Anak tantrum bisa terjadi tanpa mengenal waktu dan tempat dan orang tua harus siap dengan kondisi ini. Tantrum adalah fase pada tumbuh kembang anak yang memang harus dilewati baik anak maupun orang tua. Bisa saja anak kamu tiba-tiba menangis, berteriak, marah, melempar barang, menendang kaki hingga merajuk. Sebagai orang tua, kondisi ini cukup menguras emosi apalagi jika terjadi di tempat umum.

Ketika hal ini terjadi, orang tua tentu saja kebingungan tak tahu harus bagaimana dengan kondisi anak yang bisa dibilang “drama” dan rewel. Tak jarang orang tua ikut marah dan tidak sabar karena tidak bisa mengendalikan perilaku anak dan membuatnya tenang. Tapi, apakah anak tantrum merupakan hal yang wajar? Dan bagaimana orang tua harus bersikap jika hal ini terjadi?

Seorang psikiatri anak asal Amerika, Rudolph Dreikurs menjelaskan alasan utama anak tantrum adalah karena mereka merasa putus asa atas perhatian yang tidak mereka dapatkan dari orang tua. Sehingga cara anak mengekspresikan kekecewaan mereka adalah dengan cara marah dan tantrum. 

Apa Itu Tantrum

Tantrum adalah kondisi umum yang dialami oleh anak-anak pada usia sebelum sekolah mulai dari usia 15 bulan hingga 6 tahun dengan melakukan tindakan-tindakan signifikan seperti tidur di lantai, meronta, marah, berteriak, menangis, menendang sebagai wujud ekspresi kemarahan. Kondisi ini adalah hal yang lumrah dan alamiah terjadi pada anak yang belum mampu mengungkapkan perasaan frustasi mereka secara verbal. Kejadian seperti ini dilakukan oleh anak sebagai cara mereka berkomunikasi dengan orang tua karena mereka merasa tidak nyaman (deprivasi).

Jenis Tantrum

Berdasarkan jurnal pediatri yang dipublikasikan tahun 2007, sebanyak kurang lebih 70 persen anak yang usianya 18 - 24 bulan mengalami tantrum. Hal ini menjadikan tantrum adalah proses tahapan anak seperti halnya berjalan dan berbicara. Berikut ini ada dua jenis tantrum yang bisa kamu simak!

1. Manipulatif

Kondisi ini biasanya anak tantrum karena keinginannya tidak dipenuhi. Cara ini dilakukan mereka agar orang tua mau memberikan hal yang ia mau. Kondisi ini tidak terjadi pada semua anak karena tindakan ini terjadi karena adanya penolakan pemenuhan.

2. Frustasi

Anak perlu belajar mengekspresikan diri sejak ia kecil. Itulah mengapa tantrum muncul sebagai proses belajar anak untuk bisa mengungkapkan perasaannya. Anak yang usianya dibawah 18 bulan masih memiliki kesulitan untuk bisa berekspresi tentang hal-hal yang ia rasakan. Dalam proses belajarnya anak bisa mengalami kondisi dimana ia tidak sabar sehingga ia tantrum karena frustasi. Kondisi ini bisa diakibatkan karena mereka lapar, lelah dan atau mengalami kegagalan melakukan sesuatu.

Tips Mengatasi Anak Tantrum

Anak yang rewel tentu saja membutuhkan perhatian khusus nih! Apalagi jika sedang berada di kondisi tempat umum. Berikut ini beberapa cara mengatasi anak tantrum yang bisa kamu terapkan!

1. Stay Calm

Anak tantrum bisa menjadi hal yang sangat mempengaruhi orang tua. Untuk itu, usahakan untuk tetap tenang dan menjaga emosi tetap stabil. Anak yang rewel berpotensi membuat orang tua naik darah dan emosi ketika situasi menjadi tidak terkendali. Usahakan untuk tidak terpengaruh situasi anak sehingga kamu tidak ikut marah yang justru akan memperburuk keadaan.

2. Beri Anak Waktu

Beri anak waktu untuk bisa mengungkapkan hal yang ia rasakan. Orang tua tidak perlu memaksa anak karena anak harus belajar untuk bisa mengelola emosi mereka. Pemberian jeda waktu pada anak juga bisa membantu orang tua untuk bisa tenang menghadapi situasi ini. Ajak anak untuk bisa secara perlahan menceritakan apa yang ia rasakan dan inginkan. Bantu anak untuk bisa secara terbuka mengungkapkan hal-hal yang menjadi sumber emosinya.

3. Puji Perilaku Baik

Orang tua diharapkan untuk bisa memberikan pujian terutama pada perilaku baik yang anak lakukan. Hal ini agar anak bisa berperilaku baik dan membimbing mereka untuk terus berperilaku tersebut. Orang tua harus bisa memberikan validasi pada anak atas emosi yang mereka rasakan. Peran orang tua adalah hadir ketika anak membutuhkan dan support hal-hal yang ia butuhkan.

4. Jaga Kondisi

Emosi yang tidak tersampaikan dengan baik ini, bisa membuat anak menjadi kelelahan dengan cara mereka mengekspresikan hal tersebut. Oleh karena itu, pastikan orang tua untuk bisa menjaga kondisi anak setelah tantrum selesai untuk bisa segera beristirahat dan mengurangi ketegangan. Anak bisa diberi minum atau makan yang ia suka atau diajak untuk bisa tidur lebih cepat. Ledakan emosi yang mereka lakukan. 

Tidak hanya anak, orang tua juga harus menjaga kondisi setelah menghadapi anak tantrum. Sebagai orang dewasa tentu saja hal ini bisa menguras energi karena menjadi hal tidak terduga. Agar siap dengan hal-hal tidak terduga yang bisa mengganggu kesehatan, selalu konsumsi multivitamin yang bisa mendukung daya tahan tubuh kamu. biar tidak gampang sakit. Tunggu apalagi, dapat sekarang di e-commerce Tokopedia atau Shopee kesayangan kamu!