Secara bahasa, anak yang disebut sebagai slow learner adalah anak dengan kemampuan belajar yang lambat. Dalam perkembangannya kondisi ini ternyata tidak hanya dikaitkan dengan IQ yang rendah. Fakta ini diambil dari kamus psikologi American Psychological Association (APA)¹, bahwa slow learner adalah kondisi yang jauh berbeda dengan anak berkebutuhan khusus secara intelektual lain. Bahkan kondisi ini juga berbeda dengan anak normal yang memang perkembangan intelektualnya lambat. Mari lebih mengenal ciri slow learner, penyebab, dan cara mengatasinya.

Slow Learner

Dalam sumber yang sama, slow learner adalah anak dengan tingkat kecerdasan di bawah rata-rata anak pada umumnya. Kemudian penjelasan yang lebih rinci diambil dalam jurnal yang ditulis oleh Rima Sultana (2022)², bahwa slow learner adalah anak yang mampu memahami cara kerja suatu konsep dengan proses yang lebih lambat dibanding anak-anak pada umumnya. Mereka bukan anak dengan keterbelakangan mental atau anak yang membutuhkan kelas khusus pada anak berkebutuhan khusus.

Apabila dilakukan tes kecerdasan, beberapa peneliti mendapat hasil bahwa slow learner mendapatkan skor antara 70 hingga 90 atau antara 76 hingga 89. Uniknya adalah anak dengan kondisi ini tidak menunjukkan ciri yang mencolok. Baik dilihat dari kondisi fisik maupun cara mereka bersosialisasi. Sehingga sering kali anak dengan kondisi ini ditempatkan dalam kelas reguler bersama anak-anak lain.

Ciri yang Bisa Diamati

Meskipun begitu, pembelajar lambat masih bisa diamati sejak dini oleh orang tua di rumah. Identifikasi awal dari rumah ini nantinya akan sangat membantu saat orang tua perlu memasukkan anak ke sekolah. Orang tua dapat memberikan pengertian kepada guru mengenai kondisi anak. Dilansir dari jurnal yang sama², slow learner memiliki ciri sebagai berikut:

  1. Memiliki kelemahan dalam memproses suatu informasi dan instruksi.
  2. Membutuhkan waktu yang lama dan penjelasan berulang dalam memahami suatu konsep. Terutama dalam membedakan, menemukan persamaan, dan hubungan dari konsep-konsep yang ada.
  3. Memiliki kesulitan dalam mengingat, bahkan kemampuan memori jangka pendek. Sehingga mereka umumnya akan sulit menghitung, memahami bahasa, hingga terlambat berbicara.
  4. Menunjukkan karakter sosio-emosional seperti perasaan tidak aman dan perkembangan kedewasaan.
  5. Semua ciri di atas ikut memengaruhi slow learner dalam menyelesaikan masalah dan mempelajari hal-hal yang kompleks. Mereka bisa melakukannya namun tidak secepat anak lain yang seumuran.

Penyebab Anak Slow Learner

Anak yang mengalami kondisi lambat belajar disebabkan oleh beberapa faktor eksternal dan internal. Salah satunya adalah karena tingkat kecerdasan mereka yang memang berada di ambang batas rata-rata anak seusianya. Beberapa penyebab lain di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Faktor Emosional

Memiliki gangguan psikologis tertentu juga memicu anak lebih lambat menerima pembelajaran. Gangguan yang dimaksud seperti rendahnya rasa percaya diri sehingga menurunkan motivasi belajar serta gangguan kecemasan dan rasa takut berlebih sehingga mereka memisahkan diri dari proses pembelajaran.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan sekitar bisa menjadi penyebab yang paling banyak ditemui pada anak slow learner. Beberapa hal yang termasuk dalam kategori ini adalah lingkungan rumah yang tidak kondusif untuk belajar, pandangan negatif orang tua terhadap sistem pendidikan sehingga anak terhambat mengakses kelas pembelajaran, rendahnya kualitas penerapan pembelajaran di kelas oleh guru sehingga anak tidak mendapat perhatian lebih dibanding anak lainnya. Selain itu, tutupnya institusi pendidikan dalam periode yang lama seperti saat pandemi beberapa tahun lalu juga berpengaruh pada anak slow learner.

