Hingga saat ini, berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, masih dihadapkan dengan kondisi pandemi Covid-19. Sebagai harapan dalam menghadapi virus baru ini, vaksin adalah salah satu jawabannya.

Vaksin – dianggap sebagai hal penting, sehingga masyarakat tak lagi terlalu cemas akan penularan virus. Meski tidak bisa 100 persen menghindari ancaman Covid-19, tapi kalau pun tertular, gejala dan kondisi yang dialami tidak begitu parah.

Memberi vaksin diharap dapat meningkatkan imunitas tubuh manusia dalam menghadapi ancaman virus di tengah masyarakat. Dengan begitu, keinginan seluruh aktivitas dapat pulih dapat segera diwujudkan.

 

 

 

Mengenai vaksin – hampir sebagian besar vaksin, menunjukkan hasil yang positif, termasuk vaksin buatan Johnson & Johnson. Dilansir dari CNN Indonesia, dari hasil awal uji klinis, ditunjukkan bahwa vaksin ini dapat ditoleransi dengan baik.

Bahkan, satu dosis vaksin dapat menghasilkan respon imunitas tubuh yang kuat. Ini sudah dicoba pada hampir 800 peserta uji klinis.

 

Tahap Pengembangan Vaksin

Vaksin Covid-19 Hasilkan Antibodi, Ditemukan Pada Awal Uji Klinis / Credit: timesofindia.indiatimes.com

Sebelum memasuki ulasan lebih detail mengenai vaksin tersebut – ada baiknya kamu mengetahui sejumlah tahapan yang dilakukan dalam pengembangan vaksin, yaitu:

  • Tahap pertama, membuat kandidat vaksin.
  • Tahap kedua, melakukan uji coba pada binatang.
  • Tahap ketiga, uji coba ke manusia dalam jumlah kecil (fase 1).
  • Tahap keempat, uji keamanan dan kemanjuran obat/vaksin ke manusia dalam jumlah menengah (fase 2).
  • Tahap kelima, uji keamanan dan kemanjuran vaksin dalam jumlah besar (fase 3).
  • Tahap ketujuh, persetujuan peraturan final dan pembuatan pabrik sembari mendaftarkan vaksin di setiap negara.

 

 

 

Uji Coba Vaksin Dapat Hasilkan Antibodi

Vaksin Covid-19 Hasilkan Antibodi, Ditemukan Pada Awal Uji Klinis / Credit: apnews.com

Seperti diketahui, vaksin yang dikembangkan oleh Johnson & Johnson ini menggunakan teknologi yang sama, seperti dalam pengembangan vaksin untuk Ebola, Zika, HIB, dan RSV.

Lebih lanjut – uji coba vaksin Johnson & Johnson ini dilakukan ke dua kelompok, yaitu usia 18-55 tahun, dan 65 tahun ke atas. Tujuannya, untuk melihat tingkat keamanan dan efek samping dari dua dosis yang berbeda. Di awal uji coba tersebut, ditemukan bahwa vaksin dapat memicu respons kekebalan tubuh dari virus.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 99 persen peserta berusia 18-55 tahun berhasil mengembangkan antibodi terhadap virus, 29 hari setelah mendapat vaksin. Dan, efek samping vaksin seperti demam, nyeri, dan sakit kepala hilang setelah beberapa hari.

Nantinya, peserta akan menerima suntikan vaksin kedua, sebagai bagian dari uji coba. Dan, pada uji coba fase 3, akan dilakukan penelitian mengenai keamanan dan efektivitas dosis tunggal terhadap placebo untuk mencegah gejala Covid-19.

Sejauh ini, Johnson & Johnson termasuk pihak yang melakukan uji coba vaksin Covid-19 fase 3 di Amerika Serikat. Disebutkan pula bahwa pedoman vaksin yang dimiliki sudah ketat dan sudah dipertimbangkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

 

Featured Image - nytimes.com

Source - cnnindonesia.com