Selama pandemi Covid-19, banyak sekali beredar kabar bohong atau hoaks, serta informasi yang keliru di berbagai platform, mulai dari pesan yang disebarkan melalui aplikasi chat, hingga media sosial. Misinformasi ini tentu sangat berbahaya, terutama di tengah banyaknya masyarakat dunia yang mencari berbagai informasi untuk dijadikan rujukan masalah kesehatan.

Berdasarkan analisis, informasi keliru atau hoaks mengenai Covid-19 biasanya berisi informasi tentang cara pencegahan, penyembuhan, atau menyakutkan pandemi dengan teori- teori tertentu.

 

Credit: techgenyz.com

Dalam menanggapi hal tersebut, belum lama ini Twitter mengumumkan akan memberikan label khusus pada tweet yang dinilai mengandung kesalahan informasi yang terkait virus corona.

Nantinya, tweet yang bertolak belakang dengan informasi dari pakar dan ahli kesehatan tidak akan dihapus, namun akan diberi keterangan lanjutan berupa link yang berisi informasi dari sumber terpercaya untuk membantah informasi keliru tersebut.

Apabila informasi yang diberikan berpotensi membahayakan masyarakat, seperti mengajak orang untuk tidak menerapkan physical distancing, maka Twitter akan menghapus tweet tersebut. Tapi, Twitter hanya akan bertindak sebatas memberi label atau menghapus tweet saja. Jadi, tidak ada tindakan lebih lanjut pada informasi yang terbukti salah, maupun pada orang yang menyebarkannya.

Berbeda dengan Platform Lainnya

Credit: neuro-insight.com

Jika platform lain, seperti Facebook menyertakan pihak ketiga untuk melakukan cek fakta atau klarifikasi mengenai informasi yang salah. Twitter tidak menggunakan cara ini.

"Salah satu perbedaan dalam pendekatan yang kami gunakan di sini adalah bahwa kami tidak menunggu pihak ketiga untuk melakukan cek fakta"  ungkap Direktur Kebijakan Publik Twitter, Nick Pickles, dikutip dari Kompas.

Informasi rujukan yang disertakan dalam tweet diharapkan dapat membantu pembaca yang bingung atau tidak yakin dengan informasi yang sedang dibacanya, sehingga ia bisa membedakan mana informasi yang benar dan salah.

Pemberian label pada tweet ini akan berlaku pada semua akun Twitter, mulai dari akun milik tokoh publik, akun pribadi, maupun lainnya. Selain itu, label juga akan diberikan pada tweet yang sudah muncul sebelum kebijakan ini diberlakukan.

Dan Twitter juga mengungkapkan bahwa kebijakan pemberian label ini tak menutup kemungkinan untuk diterapkan pada topik lainnya, selain dari  Covid-19.

 

 

Featured Image - fastcompany.com