Pola pengasuhan yang dilakukan orang tua kepada anak memiliki kemungkinan untuk terus berubah. Hal ini umumnya dipengaruhi oleh karakter anak, lingkungan pergaulan, hingga minat bakat yang mulai ditunjukkan anak seiring tumbuh kembangnya. Setiap pola asuh tentu memiliki kelebihan dan tantangannya masing-masing, tapi uninvolved parenting adalah satu metode yang harus diwaspadai. Memiliki istilah bahasa Indonesia ‘orang tua yang tidak terlibat’, uninvolved parenting memiliki ciri-ciri yang perlu dihindari agar tidak memberikan dampak negatif kepada anak. Ikuti pembahasannya berikut ini.

Uninvolved Parenting dan Penyebabnya

Valencia (2019)¹ memaparkan, uninvolved parenting adalah pola asuh orang tua yang tidak memberikan keinginan dan kebutuhan anak selain kebutuhan primer seperti tempat tinggal, makanan, dan pakaian. Artinya, anak-anak kurang atau bahkan sama sekali tidak mendapatkan dukungan secara psikologis berupa bimbingan, mengambil keputusan, hingga sikap disiplin.

Bentuk dari uninvolved parenting dapat berbeda-beda berdasarkan usia anak. Misalnya pada saat bayi, orang tua memiliki kecenderungan tidak memiliki rasa menyatu secara emosional dengan anak. Kemudian saat balita, orang tua kurang berminat melakukan aktivitas bersama anak seperti menyuapi, memandikan, dan bermain. Bila ada kesempatan untuk melakukan tersebut, orang tua lebih suka memberikan waktu pengasuhan kepada nenek atau anggota keluarganya.

Memang terkesan buruk dan melanggar banyak nilai dan norma, namun tidak ada orang tua yang sengaja melakukan pengasuhan ini kepada anaknya. Beberapa penyebab yang sering ditemui adalah karena orang tua yang bekerja sehingga sulit untuk membagi fokus dengan anak-anak, seseorang yang juga mendapatkan pengasuhan serupa dari orang tuanya, hingga adanya gangguan kesehatan mental pada orang tua. Penyebabnya mungkin lebih kompleks bagi sebagian orang, namun hal ini harus segera disadari dan dilakukan perbaikan.

Dampaknya bagi Anak

Sudah bisa ditebak dengan mudah jika pola asuh ini berdampak negatif pada anak. Beberapa orang berpendapat bahwa anak akan terlatih mandiri memenuhi kebutuhannya. Namun hal ini tidak sebanding dengan dampak negatif yang mereka rasakan. Pertama, anak tidak mampu mengembangkan kemampuan mengelola emosional mereka. Kedua, hal tersebut menjadikan mereka tidak percaya diri dan sulit membangun interaksi dengan teman-temannya. Ketiga, anak dapat tumbuh sebagai pribadi yang sulit bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya. Itu semua berawal dari terbatas atau tidak adanya komunikasi di dalam keluarga. Semua dampak tersebut tidak bisa diremehkan. Terutama jika inner child anak terluka dan memengaruhi kehidupan mereka saat dewasa.

Ciri-Ciri yang Perlu Diwaspadai

Tidak jarang pola asuh ini kurang disadari oleh orang tua. Apalagi jika anak cenderung diam dan tidak menuntut banyak hal. Itulah kenapa orang tua perlu mewaspadai beberapa ciri uninvolved parenting di bawah ini.

1. Terlalu Fokus pada Kepentingan Pribadi

Orang tua sering kurang mampu mengalokasikan fokusnya terhadap anak, baik itu karena urusan pekerjaan maupun aktivitas di luar rumah lainnya. Bahkan tidak jarang baik ayah atau ibu, sama-sama mudah mendahulukan urusan lain dibanding soal anak. Sayangnya hal seperti ini dilakukan tanpa disadari dan menjadi kebiasaan.

2. Kurang atau Menurunnya Keterikatan Emosional

Ciri berikutnya yang juga berkaitan dengan poin sebelumnya adalah turunnya hubungan emosional antara orang tua dan anak. Padahal keterkaitan secara psikologis adalah hal yang secara natural muncul pada orang tua dan anaknya. Hal ini juga yang membuat orang tua merasa tidak perlu memberikan afeksi lebih kepada anak.

3. Menurunnya Ketertarikan pada Aktivitas Anak

Karena tidak dekat secara emosional, orang tua juga menjadi kerap melewatkan aktivitas anak atau kurang tertarik secara keseluruhan. Mulai dari pengerjaan PR sekolah, hobi anak, hingga hal penting lain seperti acara resmi sekolah yang membutuhkan kehadiran orang tua. Hal ini juga membuat orang tua tidak mengenal betul karakter anak.

4. Tidak Menetapkan Aturan atau Adanya Pembiaran

Hampir sama dengan pola asuh permisif, uninvolved parenting tidak menerapkan aturan ketat kepada anak dalam hal apa pun. Bedanya, pembiaran ini terjadi karena orang tua tidak merasa perlu mengatur anak kecuali perbuatan mereka memberikan efek langsung pada ayah dan/atau ibunya. Saat anak terlibat masalah di sekolah, orang tua cenderung tidak sedih.

Jaga Kesehatan Keluarga Bersama Enervon-C Tablet

Melakukan perubahan dari kebiasaan kurang peduli mungkin sulit untuk sebagian orang. Terutama bila penyebab utamanya masih belum diselesaikan. Namun kemauan yang besar untuk memperbaiki semuanya adalah bekal yang sangat berharga. Tidak ragu untuk meminta saran dan bantuan keluarga dan ahli menjadi salah satu saran yang patut dicoba.

Satu bentuk lain untuk menunjukkan kepedulian orang tua kepada anak adalah dengan memastikan mereka mendapatkan haknya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Untuk mendukung stamina kamu selama proses pengasuhan, Enervon-C Tablet hadir dengan kandungan multivitamin dan mineral yang lengkap. Tidak hanya daya tahan tubuh yang terjaga, suplemen ini juga akan membantu memenuhi energi untuk aktivitas seharian. Waktu berkualitas kamu bersama buah hati tidak lagi terlewatkan. Miliki stoknya dengan mengakses toko resmi Enervon di Tokopedia dan Shopee.

Referensi:

1.  Valencia Higuera. 2019. What Is Uninvolved Parenting?. Diakses pada 23 Oktober 2023 dari https://www.healthline.com/health/parenting/uninvolved-parenting