Selama pandemi, tidak sedikit orang yang merasa stres, khawatir, dan cemas akan situasi yang belum pasti kapan berakhirnya ini. Mungkin, kamu salah satu orang yang juga mengalami perasaan ini. Covid-19 merupakan penyakit baru yang membuat kita berpikir secara berlebihan dan jadi lebih menggunakan emosi dibanding logika.

Cemas atau anxiety merupakan perasaan gugup atau gelisah. Orang cenderung mengalaminya saat berada di situasi tertentu, seperti ujian, saat harus mengambil keputusan penting, atau saat wawancara kerja.

Rasa cemas merupakan reaksi alami terhadap stres, yang sebenarnya dapat membuatmu jadi lebih berhati- hati dan waspada. Hal ini sangat wajar dialami, terutama ketika kamu sedang berhadapan dengan masalah.

Namun, jika kamu mengalami rasa cemas yang berlebihan, tentu hal ini jadi tidak sehat, sulit dikontrol, bahkan dapat mengganggu kehidupan dan aktivitas sehari- hari. Singkatnya, kondisi ini disebut dengan gangguan kecemasan.

Tak hanya mengganggu kehidupan dan aktivitas, gangguan kecemasan dapat menimbulkan masalah mental dan mempengaruhi kesehatan, seperti menurunnya daya tahan tubuh jadi kamu lebih mudah sakit.

Lalu, dampak lain apa yang dapat ditimbulkan jika mengalami rasa cemas berlebihan? Dan bagaimana cara mengatasinya?

Dampak yang Ditimbulkan Akibat Cemas

Dampak Buruk yang Dapat Ditimbulkan Akibat Cemas Berlebihan / Credit: cnnindonesia.com

Ada berbagai macam gangguan kecemasan, mulai dari gangguan cemas akan perpisahan, gangguan cemas sosial, gangguan stres akut, dan gangguan stres paska trauma.

Gangguan kecemasan yang paling berdampak dari pandemi adalah gangguan cemas menyeluruh dan obsesif kompulsif. Kondisi dimana seseorang merasakan rasa cemas berlebihan dan dialami di hampir setiap waktu. Rasa cemas yang dialami dapat menyebabkan gangguan fungsi kehidupan dan hubungan dengan orang lain.

Gangguan cemas menyeluruh ini adalah respon patologis terhadap semua kejadian rutin dalam keseharian. Misalnya, cemas akan kondisi ekonomi, sekolah, masalah keluarga, dan lain sebagainya.

Sedangkan, gangguan obsesif kompulsif merupakan rasa cemas yang memikirkan tentang penyakit, kuman, hingga kebersihan.

Pandemi Covid-19, menyebabkan gangguan obsesif kompulsif semakin buruk, karena kekhawatiran mengenai berbagai hal. Dan jika terus menerus dibiarkan terjadi, kondisi ini dapat menggangu kehidupan.

Bagaimana Cara Mengatasi Rasa Cemas Berlebihan?

Dampak Buruk yang Dapat Ditimbulkan Akibat Cemas Berlebihan / Credit: lifestyle.okezone.com

Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi rasa cemas berlebihan selama pandemi, yaitu:

  1. Mengerti dan mengenali kecemasan. Rasa cemas bukanlah musuh bagi kita, bahkan kecemasan dapat meningkatkan kewaspadaan dan membuatmu bisa mengantisipasi suatu hal. Tapi, bukan rasa cemas yang berlebihan.
  2. Praktikkan mindfulness. Bawa perhatian kondisi ini sembari menerima dan mengenali pikiran, emosi, perasaan, dan sensasi fisik. Sebaiknya, lakukan hal yang disukai dan coba untuk rileks.
  3. Buatlah rencana. Kamu bisa menulis apa saja dampak pandemi, buat solusi yang mungkin diambil, fokus pada hal yang bisa dilakukan, dan buatlah rencana.
  4. Tetap melakukan kontak dengan teman dekat dan keluarga. Saling bertukar kabar dan sesekali mengobrol dapat mengurangi rasa cemas berlebihan.
  5. Membantu sesama, tidak perlu secara fisik. Kamu bisa menjadi lebih ramah dan bersikap positif terhadap kondisi yang sedang dialami saat ini.
  6. Lakukan berbagai aktivitas sehat yang dapat meningkatkan mood dan redakan cemas, seperti olahraga dan berjemur di bawah sinar matahari.

Sebisa mungkin, lakukan kegiatan yang bisa membuat pikiran dan tubuhmu jadi lebih rileks. Dengan begitu rasa cemas dapat berkurang.

 

Featured Image - bestlifeonline.com

Source - popmama.com