Saat ini, berbagai merek vaksin sudah digunakan dalam program vaksinasi Indonesia. Belum lama, vaksin Moderna juga sudah diizinkan digunakan – dan nantinya, sebanyak 4 juta vaksin tersebut akan tiba secara bertahap, dimulai sejak hari Minggu, 11 Juli 2021 silam.

Vaksin Moderna merupakan jenis vaksin Covid-19 yang sudah mendapatkan UEA – atau izin penggunaan darurat dari BPOM Indonesia. Tak perlu khawatir, vaksin Moderna pun sudah masuk ke dalam daftar izin dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak bulan April silam.

Rencananya, vaksin Moderna akan digunakan sebagai dosis ketiga vaksin Covid-19 yang diperuntukkan bagi tenaga medis. Pelaksanaan dosis ketiga pun diperkirakan sudah dapat dimulai di bulan Juli ini. Lantas, apa saja yang perlu diketahui dari vaksin Moderna?

Berikut ini sejumlah fakta terkait vaksin tersebut.

 

 

Vaksin Moderna: Bagaimana Soal Efikasinya?

Credit Image - thejakartapost.com

Vaksin Moderna sendiri bisa diperuntukkan bagi kelompok usia 18 hingga 65 tahun. Efikasi atau tingkat kemanjuran dari vaksin ini mencapai 94,1 persen. Sementara itu, untuk kelompok usia di atas 65 tahun – tingkat efektivitasnya mencapai 86,4 persen.

Meski terbilang tinggi, namun vaksin ini masih belum bisa disuntikkan pada kelompok usia anak atau 12-17 tahun. Vaksin Moderna sendiri akan diinjeksi dengan dosis 0,5 ml sebanyak 2 kali penyuntikan dengan selang waktu 1 bulan.

 

Dapat Bantu Melawan Varian Baru

Saat ini, berbagai varian baru virus corona telah terdeteksi di Indonesia. Di antaranya varian Alpha – yang pertama kali terdeteksi di Inggris, varian Beta, serta varian Delta – yang disebut lebih menular dibanding varian virus lainnya. Dalam hal ini, vaksin Moderna disebut dapat melindungi dari sejumlah varian baru Covid-19.

Dilansir dari Orami, dalam rapat komisi IX DPR RI, Kepala BPOM Penny K Lukito – menyebutkan bahwa terdapat data yang menunjukkan vaksin ini bisa melindungi orang dari varian virus Alpha, Beta, dan juga Gamma.

Untuk cara kerjanya, vaksin Moderna diproduksi oleh Moderna Incorporation AS yang berbasis Messenger RNA (mRNA). Seperti Pfizer, vaksin Moderna akan memberikan informasi genetik pada tubuh untuk menghasilkan protein virus atau bakteri. Nantinya, protein akan memicu respons imun untuk memproduksi antibodi spesifik agar tubuh siap melawan infeksi jika bersentuhan dengan patogen terkait.

Berbeda dengan vaksin Sinopharm, vaksin Moderna sendiri tidak menggunakan virus Covid-19 yang dilemahkan atau dimatikan.

 

Disebut Aman Bagi Pemilik Komorbid

Credit Image - halodoc.com

Selanjutnya, vaksin Moderna juga disebut aman bagi orang yang memiliki penyakit bawaan – atau disebut juga sebagai komorbid. Vaksin tersebut pun sudah terbukti menunjukkan efikasi berupa keamanan bagi kelompok populasi yang memiliki komorbid.

Bagi orang-orang yang memiliki penyakit paru kronis, jantung, obesitas, diabetes, liver hati dan HIV – dapat menggunakan vaksin Moderna, sebagai salah satu langkah untuk menambah tingkat kekebalan tubuh dari serangan virus corona.

 

Bagaimana Dengan Efek Samping yang Ditimbulkan?

Seperti vaksin Covid-19 yang lainnya, vaksin Moderna pun memiliki efek samping yang mungkin dialami usai vaksinasi. Menurut informasi dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), beberapa kemungkinan efek samping yang bisa timbul, yaitu:

  • Pegal
  • Nyeri
  • Kemerahan
  • Bengkak
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Demam
  • Mual

Efek samping ini bisa terjadi dalam 1 atau 2 hari usai mendapatkan vaksin. Jadi, tidak perlu khawatir ketika mengalami sejumlah efek tersebut.

 

Usai Vaksin, Tetap Jalani Protokol Kesehatan!

Credit Image - okezone.com

Setelah mendapatkan vaksinasi, masyarakat juga masih diimbau untuk tetap melakukan protokol kesehatan – dengan demikian, perlindungan terhadap tubuh semakin maksimal, dan risiko tertular virus dapat diminimalisir.

Menjalani protokol kesehatan 5M yang meliputi memakai masker – dapat gunakan masker ganda, mencuci tangan, menjaga jarak, mengurangi mobilitas – hindari bepergian jika bukan untuk urusan mendesak, dan menghindari kerumunan tetap perlu dipatuhi, hingga nantinya pandemi Covid-19 terbukti bisa dikendalikan.

Perlu diketahui bahwa mendapat vaksin – bukan berarti bebas dari ancaman penularan virus corona. Hanya saja, dengan mendapat vaksinasi risiko mengalami gejala berat, hingga harus dirawat di ICU — atau risiko kematian pun sangat dapat diminimalisir.

 

Direkomendasikan Pula Untuk Tetap Konsumsi Suplemen

Tidak hanya protokol kesehatan, menjaga daya tahan tubuh juga tetap diperlukan setelah mendapatkan vaksin. Salah satunya, dengan memenuhi asupan vitamin dan mineral, termasuk dengan mengonsumsi suplemen – yang masih sangat direkomendasikan.

Untuk jenis suplemen, dianjurkan memilih dengan kandungan vitamin bersifat imunomodulator, yaitu dapat membantu meningkatkan, sekaligus menjaga kekebalan tubuh. Lantas, apa suplemen yang sebaiknya dikonsumsi?

Direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra bagi tubuh, terutama bagi yang masih harus melakukan aktivitas di luar rumah.

Selain itu, direkomendasikan pula untuk minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc.

Sejumlah kandungan dalam Enervon Active dapat membantu mengoptimalkan kinerja kekebalan tubuh dalam melawan virus, sekaligus tetap mempertahankan stamina, sehingga tubuh tidak mudah lelah!

 

Itulah sejumlah fakta mengenai vaksin Moderna – yang digunakan sebagai booster bagi tenaga medis. Yuk, sama-sama lawan pandemi Covid-19, jangan sampai lengah dan tetap lakukan langkah pencegahan penularan virus!

 

 

Featured Image - marca.com

Source - orami.co.id