Hingga kini, sudah tercatat beberapa kasus, baik di Indonesia maupun negara lainnya – yang negatif dari virus corona.

Tentunya, kejadian ini menimbulkan sejumlah pertanyaan di kalangan masyarakat. Memangnya mengapa sih kondisi tersebut dapat terjadi? Dan apa cara yang dapat dilakukan – untuk mengantisipasi badai sitokin tersebut?

Jadi, memangnya mengapa kondisi ini dapat terjadi? Yuk, simak ulasan lengkapnya berikut ini.

 

 

 

Badai Sitokin: Mengapa Bisa Terjadi?

Credit Image - klikdokter.com

Sindrom badai sitokin merupakan kondisi yang disebabkan oleh peningkatan respons imun tubuh. Seharusnya, kekebalan berfungsi untuk membantu tubuh melawan infeksi. Tapi, terkadang sistem tersebut justru memberikan respons yang tidak semestinya, hingga menyebabkan penyakit semakin parah.

Menurut data kesehatan yang dipublikasikan oleh American Cancer Society – pada dasarnya sitokin memberi sinyal sistem kekebalan untuk mulai melakukan tugasnya. Ini termasuk situasi yang wajar, namun ketika pelepasan sitokin terlalu banyak, maka sistem kekebalan pun akan menyebabkan kerusakan dalam tubuh.

Umumnya, kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pernapasan berat, sindrom peradangan berat, hingga terjadinya kegagalan beberapa organ di dalam tubuh. Tidak heran, kalau badai sitokin kerap dinilai sebagai salah satu penyebab kematian yang mengkhawatirkan – ketika terinfeksi virus corona.

Mengapa sih badai sitokin dapat terjadi? Kondisi perburukan dapat terjadi usai dinyatakan sembuh, dan long Covid pun terjadi. Akibatnya, autoimun muncul pada pasien Covid-19 yang terbentuk auto-antibodi di dalam tubuhnya. Jenis antibodi tersebut – termasuk dalam imun yang menyerang tubuh sendiri.

 

Risiko Kondisi Memburuk Bagi Pasien yang Sudah Sembuh

Menurut penelitian dari Ayoubkhani tahun 2021, menyatakan bahwa ada 29,4 persen pasien Covid-19 yang dirawat inap dan sembuh, kemudian mesti menjalani rawat inap ulang dalam 5 bulan – karena mengalami long Covid. Risiko terjadinya kondisi ini juga bergantung pada usia dan kondisi kesehatan tubuh.

Bagi yang berusia di bawah 70 tahun, memiliki risiko 4,6 kali lebih tinggi mengalami kondisi yang memburuk. Sementara, orang yang berusia lebih dari 70 tahun – punya risiko sebesar 10,5 kali lebih tinggi.

Lalu, bagaimana dengan risiko meninggal dunia akibat kondisi memburuk tersebut? Sebesar 12,3 persen – pasien Covid-19 yang pernah dirawat inap dan sembuh, akhirnya meninggal dunia dalam 5 bulan karena mengalami efek jangka panjang.

Adapun kondisi kesehatan yang daapt memicu perburukan kondisi pada pasien Covid-19, yaitu penyakit paru-paru – sebesar 29,6 persen, kemudian penyakit jantung sebesar 4,8 persen, dan diabetes mellitus – 4,6 persen.

 

Lantas, Bagaimana Cara Antisipasinya?

Credit Image - kompas.com

Untuk itu, masyarakat sangat dianjurkan untuk tetap waspada – meskipun sudah dinyatakan sembuh dari virus corona. Jika mengalami perburukan kondisi, segera konsultasikan dengan petugas medis di fasilitas kesehatan terdekat.

Kemudian, wajib untuk segera menghubungi gawat darurat, ketika mengalami berbagai hal berikut:

  • Sesak napas
  • Nyeri dada dan berdebar
  • Lemah sebelah, tidak sadarkan diri
  • Nyeri kepala hebat
  • Dan, berbagai kondisi gawat darurat lainnya

 

Tetap Lakukan Pencegahan Penularan Virus Ya!

Agar terhindar dari penularan virus corona, pastikan kamu sudah menerapkan protokol kesehatan secara lengkap, dimulai dari mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dan menghindari kerumunan juga ikut diterapkan.

Protokol kesehatan 5M mesti terus diterapkan, bahkan usai mendapat vaksin Covid-19 sekalipun. Karena, vaksin bukanlah penjamin seseorang pasti kebal dan bebas dari infeksi virus corona. Jadi, jangan sampai lengah!

Kemudian, jangan lupa untuk terus menjaga kesehatan tubuh, dengan menerapkan gaya hidup sehat – dimulai dari menjalani pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga, dan istirahat cukup yang berguna untuk menjaga kekebalan tubuh tetap optimal.

Dan, tentunya masyarakat dianjurkan rutin mengonsumsi suplemen Vitamin C – yang berfungsi mempertahankan imun tubuh, sehingga risiko terserang virus corona dapat diminimalisir.

Untuk suplemen Vitamin C, kamu direkomendasikan minum Enervon-C yang punya kandungan lengkap, seperti Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Konsumsi Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg dan dapat berikan perlindungan ekstra.

Bagi yang punya aktivitas padat, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc untuk bantu menjaga stamina tubuh agar tidak mudah lelah – dan tentunya, dapat bantu mengoptimalkan sistem imun.

 

Itulah ulasan mengenai badai sitokin – yang menjadi penyebab terjadinya perburukan kondisi usai dinyatakan sembuh dari Covid-19. Jadi, tetap waspada dan segera konsultasikan ke tenaga medis – ketika ada keluhan yang muncul setelah sembuh dan negatif dari virus corona!

 

 

Featured Image - ayoyogya.com

Source - instagram.com/@adamprabata