Tuntutan pekerjaan bagi hampir semua jenis profesi pasti sama, lebih cepat selesai, lebih banyak hal yang dikerjakan, dan lebih bagus hasilnya. Bagi pemberi kerja, hal ini memang penting untuk keberhasilan perusahaan. Namun bagi para pekerja, terlalu banyak bekerja atau overworked harus diwaspadai. Tidak hanya karier bekerja yang dikorbankan, tapi dampak negatifnya bagi tubuh jauh lebih berbahaya. Ini bahaya overworked secara detail dan tips untuk membatasinya.

Deskripsi Overworked

Overworked adalah kondisi di mana seseorang memiliki waktu bekerja melebihi waktu ideal. Kondisi ini tidak mengenal lokasi dan jenis pekerjaan yang dilakukan. Artinya, meskipun pekerja sudah tidak di kantor, ia tetap bekerja di rumah atau di tempat nongkrong. Jenis pekerjaan sederhana yang membuat pekerja menjauh dari pekerjaan sesungguhnya juga menyumbang overworked. Sebagai contoh, pekerja yang setiap jam mengecek email masuk atau melakukan perawatan alat kerja membuat ia sulit menyelesaikan to-do-list dalam satu hari.

Kondisi lain yang bisa memicu overworked adalah kesulitan berkomunikasi dan bekerja dalam tim. Kerja tim yang tidak berjalan membuat pekerja tertentu memiliki beban kerja lebih banyak dibanding yang lain. Sehingga tidak jarang seseorang harus terus mengecek dan berinteraksi dengan pekerjaan meski sedang berlibur atau cuti. Sayangnya, terkadang pekerja yang suka dengan profesinya sering kurang menyadari bahwa dirinya overworked. Padahal kondisi ini dapat menjadi pemicu beberapa kondisi berbahaya lain pada tubuhnya.

 

Bahaya Overworked Jangka Pendek

1. Mengacaukan Siklus Tidur

Jam kerja yang disarankan oleh kesehatan adalah 40 jam seminggu 5 hari kerja atau rata-rata 8 jam per hari. Ketika seseorang bekerja lebih dari itu, maka besar kemungkinan waktu istirahat yang akan dikorbankan. Siklus tidur tidak teratur adalah titik awal tubuh yang rusak. Apalagi jika kualitas tidur juga menurun akibat beban pikiran berlebih. Karena sebenarnya tidur cukup adalah cara tubuh untuk memperbaiki sel yang rusak dan mengistirahatkan otak. Sehingga ketika waktu istirahat berkurang atau tidak teratur, metabolisme tubuh juga akan terganggu.

2. Underweight atau Overweight

Selain waktu istirahat, waktu makan juga bisa berpengaruh. Pekerja yang sering lembur cenderung memiliki pola makan yang tidak teratur. Beberapa contohnya adalah melewatkan sarapan, telat makan siang, suka makan malam terlalu larut, dan sebagainya. Selain itu, mereka juga cenderung sulit memilih makanan dengan gizi seimbang. Tidak heran jika bahaya overworked akan menyebabkan tubuh terlalu kurus atau bahkan terlalu gemuk.

3. Gangguan Mata dan Anggota Tubuh

Bagi pekerja kantoran, bahaya jangka pendek overworked adalah gangguan mata, tulang punggung, dan sekitarnya. Sedangkan bagi pekerja lapangan, gangguan kesehatan anggota tubuh yang akan terasa adalah nyeri sendi, sakit kepala, kelelahan berlebih, risiko tidak sadarkan diri (pingsan), hingga yang paling parah bisa menyebabkan kecelakaan kerja. Meski terlihat remeh pada awalnya, hal ini dapat menurunkan fungsi kerja otak dan anggota tubuh vital yang lain.

4. Munculnya Gejala Burnout

Tidak hanya fisik, kondisi psikis juga menjadi aspek yang terdampak oleh kebiasaan kerja berlebih. Berawal dari pola hidup yang tidak sehat, pekerja akan mulai merasakan adanya gejala burnout. Mulai dari rasa lelah berlebih meski baru bangun tidur, perasaan bersalah saat meninggalkan pekerjaan, atau bisa juga sangat membencinya. Selain itu, hal ini juga ikut memengaruhi seseorang dalam membangun hubungan, baik dengan rekan kerja, teman bermain, maupun keluarga.

Bahaya Overworked Jangka Panjang

1. Penyakit Tidak Menular

Dalam jangka panjang, overworked bisa menjadi pemicu utama terserang penyakit tidak menular. Tubuh yang diforsir secara terus menerus membuat kerja organ vital menjadi lebih berat tapi tidak diberi waktu istirahat. Sehingga tidak heran jika pekerja yang sering lembur akan lebih rentan terkena penyakit kardiovaskular akibat jantung dan peredaran darah yang tidak lancar. Hal yang paling membahayakan adalah gejala untuk jenis penyakit ini sering kali tidak terlihat dan baru ketahuan saat terlanjur parah.

Namun meski pekerja tersebut tidak menderita penyakit tidak menular, ada kemungkinan dia akan lebih mudah terkena penyakit menular. Daya tahan tubuh yang menurun drastis membuatnya berisiko tinggi sering terinfeksi virus dan bakteri.

2. Burnout dan Gangguan Kecemasan

Berawal dari gejala sederhana seperti yang ada pada penjelasan di atas, pekerja yang berlebihan bisa mengarah pada gangguan kecemasan berlebih. Beberapa tanda yang umum terlihat adalah perasaan tidak berdaya, ambisius yang kurang realistis, merasa takut memegang ponsel, hingga panic attack ketika berhadapan dengan hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan. Dalam level yang semakin parah, fisik pekerja juga akan terkena dampaknya.

Melihat bahaya overworked di atas, tentu kamu menjadi lebih berhati-hati agar tidak mengalaminya, bukan? Langkah pertama untuk mengatasinya adalah dengan menyadarkan diri sendiri dan ada kemauan untuk mengubah kebiasaan tersebut. Kedua, tentu saja dengan menganalisis dan mengelola kembali kemampuan dan beban kerja yang dimiliki. Mulai pahami bahwa kamu tidak harus selalu bilang “ya” pada pekerjaan tambahan yang sebenarnya milik pekerja lain atau bisa dikerjakan hari berikutnya. Kemudian atur kembali pembagian waktu antara bekerja, rekreasi, dan istirahat.

Kebiasaan baik yang sehat ini tentu harus didukung dengan pola makan yang sehat pula. Multivitamin dan mineral lengkap yang ada dalam Enervon Active siap mendukung hari aktif kamu. Baik selama bekerja maupun saat menikmati waktu rekreasi. Maksimalkan setiap momen kamu dengan tubuh yang bugar dan fit. Untuk akses produk asli yang lebih cepat, kunjungi Tokopedia dan Shopee Enervon sekarang juga.