Saat ini, AstraZeneca. Tentunya, ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun yang pasti semuanya sudah memiliki emergency use listing dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Vaksinasi di Indonesia pun sudah memasuki tahap ketiga yang menyasar masyarakat umum. Meski demikian, kelompok yang punya risiko tinggi tetap menjadi prioritas. Demikian pula dengan lansia – yang belum seluruhnya mendapatkan vaksinasi.

Khusus untuk DKI Jakarta, vaksin sudah boleh didapatkan oleh penduduk berusia 18 tahun ke atas – yang seringnya menggunakan vaksin AstraZeneca. Kemudian, beberapa wilayah lain yang dinilai memiliki kasus aktif tinggi pun juga memperbolehkan kelompok tersebut memperoleh vaksin.

Dari ketiga merek vaksin yang digunakan di Indonesia, baik Sinovac, Sinopharm, dan AstraZeneca – sebenarnya, yang mana sih yang paling “manjur”? Sejatinya, ketiga vaksin tersebut sama baik dan efektif, namun untuk meyakinkan masyarakat, berikut ini rangkuman perbandingannya.

 

 

Vaksin Sinovac: Efikasi, Efek Samping, dan Dosisnya

Credit Image - scmp.com

Yang pertama ada vaksin Sinovac – belum lama ini, sudah mendapat izin penggunaan darurat dari WHO. Artinya, vaksin tersebut sudah memenuhi nilai standar persyaratan internasional terkait mutu dan keamanannya.

Berkaitan dengan efikasi, berdasarkan hasil uji klinis, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan efikasi Sinovac sebesar 65,3 persen. Angka ini memenuhi persyaratan WHO, yaitu di atas 50 persen. Angka ini pun dibuktikan dari hasil riset awal pada tenaga kesehatan di Jakarta yang memperoleh vaksin Sinovac – ditunjukkan efektivitas di dunia nyata sebesar 90 persen lebih.

Untuk efek samping yang ditimbulkan pun tergolong ringan, seperti nyeri, indurasi – atau alergi, kemerahan, pembengkakan, nyeri otot, fatigue atau mengalami kelelahan, serta demam. Sejumlah kondisi ini wajar dialami.

Dan, vaksin Sinovac memiliki 0,5 ml dosis di setiap penyuntikannya, dengan jarak suntikan pertama dan kedua – yaitu, selama 28 hari pada dewasa berusia 18-59 tahun.

 

Bagaimana Dengan AstraZeneca?

Credit Image - thejakartapost.com

Beralih ke vaksin AstraZeneca yang ramai diperbincangkan beberapa waktu terakhir, menyangkut efikasi vaksin – AstraZeneca memiliki angka yang tak kalah tinggi. Mengacu pada studi di Lancet, uji klinis tahap ke-3 di Brazil, Afrika Selatan, dan Inggris menunjukkan efikasi vaksin mencapai 70,4 persen.

Sedangkan, WHO menyatakan bahwa vaksin AstraZeneca mampu mencegah gejala pada infeksi Covid-19 sebesar 63,09 persen.

Efek samping yang ditimbulkan pun beragam. Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) menyatakan bahwa hingga Mei 2021 silam, terdapat sekitar 9.000 kasus KIPI non-serius dan 18 serius pasca penyuntikan vaksin AstraZeneca. Umumnya, keluhan non serius mencakup demam, menggigil, merasa tidak enak badan, nyeri, mual, dan lelah.

Untuk penyuntikan dosis pertama dan kedua, vaksin AstraZeneca membutuhkan waktu bersela 12 minggu, atau sekitar 3 bulan. Penentuan waktu tersebut mengacu pada studi tentang interval paling tepat – sehingga bisa mencapai efikasi yang baik.

 

Vaksin Sinopharm, Begini Serba-Serbinya

Credit Image - nasional.tempo.co

Terakhir, untuk vaksin Sinopharm – uji klinis fase ketiga yang dilakukan pada lebih dari 42.000 subjek di Uni Emirat Arab dan beberapa negara menunjukkan, efikasi Sinopharm sebesar 78,02 persen. Ini berdasarkan pengukuran imunogenitas vaksin setelah 14 hari penyuntikan dosis ke-2, 98,09 persen orang dewasa dan 97,62 persen lansia mengalami pembentukan antibodi.

Terkait imunogenesitas, 99,52 persen orang dewasa dan 100 persen lansia menunjukkan pembentukan antibodi yang dapat menetralisasi virus Covid-19.

Efek samping yang ditimbulkan oleh vaksin Sinopharm pun dapat ditoleransi dengan baik. Frekuensi kejadian masing-masing efek samping tergolong sangat jarang. Untuk dampak yang ditimbulkan juga ringan, seperti rasa sakit dan kemerahan, sakit kepala, nyeri otot, diare, dan batuk.

Saat ini, vaksin Sinopharm digunakan untuk program Gotong Royong yang juga diberikan dalam dua dosis – dengan duradi 21-28 hari. Untuk satu dosis vaksin tersebut, dibanderol seharga Rp 321.660, dengan tarif pelayanan vaksinasi sebesar Rp 117.910 per dosis.

 

Sudah Dapat Vaksin? Jangan Lupa, Tetap Lakukan Langkah Pencegahan!

Credit Image - alodokter.com

Nantinya, meskipun masyarakat sudah mendapatkan vaksin, tetapi protokol kesehatan masih harus diterapkan. Mengapa demikian? Sebab, sudah peroleh vaksin belum menjamin 100 persen kebal dari virus corona. Hanya saja, dengan dapat vaksin, gejala yang mungkin dialami akan lebih ringan – dibanding yang tidak divaksinasi.

Adapun protokol kesehatan yang mesti diterapkan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Selain itu, masyarakat juga wajib menjaga kesehatan tubuh – sehingga sistem kekebalan dapat lebih terjaga. Jika imun sudah kuat, maka risiko infeksi pun akan semakin berkurang. Apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan tubuh?

Adapun yang bisa dilakukan, yaitu menerapkan pola makan bergizi seimbang, mencukupi kebutuhan cairan tubuh, istirahat selama 7-8 jam dalam semalam, rutin berolahraga, dan kelola stres dengan baik.

Selain itu, penuhi juga kebutuhan vitamin harian, terutama Vitamin C yang berperan penting dalam menjaga sistem imun tubuh. Untuk peroleh vitamin tersebut – bisa dengan rutin mengonsumsi multivitamin setiap harinya.

Direkomendasikan untuk minum Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – berperan menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent – dengan kandungan 1000 mg Vitamin C yang dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap tubuh!

Untuk yang punya aktivitas padat, direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – untuk bantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.

 

Itulah serba-serbi mengenai tiga vaksin yang digunakan di Indonesia, yaitu Sinovac, AstraZeneca, dan Sinopharm. Jika sudah mendapat vaksin, yuk tetap terapkan protokol kesehatan dan terus jaga imunitas tubuh!

 

 

Featured Image - politico.eu

Source - detik.com