Image - mstar.com.my

Penyebab hipertensi selanjutnya, yaitu gaya hidup sedentari – alias malas gerak. Sayangnya, kebiasaan satu ini seringkali dianggap remeh, lho.

Detak jantung dari orang yang jarang bergerak biasanya cenderung cepat. Ini menjadi penyebab jantung harus bekerja ekstra keras untuk memompa darah, yang akhirnya berimbas pada peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

Jadi, jangan lagi beralasan tidak punya waktu untuk olahraga kalau ingin menghindari hipertensi. Mulailah secara perlahan dengan olahraga ringan, tetapi rutin dan teratur, seperti jalan kaki.

Melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur telah lama diketahui efektif untuk menjaga tensi darah tetap stabil. Dan, pada akhirnya, rutin berolahraga membantu menjauhkan kamu dari penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi.

 

4. Berat Badan Berlebih atau Obesitas

Obesitas atau kelebihan berat badan kerap disebut sebagai penyebab hipertensi yang paling sering terjadi. Nah, kamu dapat disebut tergolong kelebihan berat badan bila indeks massa tubuh  di atas 23. Sementara kamu tergolong obesitas bila indeks massa tubuh di atas 25.

Untuk itu, cek dulu berapa indeks massa tubuh dengan kalkulator IMT, ya! Tingginya angka IMT dapat menjadi indikator penyebab hipertensi.

Semakin berat massa tubuh, maka semakin banyak darah yang diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh. Hal ini tentu menjadi penyebab kerja jantung lebih keras dari biasanya, sehingga tekanan darah lama-lama akan naik dan hipertensi pun tidak dapat dihindari.

 

5. Adanya Permasalahan pada Ginjal

Credit Image - yesdok.com

Ternyata, ginjal yang bermasalah juga dapat menjadi penyebab hipertensi, lho. Kondisi ini biasanya disebut dengan hipertensi renal. Bagaimana bisa masalah ginjal menjadi penyebab hipertensi?

Hipertensi akibat masalah ginjal terjadi ketika pembuluh darah pada ginjal menyempit (stenosis). Ketika ginjal tidak mendapatkan asupan darah yang cukup, ginjal akan mengira tubuh mengalami dehidrasi. Maka itu, ginjal merespon dengan melepas hormon yang memicu tubuh untuk menahan garam dan air pada tubuh.

Kondisi tersebut menyebabkan terjadinya penumpukan cairan berlebih pada pembuluh darah, sehingga menjadi penyebab tekanan darah tinggi atau hipertensi.

Penyempitan pembuluh darah pada arteri ginjal biasanya disebabkan oleh atheroscleroris, atau pengerasan arteri. Penyakit ini juga umumnya menjadi penyebab serangan jantung dan stroke. Akan tetapi, penyebab dari pengerasan arteri sendiri masih belum diketahui.

 

6. Memiliki Riwayat Diabetes

Penyakit lain yang dapat menjadi penyebab tekanan darah tinggi adalah diabetes melitus, yang juga mencakup diabetes tipe 1, tipe 2, dan gestasional.

Tubuh penderita diabetes tidak memiliki insulin yang cukup untuk memproses gula di dalam tubuh, atau insulin yang terdapat di dalam tubuh mengalami kelainan. Insulin sendiri adalah hormon yang membantu tubuh memproses gula dari makanan menjadi energi. Apabila insulin bermasalah, gula tidak dapat diproses oleh sel-sel tubuh, sehingga akan menumpuk di dalam pembuluh darah dan berisiko menjadi penyebab hipertensi.

Jika terjadi penumpukan gula di dalam darah, kemungkinan terjadi komplikasi kesehatan pun semakin besar, termasuk penyakit jantung, stroke, gangguan pada ginjal, dan masalah kesehatan lainnya.

 

Cara Mengatasi Tekanan Darah Tinggi

Credit Image - health.detik.com

Kalau kamu sudah mengetahui berbagai penyebab hipertensi, maka ada beberapa cara mengatasinya yang juga perlu diketahui.

Pertama-tama, setiap orang dewasa baiknya mengetahui nilai tekanan darahnya. Maka dari itu, penting untuk melakukan pengecekan tekanan darah secara berkala meskipun tidak memiliki riwayat hipertensi.

Apabila hasil tekanan darah ternyata tinggi, maka tenaga kesehatan akan memberikan saran untuk mengendalikan tekanan darah sesuai kondisi yang dialami.

Perlu diketahui bahwa tekanan darah tinggi tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dengan melakukan modifikasi gaya hidup dan menggunakan pengobatan jika diperlukan.

Pada sebagian orang, menerapkan gaya hidup sehat dengan cara makan makanan yang sehat, melakukan aktivitas fisik secara teratur, menghentikan kebiasaan merokok, dan menghentikan konsumsi minuman beralkohol sudah mampu mengendalikan tekanan darah.

Dalam penerapan gaya hidup sehat, penting pula untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang berperan menguatkan kekebalan tubuh. Nah, selain dari makanan, vitamin dan mineral dapat kamu peroleh dari mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon Active.

Enervon Active mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.

Kombinasi vitamin C dan zinc di dalamnya dapat membantu menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah sakit, sekaligus mempercepat proses pemulihan. Selain itu, kandungan vitamin B kompleksnya akan membantu optimalkan proses metabolisme, sehingga tubuh dapat memperoleh energi yang lebih tahan lama, sehingga tak mudah lelah saat beraktivitas.

Yuk, segera dapatkan multivitamin andalan satu ini dengan mengunjungi official store Enervon, ya.

 

 

Featured Image – cardio.com

Source – hellosehat.com