Gender neutral parenting adalah metode orang tua dalam mengasuh anak tanpa memaksakan norma dan nilai yang telah terbentuk dalam masyarakat. Sejak dulu masyarakat dimanapun telah mengotak-ngotakkan peran dan tugas anak laki-laki dan anak perempuan. Kemudian memaksa mereka mengikutinya sesuai dengan jenis kelamin yang dimiliki. Sebagai contoh, tuntutan perempuan harus bisa masak dan tidak mengharuskan laki-laki bisa masak. Konsep itulah yang coba ingin dirubah dalam metode gender neutral parenting. Sebelum anak menginjak usia 4 tahun, mereka belum memahami peran gender, sehingga orangtua dengan metode parenting ini membebaskan anak belajar semua hal tanpa harus dibatasi dengan jenis kelaminnya. Mari belajar bersama mengenai metode ini dan simak tips yang bisa dicoba.

Sebelum memulainya, kamu harus paham dahulu konsep gender yang berbeda dengan jenis kelamin. Gender adalah perbedaan laki-laki, perempuan, dan keduanya berdasarkan banyak hal, mulai dari sifat, posisi, status, peran, budaya, dan faktor sosial lainnya. Dengan kata lain, gender adalah cara pandang manusia terhadap perempuan atau laki-laki bukan berdasarkan kodrati biologis atau jenis kelamin. Itulah kenapa pola asuh pada anak-anak oleh orangtua sejak dini sangat berpengaruh dalam menentukan gender. Selain itu, pelabelan masyarakat yang terus berkembang juga membuat gender ikut berubah, bertukar, dan berkembang.

Manfaat Menerapkannya

Terlepas dari pro dan kontra yang ada, metode gender neutral parenting memiliki manfaat yang besar jika praktiknya dilakukan dengan benar. Metode pola asuh yang satu ini dapat melatih anak untuk bebas berekspresi sesuai dengan apa yang mereka suka. Anak-anak dapat memahami apa yang mereka inginkan dan mampu untuk menuangkannya tanpa persepsi yang berasal dari orang dewasa. Tentu saja hal ini kaitannya dengan perilaku positif dan tidak merugikan dan menyalahi aturan hukum.

Selain itu, anak-anak juga akan lebih memahami dan menerima perbedaan yang ada dalam masyarakat dengan menanamkan adanya kebebasan berekspresi. Dalam kehidupan sosial jangka panjang, anak-anak dengan pola asuh ini tidak akan merundung teman yang berbeda. Sebagai contoh kecil, anak-anak tidak akan mengejek teman laki-lakinya yang suka memakai jepit rambut atau teman perempuan yang pintar menggunakan obeng.

Tips Menjalankan Gender Neutral Parenting

1. Memberi Pemahaman Dasar Terkait Jenis Kelamin

Sebelum memberi kebebasan berekspresi terkait peran sosial, anak-anak tetap harus memahami bahwa mereka membawa faktor biologis yang sudah dibawa sejak lahir. Hal ini akan membantu mereka menyikapi apa yang akan mereka ekspresikan nantinya. Tekankan pada mereka bahwa faktor biologis tidak akan menghambat mereka melakukan hobi yang disukai hingga mengejar minat dan bakat.

2. Membiasakan Anak dengan Hal Netral

Dalam proses sehari-hari, kamu dapat memberikan mereka kebiasaan yang masuk dalam kategori netral. Mulai dari panggilan sayang, warna kamar, jenis mainan, hingga kegiatan di rumah maupun di taman bermain dan/atau sekolah. Daripada memuji dengan kata “good boy”, kamu bisa menggunakan kalimat “Anak baik, terimakasih ya”. Termasuk ketika memilih mainan, warna baju, dan sebagainya. Saat mereka memilih sesuatu yang berbeda dengan teman lainnya, pastikan pilihan tersebut benar-benar datang dari mereka sendiri dan mereka juga memiliki keberanian untuk mengungkapkannya.

3. Tidak Membatasi Lingkungan Sosial

Sejak belajar membangun hubungan sosial dengan usia sebaya, kamu tidak perlu membatasi pergaulan mereka. Membuat mereka nyaman berinteraksi dengan teman laki-laki maupun perempuan akan melatih mereka menghadapi dunia sekolah, bekerja, dan kehidupan rumah tangga mereka sendiri. Ikutkan mereka pada kegiatan yang melibatkan berbagai gender, seperti kelas belajar, permainan berkelompok, dan sebagainya.

4.  Mengajarkan Sikap dan Perilaku Mandiri

Meski laki-laki dan perempuan memiliki karakter biologis yang jauh berbeda, ajarkan pada mereka bahwa hal tersebut bukan alasan untuk tidak belajar mandiri. Anak-anak perlu diarahkan pada pemahaman bahwa manusia adalah individu yang memiliki keunikannya masing-masing. Dengan karakter biologis apapun yang dibawa, anak-anak tetap bisa memiliki kesempatan yang sama untuk mengembangkan pikiran dan fokus pada diri sendiri.

Sebagai contoh, mengajarkan anak laki-laki untuk bisa masak dan menjaga kebersihan kamar karena hal tersebut adalah kebutuhan bertahan hidup. Begitu juga dengan mengajarkan anak perempuan untuk bisa mengganti bola lampu dan memahami proses motor bekerja karena hal tersebut juga akan menjadi kebutuhan primer dimasa yang akan datang.

5. Menunjukkan Contoh atau Teladan yang Ada

Dalam menunjukkan contoh atau teladan, kamu dapat memberikan pemahaman yang positif kepada mereka tanpa melihat jenis kelamin. Dengan begitu, mereka akan belajar bahwa stereotip gender di masyarakat terbukti tidak membatasi karya yang akan mereka buat. Misalnya dengan menunjukkan adanya pilot perempuan, koki laki-laki, sopir bus perempuan, penari laki-laki, dan sebagainya.


Tips diatas cenderung bersifat mendasar namun praktiknya dapat disesuaikan dengan lingkungan kamu. Hal terpenting dari gender neutral parenting adalah memberi kebebasan dan tidak memaksakan suatu hal dengan tetap mengacu pada batas wajar. Pastikan kamu memahami dengan benar konsep ini dengan banyak belajar dan mencari informasi yang dapat dipercaya. Karena jika praktiknya dilakukan dengan setengah-setengah, perkembangan psikologis anak justru tidak maksimal dan bisa terganggu.

Untuk menemani hari-hari kamu bersama buah hati, pastikan kebutuhan stamina dan energi harian tercukupi. Disamping pola hidup yang sehat, dukung performa tubuh dengan multivitamin tambahan. Enervon C hadir dengan kandungan vitamin dan mineral kompleks penuh manfaat untuk orang tua hebat. Sedangkan bagi anak-anak, Enervon-C Syrup dirancang khusus untuk mendukung pemenuhan kebutuhan energi mereka. Pastikan kamu mendapat produk yang original sekarang juga di toko official Enervon!