3. Faktor Kondisi Fisik

Selain itu, penyebab yang berasal dari kondisi khusus secara fisik pada anak juga bisa memengaruhinya dalam belajar. Gangguan kesehatan tertentu yang diderita anak sejak lahir membuat perkembangan berpikir mereka juga lebih lemah. Terutama kondisi yang membuat anak kekurangan waktu tidur secara terus menerus. Jika hal ini terjadi hingga usia sekolah, anak mungkin terpaksa sering absen karena harus menerima tindakan medis dalam waktu lama.

Cara Mengatasi Slow Learner

1.  Dukungan dan Penghargaan

Orang tua perlu memberikan anak slow learner dukungan emosional yang kuat untuk memotivasi mereka terus belajar. Selain dalam bentuk pujian verbal, kamu bisa memberi mereka imbalan sederhana setelah berhasil mempelajari atau melakukan sesuatu. Pencapaian sederhana sekalipun harus terus dihargai agar anak termotivasi.

2.  Berikan Target Sederhana

Agar hasil belajar anak dapat terpantau dengan baik, berikan mereka target meski tidak besar. Saat menentukan target pun harus sesuai karakteristik anak, jadi dapat berbeda meski sama-sama slow learner.

3.  Mengartikan Kegagalan dan Pantang Menyerah

Karena anak membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memahami sesuatu, berikan mereka pemahaman untuk tidak takut pada kegagalan. Jangan memberi mereka ejekan dan sejenisnya, tapi dorong mereka untuk pantang menyerah terus mencoba hingga mereka memahami suatu hal.

4.  Menyediakan Alat Bantu Visual

Bentuk dukungan lain yang perlu diberikan di rumah adalah memberi mereka alat bantu visual yang bisa digunakan setiap waktu. Bisa dalam bentuk pengingat pada kalender atau gambar spesifik yang ditempel pada area penting seperti kamar mandi dan dapur. Alat bantu visual ini akan lebih mudah dipahami dan masuk dalam alam bawah sadar mereka.

5.  Kesabaran adalah Kunci

Satu lagi tips yang bisa mendukung keberhasilan semua cara sebelumnya adalah dengan terus bersabar pada kebiasaan belajar mereka. Meski bukan hal yang mudah, kesabaran yang tinggi akan mencegah orang tua untuk membentak anak selama proses belajar. Ledakan kemarahan yang sebentar sekalipun bisa menurunkan motivasi anak dalam belajar.

Untuk memudahkan ayah dan ibu mendampingi anak selama proses tumbuh kembang mereka, anak dengan tubuh yang sehat adalah hal wajib. Enervon-C Plus Syrup hadir dengan kandungan multivitamin dan mineral lengkap yang diformulasikan khusus untuk anak. Tidak hanya vitamin C, anak juga akan mendapat asupan vitamin B kompleks, vitamin A, hingga vitamin D dalam satu kali konsumsi setiap hari. Pastikan kamu mendapatkan produk yang asli dengan mengakses toko resmi Enervon di Tokopedia dan Shopee.

Referensi:

  1. American Psychological Association. Slow Learner. Diakses pada 9 Oktober 2023 dari https://dictionary.apa.org/slow-learner
  2. Sk Rima Sultana. 2022. Slow Learning: Exploring Some Causes. Journal of Emerging Technologies and Innovative Research (JETIR). Diakses pada 9 Oktober 2023 dari https://www.jetir.org/papers/JETIR2201147.pdf
  3. Aliya Khan. 2019. Dealing with a Slow Learning Child. Diakses pada 9 Oktober 2023 dari https://www.healthyoptions.com.ph/newsdigest/effects-of-hypothyroidism-in-your-body/dealing-with-a-slow-learning-child