Sudah belakangan terakhir, happy hypoxia ramai diperbincangkan. Pasalnya, pasien yang mengalami happy hypoxia bisa mengalami kekurangan kadar oksigen dalam tubuh tanpa disadari dan tidak adanya gejala sesak napas. Bahkan, kondisi ini disebut sebagai silent killer.

Tetapi, tak khusus dialami oleh pasien Covid-19 saja, happy hypoxia juga kerap terjadi oleh individu yang memiliki masalah kesehatan lainnya, seperti anemia, PPOK (penyakit paru obstruksi kronis), dan juga stroke. Hanya saja, pada pasien Covid-19, happy hypoxia bisa lebih berbahaya.

Ketika pasien sudah mengalami happy hypoxia – ia cenderung tidak mengalami kesulitan bernapas, meski kadar oksigennya sudah sangat rendah. Dalam beberapa kasus, pasien merasa tidak terganggu sama sekali.

Happy hypoxia yang memengaruhi kadar oksigen dalam tubuh sangatlah berbahaya. Berdasarkan studi dari American Journal of Resporatory and Critical Care Medicine, kasus happy hypoxia sudah terjadi pada banyak pasien dan mereka tidak mengalami kesulitan bernapas.

Masih Berkaitan dengan happy hypoxia – sebenarnya, siapa saja yang jauh lebih rentan mengalami kondisi penurunan oksigen dalam darah ini?

 

 

 

Happy Hypoxia, Siapa yang Paling Rentan Mengalaminya?

Happy Hypoxia: Siapa Saja yang Rentan Terserang? / Credit: health.detik.com

Sebetulnya, hampir semua pasien Covid-19 memiliki risiko mengalami happy hypoxia. Namun, bagi pasien yang memiliki penyakit komorbid dan masalah pada saluran pernapasan tertentu, lebih rentan terhadap kondisi ini.

Selain itu, seseorang yang sudah menunjukkan gejala-gejala Covid-19 juga rentan. Dan, perlu diperiksa lebih lanjut. Hal ini agar pasien tidak sampai mengalami risiko fatal. Memang, langkah untuk meminimalisir risiko sangatlah penting.

Untuk pencegahan – tidak ada cara spesifik dalam menghindari gejala happy hypoxia. Tetapi, bisa menggunakan pulse oximeter untuk seseorang yang ingin memantau kadar oksigen dalam tubuh dan mendeteksi kemungkinan awal happy hypoxia.

Pemakaian pulse oximeter juga cukup mudah. Hanya perlu ditempelkan pada bagian jari, dan hasilnya akan muncul. Atau, bisa kunjungi layanan kesehatan untuk memeriksa kadar oksigen tubuh.

 

 

 

Hal Lain Mengenai Happy Hypoxia yang Mesti Diperhatikan

Happy Hypoxia: Siapa Saja yang Rentan Terserang? / Credit: cnnindonesia.com

Saat oksigen dalam tubuh menurun, bisa dikatakan mengalami silent hypoxemia. Umumnya, kondisi ini menimbulkan sejumlah gejala, yaitu

  • Sesak napas
  • Pusing hingga pingsan
  • Napas lebih pendek dan cepat
  • Batuk
  • Denyut jantung menjadi lebih cepat
  • Kulit pada ujung jari dan sekitar bibir menjadi biru

Tapi, happy hypoxia pada pasien Covid-19, sejumlah gejala tersebut hampir tidak dialami oleh pasien. Yang mesti kamu perhatikan – gejala happy hypoxia hanya terjadi pada orang yang sudah menimbulkan gejala Covid-19.

Artinya, kondisi ini mungkin tidak terjadi pada orang tanpa gejala (OTG). Jadi, jika ada keluarga, kerabat, atau diri sendiri mengalami gejala demam, flu, beserta gejala Covid-19 lainnya – segera hubungi layanan kesehatan untuk peroleh penanganan tepat.

 

Featured Image - sciencemag.org

Source - detik.com