Hingga kini, pandemi Covid-19 masih terus berlangsung di berbagai negara, termasuk Indonesia. Tak sedikit pula negara yang kembali memberlakukan lockdown – akibat melonjaknya kasus positif virus corona. Kondisi seperti ini, tentu sangat meresahkan bagi sebagian besar masyarakat.

Virus corona – memiliki berbagai gejala yang dialami oleh para pasiennya, mulai dari gejala ringan hingga berat. Sejumlah gejala yang timbul, tak boleh disepelekan. Pasalnya, jika tidak diberi tindakan secara tepat, maka dapat berakibat fatal.

Salah satu gejala Covid-19 yang masuk dalam kategori berat dan dapat memicu kondisi fatal jika tak segera ditangani – yaitu, sesak napas. Terlebih, jika sesak napas dialami oleh pasien berusia lanjut dan respons kekebalan tubuh yang lemah. Dengan begitu, kondisi pasien dapat semakin parah.

 

Selain Sesak Napas,

Gejala Covid-19 Ini Juga Berbahaya

Selain Sesak Napas, Deretan Gejala Covid-19 Ini Dapat Sebabkan Risiko Fatal / Credit: kompas.com

Selain sesak napas – adapula kondisi fatal yang justru tidak menimbulkan gejala apapun, yaitu happy hypoxia, yang kerap tak disadari oleh para penderitanya. Biasanya, pasien Covid-19 yang mengalami happy hypoxia, memiliki tingkat oksigen yang rendah, tapi tak mengalami sesak napas.

Lalu, ada pula gejala Covid-19 lainnya yang juga dapat memicu kondisi fatal – berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat – gejala yang mesti diwaspadai tersebut, meliputi:

  • Kesulitan bernapas
  • Nyeri atau tekanan yang terus menerus dirasakan di daerah dada
  • Merasa kebingungan
  • Tidak mampu untuk bangun atau tetap terjaga
  • Bibir, wajah, dan kuku berubah warna – menjadi kebiruan. Ini bisa menjadi salah satu gejala happy hypoxia.

Berkaitan dengan gejala yang mesti diwaspadai tersebut – umumnya, lebih banyak dialami oleh pasien virus corona yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Seperti diketahui, komorbid dapat menyebabkan imunitas pasien melemah – sehingga, tidak mampu melawan Covid-19 secara maksimal.

Jika imunitas tubuh lemah, maka kemungkinan besar virus dapat berkembang biak di dalam paru-paru – kemudian menyebabkan peradangan dan kerusakan jaringan. Untuk itu, sistem kekebalan tubuh penting sekali untuk dijaga selama masa pandemi.

Masyarakat disarankan menerapkan pola hidup sehat, seperti tidur selama 7-8 jam setiap hari, dan kelola stres dengan baik.

Lalu, terapkan selalu menjaga jarak, dan rutin mencuci tangan. Protokol kesehatan wajib diterapkan, terutama saat beraktivitas di tempat publik.

 

 

 

Featured Image - bandung.ob-fit.com

Source - detik.com