Hingga kini, beragam informasi mengenai Rencana program vaksinasi yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat – memang membuat banyak masyarakat semakin tertarik akan pembicaraan ini.

Berdasarkan kebijakan yang sudah ditetapkan, Presiden Joko Widodo telah mencanangkan vaksin Covid-19 gratis untuk seluruh masyarakat Indonesia. Vaksin yang diberikan pun telah melalui uji klinis ketat, sehingga vaksin aman dan efektif, serta sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

 

 

 

Seharusnya, vaksin diberikan pada orang berusia 18-59 tahun dengan keadaan kesehatan baik. Tapi, bagaimana dengan orang yang memiliki penyakit penyerta alias komorbid? Hal apa yang perlu diperhatikan dalam mendapatkan vaksin?

Dilansir dari CNN Indonesia – diinformasikan oleh Ketua Pengurus Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Profesor Iris Rengganis menyatakan bahwa orang dengan komorbid tetap boleh diberi vaksin, tapi dengan sejumlah catatan.

Lebih lengkap mengenai catatan penting tersebut berdasarkan komorbidnya – berikut ini ulasan lengkapnya.

 

Vaksin 101: Catatan Penting Vaksinasi Bagi Pengidap Komorbid / Credit: nasional.kompas.com

Asma Bronkial

Seseorang yang memiliki asma bronkial yang terkontrol dengan baik boleh mendapatkan vaksin Covid-19. Tetapi, jika pasien mengidap asma akut, maka sebaiknya menunda vaksin terlebih dahulu dan tunggu hingga keadaan terkontrol dengan baik.

 

Urtikaria

Jika tidak ada bukti timbulnya urtikaria atau biduran karena vaksinasi Covid-19, maka vaksin layak diberikan. Namun, kalau ada bukti urtikaria, maka ini menjadi keputusan dokter klinis – terkait pemberian vaksin.

Memberi antihistamin sebelum vaksinasi, juga dianjurkan.

 

Dermatitis Atopik

Bagi orang yang memiliki kondisi dermatitis atopik – tetap boleh diberikan vaksin Covid-19. Sebab, kondisi kesehatan ini tidak menimbulkan kontradiksi akibat vaksin.

 

Diabetes Tipe 2

Vaksin 101: Catatan Penting Vaksinasi Bagi Pengidap Komorbid / Credit: ehealth.eletsonline.com

Pasien dengan penyakit penyerta diabetes tipe 2 boleh diberikan vaksin – ini baik dalam kondisi gula darah sedang terkontrol maupun tidak. Untuk orang dengan diabetes, diprioritaskan mendapat vaksin karena memiliki tingkat risiko terinfeksi yang cukup tinggi.

 

Obesitas

Seseorang yang mengidap obesitas juga boleh diberikan vaksin Covid-19. Sama seperti diabetes tipe 2 – pasien obesitas juga lebih diprioritaskan memperoleh vaksin, sebab memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi.

 

Tiroid

Penyakit tiroid bukanlah kontradiksi terhadap vaksin Covid-19. Pasien tiroid yang mendapatkan terapi kortikostreoid termasuk dalam kelompok berisiko tinggi, sehingga diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin.

 

HIV

Orang dengan HIB juga boleh memperoleh vaksin Covid-19. Pada orang yang divaksin saat CD4<200, vaksin sebaiknya diulang kembali ketika CD4>200.

 

Autoimun

Pasien autoimun belum dianjurkan mendapat vaksinasi Covid-19. Dianjurkan menunggu hasil penelitian lebih lanjut.

 

Sindroma Hiper IgE

Hingga kini, pasien Hiper IgE belum dianjurkan mendapatkan vaksin Covid-19 hingga penelitian lebih lanjut.

 

 

 

Featured Image - portalprobolinggo.pikiran-rakyat.com

Souce - cnnindonesia.com