Hai, apakah kamu sedang memperbanyak ilmu parenting? Mari mengenal lebih dalam mengenai pola asuh gentle parenting. Populer sebagai salah satu pola asuh ideal, pengasuhan dengan pendekatan sikap lembut ini ternyata memiliki banyak manfaat. Tentu saja manfaat yang optimal akan didapatkan jika karakter anak dan keluarga sesuai dengan cara kerja metode ini. Jadi, tunggu apa lagi? Simak pembahasannya berikut ini.

Gentle Parenting dan Aspeknya

Sesuai dengan terjemahannya, gentle parenting adalah pengasuhan yang pendekatannya  mengutamakan perilaku lembut penuh pengertian dan memahami kondisi psikologis dan karakter anak. Sikap lembut orang tua dilandasi pada nilai menghormati keputusan dan perkembangan emosional anak. Berbeda dengan pola asuh yang acuh dan terlalu membiarkan, gentle parenting diterapkan berdasarkan aturan dan batasan yang telah ditentukan secara matang.

Secara garis besar, pendekatan ini akan selalu mengandung 3 aspek penting. Pertama adalah pengertian, orang tua perlu memahami perilaku positif dan negatif dari anak. Sehingga tidak perlu ada kalimat keras yang terlontar dari orang tua saat anak salah, apalagi kekerasan fisik. Kedua adalah empati, orang tua selalu hadir pada setiap situasi dan kondisi hati anak. Anak juga akan merasa dihargai terutama ketika mereka memiliki hari yang berat. Ketiga adalah rasa hormat dari orang tua kepada anak saat anak menolak mengikuti aturan. Namun ada tindakan lanjut untuk menjelaskan kepada anak bahwa mereka juga perlu menghormati aturan yang positif.

Manfaat Gentle Parenting

Dengan orang tua yang menghargai perasaan dan pilihan anak, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang bahagia dan percaya diri. Ketika dukungan ini diberikan, besar kemungkinan anak akan melakukan hal baik dan menghindari hal buruk tanpa paksaan. Mereka akan memahami bahwa semua keputusan yang diambil akan memiliki risiko. Setiap risiko pun perlu dihadapi dengan pandangan bahwa setiap hal mengandung pelajaran berharga.

Sehingga saat remaja dan dewasa nanti anak dengan pola asuh lembut ini akan lebih mudah mengelola emosi negatif. Dalam jangka panjang dan melihat besarnya pengaruh buruk dari luar, anak cenderung terhindar dari rasa cemas dan panik berlebih. Orang tua dengan pola asuh lembut mengajarkan mereka bahwa hal buruk yang diterima bisa dikelola dengan baik. Dengan praktik bimbingan yang tepat, anak akan tumbuh sebagai individu yang mandiri dan memahami pilihan mana yang harus diambil pada setiap keputusannya.

Tips Menerapkannya pada Anak

1. Terbuka dan Komunikatif

Saat menerapkan aturan dan batasan baru, ajak anak untuk berdiskusi bersama. Sampaikan kepada mereka mengenai latar belakang dan alasan adanya aturan tersebut. Dengan komunikasi yang terbuka, anak akan memahami maksud dan tujuan orang tua. Termasuk menjadi pendengar yang baik ketika anak ingin menyampaikan keputusan yang mereka pilih sendiri. Dengan pendekatan pola asuh ini, orang tua diharapkan tidak langsung menghakimi keputusan anak.

2. Membangun Hubungan Erat

Dengan tips yang pertama tadi, orang tua memiliki cara untuk membangun hubungan erat dengan anak. Dari sisi penegakan aturan, anak akan lebih mudah memahami dan peka saat orang tua mereka memberi penekanan serta ketegasan pada suatu hal tanpa harus marah-marah. Saat berbeda pendapat dengan orang tua pun, anak-anak akan lebih mudah menyampaikan dan mendiskusikannya dengan orang tua. Kemungkinan anak melanggar aturan diam-diam akan semakin kecil bahkan tidak ada.

3. Bukan Perintah, Tapi Mengajak

Saat meminta anak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan baik, orang tua perlu mengajak dengan kalimat yang mudah dipahami. Alih-alih memerintah, orang tua dapat memberikan pilihan sekaligus waktu untuk memilih. Sebagai contoh, daripada mengatakan “Jangan makan es krim, kan nasinya belum habis.”, lebih baik mengatakan “Kalau makan es krim berarti makan nasinya sudah cukup?”. Bahkan akan jauh lebih efektif ketika orang tua secara konsisten memberikan contoh dan teladan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Memberikan Kepercayaan Pada Anak

Dengan memberikan kepercayaan kepada anak, mereka akan berlatih bertanggung jawab terhadap pilihan yang diambil. Saat membicarakan keputusan keluarga yang sudah bisa mereka pahami, beri anak kesempatan untuk menyampaikan pendapat atau pilihan mereka. Misalnya saat akan makan bersama di luar rumah, tanyakan pendapat mereka menu apa yang sebaiknya dipilih. Termasuk kesempatan untuk melakukan negosiasi pada aturan atau batasan yang masih bisa ditoleransi. Cara ini akan mendorong anak memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan memotivasi mereka berperan aktif dalam lingkungan sosial.

5. Memberi Pemahaman Pilihan Perilaku

Ketika dihadapkan pada perilaku atau sikap anak yang tidak sesuai dengan aturan, orang tua perlu memberi pemahaman terkait letak kesalahan perilaku tersebut dan bukan malah menyalahkan individu yang melakukan kesalahan. Beri mereka penjelasan bahwa suatu perbuatan dikatakan salah karena merugikan, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Sehingga kamu tidak perlu memberikan hukuman agar mereka disiplin. Dengan fokus pada pelajaran berharga, anak dapat mengubah sikap dan perilakunya yang menyimpang.

Tidak bisa dipungkiri bahwa penerapan gentle parenting memang membutuhkan banyak waktu dan tenaga. Karena pada dasarnya orang tua cukup memberikan rangsangan agar anak memahami sesuatu secara mandiri. Untuk itu, penting juga mendukung kesehatan tubuh keluarga. Enervon-C Plus Syrup siap menemani ayah dan ibu dalam memastikan kebutuhan vitamin harian anak-anak terpenuhi. Dengan vitamin dan mineral lengkap, tambahan makan ini dapat membantu menjaga daya tahan tubuh anak dan mengoptimalkan proses tumbuh kembangnya. Dapatkan produknya dengan mudah dan cepat melalui Tokopedia atau Shopee resmi Enervon.