Canggih! Indonesia sudah garap AI (Artificial Intellegence) yang ditujukan untuk bisa deteksi virus corona dari dalam tubuh manusia hanya dalam waktu 2 menit saja.

 

Sepertinya untuk menyelesaikan masalah pandemi Covid-19 ini semua hal sudah dikerahkan. Termasuk terlibatnya teknologi untuk membantu umat manusia menyelesaikan masalah atau pandemi yang satu ini. Sudah lumayan cukup lama pandemi ini berada di Indonesia.

Jika dihitung dari kamu yang menerapkan sistem work from home atau WFH – apakah sudah memasuki bulan kedua untuk tetap berada di rumah saja? Apakah kamu sudah lupa alamat kantor atau bagaimana cara kamu untuk bisa sampai ke sana? Mudah-mudahan tidak, ya.

 

 

Segala hal sudah dikerahkan untuk membantu menyelesaikan pandemi Covid-19 di Indonesia. Termasuk ke upaya BPPT atau Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi yang belum lama ini melakukan inovasi yang cukup mutakhir.

Inovasi tersebut terkait dengan penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau AI untuk penanganan Covid-19. Sebelumnya di Indonesia sendiri, untuk menguji apakah kamu positif terpapar virus corona atau tidak tentu mesti melewati rapid test dan PCR.

Dua tes tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, BPPT mengupayakan cara dan waktu yang paling singkat untuk bisa mengetahui apakah kamu atau seseorang tersebut terpapar virus corona atau tidak.

Deteksi dini tentu jadi salah satu langkah yang cukup efisien untuk memberhentikan rantai penularan Covid-19. Untuk mendukung hal tersebut, sistem AI atau kecerdasan buatan ini diharapkan bisa membantu tenaga medis untuk mengetahui hasil pemeriksaan hanya dalam waktu dua menit saja.

 

Keterbatasan Rapid Test dan PCR

Rapid test dinilai menjadi tes atau uji yang cukup cepat dilakukan namun mempunyai beberapa kelemahan. Salah satunya adalah ketepatan pengukurannya serta terbatasnya alat yang dimiliki tenaga medis tersebut.

Probabilitasnya masih rendah sehingga orang yang positif atau negatif Covid-19 pada hasil tes dari rapid test mesti melakukan tes ulang dengan metode PCR atau swab test. Ketepatan menggunakan tes PCR cukup ampuh dan tepat.

Namun keterbatasan yang dimiliki oleh tes PCR adalah ketergantungan pada ketersediaan Reagan sebagai likuid pemicunya dan butuh waktu yang cukup lama sampai berjam-jam untuk mengetahui hasil tes Covid-19 tersebut.

Dinilai beberapa tes tersebut belum efektif dan efisien, maka BPPT berupaya mengembangkan alternatif lain, yaitu menggunakan AI. Hammam, sebagai ketua BPPT menyatakan kalau teknologi AI ini dinilai akan mempermudah para tenaga medis.

 

Deteksi Covid-19 Pakai AI

Dilansir dari Kumparan – Hammam mengatakan kalau teknologi AI ini yang sedang dikembangkan akan membutuhkan data CT-Scan dan X-Ray dari pasien yang tes Covid-19. Dari data tersebut AI akan mempelajari data tersebut dari sistem machine learning dan deep learning.

Pengembangan teknologi AI untuk deteksi dini Covid-19 ini tentu akan ada validasi dari radiolog dan dokter sehingga bisa menghasilkan keputusan apakah seseorang yang dites ini benar-benar positif Covid-19 atau tidak.

 

 

Hammam juga mengatakan kalau kamu datang ke rumah sakit tapi tidak memiliki gejala Covid-19, kamu bisa melakukan tes Thorax. Nanti ada petugas radiolog dan dokter yang akan memasukan data CT-Scan dan X-Ray ke sistem cloud.

Dari sana, nanti AI akan membaca serta menganalisa dari data-data yang sudah masuk. Dari analisa sampai ke hasil – dengan teknologi ini kamu akan mendapatkan hasilnya dalam kurun waktu kurang lebih 2 menit saja.

 

 

Hammam sendiri optimis kalau teknologi AI ini kedepannya bisa mempermudah banyak hal. Namun tentu ada keperluan untuk keterbukaan informasi kesehatan untuk bantu mesin AI ini mempelajari data serta menghasilkan keputusan yang valid.

 

Feature Image – marketeers.com