Istilah long Covid sepertinya sudah tak lagi asing. Ya, kondisi yang satu ini bahkan seringkali dialami oleh para pasien Covid-19. Tak main-main, sekitar 63,5 persen penyintas virus corona pun menderita gejala berkepanjangan.

Sejatinya, long Covid merupakan fenomena gejala-gejala yang dialami oleh pasien setelah dinyatakan sembuh. Gejala berkepanjangan tersebut terjadi karena masih adanya virus yang bertahan di dalam tubuh. Dalam kata lain, penyintas pun terus merasakan berbagai gejala.

Dalam kasus ini juga sering terjadi ketika pasien telah dinyatakan negatif, baik melalui tes Antigen maupun PCR. Kondisi ini terbilang wajar dialami, dan pasien umumnya masih memerlukan perawatan lebih lanjut.

Beberapa gejala long Covid yang dirasakan, umumnya mirip ketika masih menderita Covid-19 – seperti, sesak napas, sakit kepala, sakit badan, hingga sulit tidur. Namun, untuk mengurangi sejumlah risiko gejala tersebut, ada sejumlah hal yang wajib dihindari!

Sebab, sejumlah faktor tersebut disinyalir dapat meningkatkan risiko long Covid pada pasien. Lebih lanjut mengenai hal ini, berikut beberapa kebiasaan yang perlu diperhatikan.

 

 

Kebiasaan Merokok

Credit Image - alodokter.com

Dilansir dari CNN Indonesia, orang yang memiliki kebiasaan merokok memiliki risiko lebih tinggi terkena long Covid usai sembuh. Untuk itu, kebiasaan kurang sehat yang satu ini – penting sekali dihentikan. Selain agar terhindar dari gejala berkepanjangan, merokok pun dapat berbahaya bagi kesehatan tubuh.

Jadi, ketika disebutkan lebih banyak laki-laki yang terkena gejala Covid-19 berkepanjangan, mungkin disebabkan oleh kebiasaan merokok. Hal ini dapat membuat napas terasa lebih pendek, maupun sesak di bagian dada.

 

Terlalu Banyak Pikiran

Credit Image - halodoc.com

Walaupun hal yang satu ini masih harus diteliti lebih lanjut, tapi seseorang yang kesehatan mental – atau jiwanya terganggu, lebih berisiko menderita long Covid. Sebab, aspek kesehatan jiwa juga berkontribusi dalam risiko terkena gejala berkepanjangan.

Ketika seseorang terlalu banyak pikiran, atau terlalu terbawa perasaan, tertekan, tidak bahagia – maupun mengalami gangguan mental lainnya, hal ini dapat memengaruhi sistem imun, sehingga terjadi long Covid.

Jadi, kesehatan mental tak kalah penting dari kesehatan fisik!

 

Tidak Konsultasi Setelah Sembuh

Credit Image - review.bukalapak.com

Profesor Gusti Ngurah Kade Mahardika, seorang ahli virologi Universitas Udayana mengatakan bahwa kebiasaan menyepelekan sakit bisa meningkatkan risiko gejala berkepanjangan. Misalnya, ketika ada gejala ringan usai negatif Covid-19 – orang-orang cenderung mengabaikannya. Padahal, biasa jadi gejala ini perlu penanganan medis lebih lanjut.

Selain itu, penyintas Covid-19 yang telah dinyatakan negatif juga umumnya enggan melakukan konsultasi setelah sembuh. Hal ini perlu dihindari! Jadi, setelah sembuh, pasien tetap direkomendasikan untuk berkonsultasi dengan petugas medis, sehingga kemungkinan buruk bisa dicegah secara tepat.

 

Kurangnya Istirahat

Credit Image - cosmopolitan.co.id

Segera setelah sembuh dari Covid-19, penyintas disarankan untuk tetap beristirahat, setidaknya dua pekan. Hal itu dilakukan agar kondisi tubuh kembali fit, kemudian kembali siap untuk melakukan rutinitas sehari-hari.

Sayangnya, banyak pasien yang sudah sembuh dari Covid-19 merasa bebas, kemudian menjalani sejumlah rutinitas seperti sedia kala. Padahal, kondisi tubuh masih belum siap sepenuhnya – sehingga, memungkinkan terkena long Covid.

 

Covid-19 dan Cara Tepat Untuk Mencegahnya

Credit Image - klikdokter.com

Dalam penyakit apapun, istilah lebih baik mencegah daripada mengobati memang benar adanya. Ini pun berlaku pada Covid-19. Jadi, lakukan langkah pencegahan – dengan menerapkan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat.

Dan, yang tak boleh dilupakan – lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin secara rutin. Direkomendasikan untuk minum Enervon Active dua kali sehari.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra.

Dan, direkomendasikan pula untuk mengonsumsi Enervon Active – yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat bantu menjaga imun tubuh, sekaligus mengoptimalkan stamina agar tak mudah lelah!

Long Covid dapat dicegah, namun yang terbaik, yaitu dengan tidak terinfeksi Covid-19. Untuk itu, pastikan selalu menerapkan protokol kesehatan secara lengkap dan ketat, sehingga risiko tertular dapat diminimalisir!

 

 

Featured Image - honestdocs.id

Source - cnnindonesia.com