Sudah hampir satu setengah tahun pandemi Covid-19 melanda dunia, tapi sayangnya tanda-tanda berakhir pun belum kunjung terlihat. Untuk itu, penerapan protokol kesehatan, meliputi menjaga kebersihan – merupakan upaya pencegahan yang sangat dianjurkan.

Menjaga kebersihan, termasuk rutin mencuci tangan secara tepat selama setidaknya 20 detik – dianggap sebagai senjata jitu untuk membunuh virus corona yang mungkin menempel di permukaan tangan. Seperti diketahui, tangan termasuk media penyebaran virus, apalagi jika sering menyentuh wajah.

Karena ukuran virus sangatlah kecil – dan masih banyaknya orang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala, jadi kamu pun tidak pernah tahu dengan pasti di mana dan kapan virus tersebut dapat menyebar. Tapi yang wajib diingat, virus dapat menyebar ketika orang terinfeksi sedang batuk, bersin, hingga berbicara sekakipun.

Sayangnya, tidak di setiap tempat umum menyediakan fasilitas cuci tangan. Untuk itu, sebagai alternatif – disarankan menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol, yang juga dapat bantu membunuh virus yang menempel di tangan.

Lantas, bagaimana sih sebenarnya cara kerja sabun cuci tangan dan hand sanitizer dalam membasmi Covid-19 yang kemungkinan menempel pada tangan?

Berikut ulasan lengkapnya.

 

Lawan Covid-19: Begini Cara Kerja Sabun Membunuh Virus

Credit Image - bbc.com

Sabun dan air bekerja menghilangkan semua jenis kuman dari tangan, bahkan mampu untuk membunuhnya. Sabun merupakan zat yang mengandung dua gugus, yaitu gugus hidrofilik (bagian kepala molekul sabun) dan gugus hidrofobik (bagian ekor molekul sabun).

Untuk gugus hidrofilik – merupakan bagian yang dapat berinteaksi dengan air. Sedangkan, gugus lainnya, yaitu hidrofobik akan berinteraksi dengan lemak alias lipid. Dengan komposisi seperti ini, sabun akan merusak struktur luar virus yang berupa lemak.

Nantinya, ketika molekul sabun sudah menembus ke dalam lapisan virus – sabun akan membelah virus, melepaskan isinya ke dalam air sabun di sekitarnya. Akhirnya, partikel virus pun akan ikut tersapu air – ketika membilas tangan.

Namun, sabun akan efektif membunuh virus ketika cara mencuci tangan sudah diterapkan secara tepat. Menurut United Nation Children’s Fund (UNICEF) – berikut panduan cuci tangan yang bisa dipraktikkan:

  • Basahi tangan dengan air yang mengalir
  • Oleskan sabun secukupnya untuk menutupi tangan yang basah
  • Gosok bagian tangan di bagian punggung, sela-sela jari, celah kuku, dan telapak tangan selama 20 detik
  • Bilas dengan air mengalir sampai bersih
  • Keringkan tangan dengan kain atau handuk bersih

Selain untuk mencegah penularan virus corona, rutin mencuci tangan pun juga dapat mengurangi risiko terkena berbagai macam penyakit lainnya – yang berkaitan erat dengan masalah kebersihan.

 

Lalu, Bagaimana Dengan Hand Sanitizer?

Credit Image - keckmedicine.org

Beralih ke cara kerja hand sanitizer – yang dapat membunuh kuman tertentu di tangan. Meski demikian, perlu diingat bahwa penggunaan hand sanitizer tidak selalu dapat menggantikan peran cuci tangan – pakai air dan sabun. Seperti, tidak dapat menghilangkan bahan kimia berbahaya, seperti pestisida dan logam berat.

WHO merekomendasikan penggunaan hand sanitizer, ketika tidak ada fasilitas cuci tangan yang bisa digunakan. Dan, disarankan menggunakan hand sanitizer yang mengandung etanol, isopropanol, n-propanol – atau bisa juga dari ketiga jenis alkohol.

Semua hand sanitizer efektif melawan virus yang terlapisi lipid atau protein – termasuk virus corona, asalkan kandungan alkoholnya mencapai 65%-96%. Kabar baiknya, rata-rata produk hand sanitizer yang ada di pasaran sudah mengandung alkohol sebanyak itu.

Dengan kandungan alkohol mencapai 96%, hand sanitizer dapat mengubah sifat protein mikroba dan mampu melumpukan – hingga membunuh virus yang menempel pada tangan.

Namun, harus diwaspadai bahwa alkohol dalam hand sanitizer bersifat mudah terbakar dan mudah menguap. Selain itu, penggunaan maupun penyimpanannya pun harus tetap – sebab, jika tidak, bisa menimbulkan bahaya bagi penggunanya.

 

Lengkapi Perlindungan Diri Dengan Hal Lainnya

Credit Image - timesofindia.indiatimes.com

Selain rutin mencuci tangan, tentunya perlindungan diri akan semakin maksimal – ketika seluruh protokol kesehatan, seperti memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan juga ikut diterapkan.

Protokol kesehatan 5M mesti terus diterapkan, bahkan usai mendapat vaksin Covid-19 sekalipun. Karena, vaksin bukanlah penjamin seseorang pasti kebal dan bebas dari infeksi virus corona. Jadi, jangan sampai lengah!

Kemudian, jangan lupa untuk terus menjaga kesehatan tubuh, dengan menerapkan gaya hidup sehat – dimulai dari menjalani pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan istirahat cukup yang berguna untuk menjaga kekebalan tubuh tetap optimal.

Dan, tentunya masyarakat dianjurkan rutin mengonsumsi suplemen Vitamin C – yang berfungsi mempertahankan imun tubuh, sehingga risiko terserang virus corona dapat diminimalisir.

Untuk suplemen Vitamin C, kamu direkomendasikan minum Enervon-C yang punya kandungan lengkap, seperti Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Konsumsi Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg dan dapat berikan perlindungan ekstra.

Bagimu yang punya aktivitas padat, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc untuk bantu menjaga stamina tubuh agar tidak mudah lelah – dan tentunya, dapat bantu mengoptimalkan sistem imun.

 

Itulah ulasan mengenai cara kerja sabun dan hand sanitizer dalam membunuh virus corona – yang mungkin menempel di tangan. Kuncinya, kamu mesti mengetahui kapan harus membersihkan tangan, dan metode mana yang akan digunakan.

Dengan demikian, upaya pencegahan penularan virus dengan membersihkan tangan pun dapat dilakukan secara optimal.

 

 

Featured Image - nbcnews.com

Source - theconversation.com