Kasus Meningkat, Pemprov DKI Putuskan Hentikan Sekolah Tatap Muka!
Seiring meningkatnya kasus positif Covid-19, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pun memutuskan untuk menghentikan sementara proses uji coba lonjakan kasus sudah terjadi dalam beberapa waktu terakhir.
Dilansir dari CNN Indonesia, kebijakan ini pun sudah disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) DKI Jakarta, Widyastuti pada Kamis 17 Juni silam. Beliau mengatakan bahwa dengan kondisi saat ini dan hasil rapat bersama antar Satgas, maka diputuskan kalau Sekolah Tatap Muka tidak dilanjutkan, sembari menunggu situasi.
Sebelumnya, sedikitnya ada 143 sekolah yang melaksanakan Sekolah Tatap Muka di tengah pandemi Covid-19. Jumlah tersebut meningkat dari semula yang hanya dilakukan di 83 sekolah saja. Sejak awal, proses belajar diterapkan dengan pengawasan protokol ketat.
Di antaranya, semua guru dan wali murid telah dua kali menjalani vaksinasi, dan Sekolah Tatap Muka hanya dilakukan dua kali dalam seminggu. Namun sebelumnya, Kemendikbud-Ristek sebelumnya memastikan sekolah dapat menghentikan pembelajaran tatap muka jika kasus covid-19 meningkat di sekolah ataupun wilayah sekitar.
Sejatinya, kegiatan tersebut belum direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) – sebab, perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat dalam beberapa waktu terakhir, sehingga risiko penularan virus pun rentan terjadi.
Agar Sekolah Kembali Dibuka, Rasio Positif Harus Kurang Dari 5%
Credit Image - kompas.com
IDAI juga memberi persyaratan jika Sekolah Tatap Muka akan kembali dilaksanakan, yaitu sebaiknya saat transmisi lokal Covid-19 sudah terkendali. Hal ini dapat ditandai dengan positivity rate kurang dari 5%, serta menurunnya tingkat kematian.
Namun, hingga kini positivity rate di Indonesia masih cukup tinggi. Di bulan Maret silam – pemerintah menyatakan dengan kumulatif kasus positif sebanyak 1.657.035 per Rabu (28/4), dengan rasio positif masih dalam kisaran 12,4 persen.
Nantinya, Kalau Sekolah Tatap Muka Dilangsungkan, Apa yang Harus Diterapkan?
Credit Image - liputan6.com
Jika nantinya Sekolah Tatap Muka akan dilansungkan, berikut ini sejumlah panduan yang direkomendasikan oleh IDAI.
- Semua guru dan pengurus sekolah yang berhubungan dengan anak dan orangtua atau pengasuh harus sudah divaksin Covid-19
- Buat kelompok belajar kecil. Kelompok ini yang berinteraksi secara terbatas di sekolah dengan tujuan jika ada kasus konfirmasi maka kontak tracing dapat dilakukan secara efisien.
- Jam masuk dan pulang bertahap untuk menghindari penumpukan siswa di jam masuk dan pulang sekolah. Kelompok belajar kecil dapat datang dan pulang di waktu yang sama.
- Penjagaan gerbang dan pengawasan yang disiplin guna menghindari kerumunan di gerbang sekolah.
- Jika menggunakan kendaraan antar-jemput, gunakan masker dan jaga jarak serta menjaga ventilasi dengan membuka jendela mobil.
- Buka semua jendela kelas gunakan area outdoor. Jika memungkinkan dalam ruang dengan sirkulasi tertutup direkomendasikan menggunakan high efficiency particulate air (HEPA) filter.
- Membuat pemetaan risiko berupa siswa dengan komorbid, orangtua siswa dengan komorbid atau tinggal bersama lansia, maupun guru dengan komorbid serta kondisi kesehatan atau medis. Anak-anak dengan komorbiditas atau penyakit kronik sebaiknya tetap belajar secara daring. Contoh komorbiditas seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, keganasan, penyakit autoimun, HIV, penyakit ginjal kronik, penyakit paru kronik, obesitas, dan sindrom tertentu.
- Idealnya sebelum membuka sekolah semua anak maupun guru dan petugas sekolah dilakukan pemeriksaan swab. Secara berkala dilakukan pemeriksaan swab ulangan untuk quality control protokol kesehatan di sekolah.
- Jika ada anak atau guru atau petugas sekolah yang memenuhi kriteria suspek, harus bersedia untuk dilakukan pemeriksaan swab.
Lalu, Orangtua Pun Harus Melakukan Sejumlah Upaya Ini…
Credit Image - halodoc.com
Ketika anak sudah benar-benar melakukan kembali Sekolah Tatap muka – ada beberapa hal yang penting juga dilakukan orangtua, seperti pastikan anak tetap menerapkan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku. Mulai dari memakai masker, rutin mencuci tangan, hingga menjara jarak dengan teman-teman di sekolah.
Jaga juga kesehatan Si Kecil– seperti diketahui, kesehatan dapat bantu menjaga imunitas tubuh, yang berperan penting dalam menghindari paparan virus. Ketika kesehatan sudah terjaga – maka imunitas tubuh pun bisa bekerja secara maksimal.
Kemudian, berikan pula asupan makanan bernutrisi tinggi untuk anak, pastikan waktu istirahatnya sudah cukup, dan ajak anak untuk tetap aktif bergerak. Untuk optimalkannya, orangtua juga disarankan memberi multivitamin dengan kandungan lengkap.
Kamu direkomendasikan memberi Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.
Sejumlah vitamin tersebut dapat membantu menjaga imun tubuh anak, bantu memenuhi kebutuhan nutrisinya, memelihara kesehatan anak selama masa pertumbuhan, meningkatkan nafsu makan, serta bantu menjaga kesehatan tulang dan gigi.
Selama masa pandemi, pastikan kamu dan keluarga jangan sampai lengah! Tetap patuhi protokol kesehatan yang disarankan, dan jaga kesehatan.
Featured Image - siedoo.com
Source - cnnindonesia.com