Masuk pada bulan terakhir tahun ini menjadikan pekerja lebih bersemangat di tengah tugas akhir tahun yang tidak sedikit. Selain kesempatan untuk cuti panjang yang terbuka lebar, akhir tahun juga identik dengan adanya bonus tahunan karyawan. Termasuk dalam non upah seperti THR dan insentif, bonus tahunan karyawan adalah sejumlah uang di luar gaji pokok yang diberikan secara tunai bersama gaji terakhir pada tahun tersebut. Mari memahami ketentuan, jenis, dan cara perhitungannya.

Bonus Tahunan Karyawan dan Ketentuannya

Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 2021 tentang Pengupahan, pekerja bisa mendapatkan penghasilannya dalam bentuk upah dan pendapatan non-upah. Meski tidak disebutkan secara langsung, bonus tahunan karyawan bisa termasuk dalam pendapatan non-upah. Sehingga penetapan dan ketentuannya diserahkan kepada perusahaan yang dituangkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama. Perusahaan bisa saja tidak mencantumkan aturan terkait bonus tahunan dalam perjanjian kerja karena memang tidak menjanjikan hal tersebut. Berbeda dengan THR yang memang pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memberikannya. Itulah kenapa penting sekali untuk mencermati dokumen-dokumen tersebut saat mempertimbangkan hak dan kewajiban pemberi kerja dan kamu sebagai pekerja, terutama soal bonus.

Perusahaan memberikan bonus tahunan karyawan sebagai bentuk upaya mendorong motivasi kerja dan loyalitas pekerja. Pada umumnya memang tidak semua pekerja mendapatkannya. Penentuan pekerja yang mendapatkan bonus tahunan biasanya akan didasarkan atas beberapa faktor atau indikator. Ikuti penjelasan detailnya di bawah ini.

Jenis Faktor yang Dipertimbangkan

Bila perusahaan mengatur pemberian bonus tahunan, maka pekerja perlu memenuhi kategori berikut ini.

1. Jabatan

Pekerja dengan jabatan yang tinggi akan mendapatkan bonus tahunan yang lebih besar dibanding pekerja dengan jabatan di bawahnya. Contoh mudahnya adalah manajer sebagai pemegang jabatan tertinggi bisa mendapatkan 100% dari gaji pokok, supervisor mendapatkan 80% dari gaji pokok, dan seterusnya hingga jabatan terbawah.

2. Masa Kerja

Dengan konsep yang hampir sama, masa kerja juga menentukan besaran bonus. Setiap bertambah tahun, pekerja akan mendapatkan bonus yang semakin besar. Bagi pekerja yang belum genap satu tahun, penghitungan bonus tahunan akan digunakan rumus prorata, yaitu (gaji pokok : 12) x masa kerja.

3. Departemen

Perbedaan departemen atau bagian juga akan memengaruhi besaran bonus tahunan. Umumnya departemen yang berkaitan dengan produksi akan mendapat bonus yang lebih besar dibanding departemen non-produksi, seperti keuangan, pemasaran, dan HR.

4. Sanksi

Pekerja yang pernah mendapatkan atau sedang menjalani sanksi akan mendapat persentase bonus yang lebih kecil dibanding pekerja yang belum pernah mendapatkan sanksi sama sekali. Bentuk sanksi yang dimaksud mulai dari skorsing hingga pemberian surat peringatan I, II, dan III.

Cara Perhitungan Bonus Tahunan

Bonus tahunan karyawan dapat dihitung menggunakan rumus berikut ini:

Bonus tahunan = (Masa kerja x departemen x jabatan x gaji) x sanksi yang pernah atau sedang dijalani

Agar lebih mudah dipahami, perhatikan dua ilustrasi sederhana berikut ini.

Ilustrasi 1

Sdr. A merupakan manajer bagian produksi yang sudah bekerja selama 4 tahun dengan gaji Rp. 8.000.000 per bulan. Ia pernah mendapatkan surat peringatan III. Aturan bonus tahunan pada perusahaan tempat Sdr. A bekerja adalah sebagai berikut: Manajer (100%); produksi (70%); 4 tahun bekerja (110%); surat peringatan III (50%).

Bonus tahunan = (100% x 70% x 110% x 8.000.000) x 50%

Bonus tahunan = 3.080.000

Ilustrasi 2

Sdr. B merupakan pekerja pelaksana bagian non-produksi yang baru bekerja selama 5 bulan dengan gaji Rp. 3.000.000 per bulan dan belum pernah mendapatkan atau tidak sedang menjalani sanksi.

Bonus tahunan = (3.000.000 : 12) x 5

Bonus tahunan = 1.250.000

Sebagai catatan tambahan, besaran persentase bonus di atas bukan aturan pasti yang ditetapkan pemerintah. Artinya, setiap perusahaan akan memiliki aturan masing-masing dan sangat mungkin berbeda dalam hal persentase namun sama dalam hal rumus penghitungan. Selain itu, perusahaan nantinya juga akan mengurangi jumlah tersebut dengan pajak yang berlaku.

Perusahaan yang menggunakan sistem karyawan berbasis digital biasanya akan lebih cepat melakukan penghitungan. Tim keuangan perusahaan dan HR tinggal mengintegrasikan beberapa data dasar untuk kemudian diolah oleh sistem agar terhindar dari kesalahan.

Jaga Produktivitas dengan Enervon Active

Dengan melihat ketentuan dan faktor yang dijadikan dasar memberikan bonus tahunan karyawan di atas, tentu kamu setuju bahwa menjaga produktivitas kerja memiliki manfaat jangka panjang secara materiel. Semakin baik performa kerja, maka semakin panjang pula masa kerja kamu pada suatu perusahaan.

Untuk mendukung performa kerja sehari-hari, Enervon Active hadir sebagai suplemen yang akan membantu menambah stamina. Dengan kandungan multivitamin dan mineral yang lengkap, konsumsi satu kali sehari telah membantu mencukupi nutrisi harian. Selain menguatkan daya tahan tubuh, kamu juga akan lebih berenergi menghadapi semua tantangan di tempat kerja. Produk ini juga bisa didapatkan dengan praktis melalui toko resmi Enervon di Tokopedia dan Shopee.