Beberapa waktu silam, diketahui berbagai varian Covid-19 telah ditemukan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Ada pun sejumlah varian tersebut, yaitu menyumbang kasus positif terbanyak, karena penularan virus yang cepat.

Perlu diketahui, varian Delta pertama kali ditemukan di India pada bulan Oktober 2020 silam. Varian yang satu ini juga disebut sebagai salah satu penyebab “tsunami Covid-19” di India beberapa waktu silam. Kemudian, di bulan Juni 2021, varian yang satu ini sudah menyebar ke 74 negara, tak terkecuali Indonesia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun memperkirakan bahwa varian Delta akan mendominasi seluruh negara dalam beberapa bulan ke depan. Lebih lanjut mengenai varian yang satu ini – berikut ini rangkuman informasi yang perlu diketahui.

 

 

Varian Delta: Sudah Menyumbang Tiga Perempat Kasus Covid-19

Credit Image - health.detik.com

Saat ini, varian Covid-19 Delta diketahui telah menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus positif di Indonesia. Menurut Koordinator PPKM Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan bahwa varian yang satu ini sudah menguasai hampir 90 persen kasus Covid-19.

Hingga kini, varian Delta telah ditemukan di 124 negara – dan lebih banyak 13 wilayah dibandingkan beberapa waktu lalu. Dalam pembaruan epidemiologi mingguan, WHO menjelaskan bahwa varian Delta sudah menyumbang lebih dari tiga perempat spesimen atau sampel di berbagai negara besar.

Seperti yang sudah disebutkan, meningkatnya kasus positif Covid-19 terjadi ketika varian Delta mewabah di berbagai negara, termasuk Indonesia. Menurut urutan jenis Covid-19 yang didata oleh kelompok riset sains dunia (GISAID) hingga 20 juli, prevalensi – atau jumlah kasus dalam suatu populasi pada suatu waktu tertentu, varian Delta telah melebihi 75 persen di beberapa negara. 

Negara tersebut antara lain, yaitu Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Botswana, China, Denmark, India, Indonesia, Inggris, Israel, Portugal, Rusia, dan Singapura.

 

Gejala Varian Delta yang Mesti Diwaspadai

Gejala infeksi varian Delta dapat membuat kondisi pasien menjadi lebih parah, bahkan disebut membuat lebih sulit ditangani oleh petugas kesehatan. Menurut  Profesor Kedokteran Darurat dan Kesehatan Internasional di John Hopkins University Dr Bhakti Hansoti menyampaikan, ada beberapa gejala infeksi virus corona varian Delta, yakni:

  • Sakit perut
  • Hilangnya selera makan
  • Muntah dan mual
  • Nyeri sendi
  • Gangguan pendengaran

Selain itu, seorang Profesor Epidemiologi Genetika di King’ College London, Tim Spector mengatakan bahwa gejala yang timbul akibat infeksi varian Delta terasa seperti flu yang parah. Adapun beberapa gejala yang paling sering dilaporkan, yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan, pilek, dan demam.

Gejala Covid-19 yang sebelumnya sering terjadi, seperti batuk dan kehilangan penciuman justru lebih jarang terjadi pada orang yang terinfeksi varian Delta. Sedangkan, pada pasien dengan usia lebih muda, gejala Covid-19 yang lebih dominan adalah pilek, tidak enak badan, dan kelelahan.

Varian Delta memiliki sejumlah  karakteristik mutasi, sehingga varian ini tergolong lebih berbahaya dibanding lainnya. Perlu diketahui, varian Delta memiliki hubungan dengan usia pasien – semakin tua umurnya, maka varian ini bisa memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut.

Jenis mutasi yang satu ini juga dapat menginfeksi kembali penyintas Covid-19, dan memperlemah imunitasnya. Padahal, seharusnya jika sudah terinfeksi, maka pasien akan memiliki antibodi secara alami.

 

Lantas, Bagaimana Dengan Perkembangan Varian Lainnya?

Credit Image - brazilian.report

Selain varian Delta, ada sejumlah varian virus lainnya yang juga harus diwaspadai – ada pun varian lainnya, yaitu Alpha, Beta, dan Gamma. Belum lama ini, WHO juga memberikan informasi mengenai perkembangan ketiga varian lainnya, yang juga masuk dalam Variant of Concern.

Menurut WHO varian Alpha yang terdeteksi di Inggris sudah menyebar di 180 negara. Sementara, untuk varian Beta sudah berhasil ditemukan di 130 negara lain, serta varian Gamma – asal Brazil yang sudah menyebar ke 78 negara.

 

Yuk, Lebih Disiplin Dalam Penerapan Protokol Kesehatan!

Seperti diketahui, lonjakan kasus yang terjadi juga disebabkan oleh lengahnya penerapan protokol kesehatan, serta tingginya kegiatan berkumpul yang dilakukan masyarakat. Untuk itu, risiko penularan virus dapat diminimalisir dengan lebih disiplin dalam menjalani protokol kesehatan.

Protokol kesehatan juga masih harus diterapkan usai mendapatkan vaksinasi Covid-19 sekali pun. Ingat, sudah vaksin juga masih memiliki risiko untuk terinfeksi virus. Jadi, pastikan selalu rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan usahakan tidak bepergian – kecuali untuk urusan yang mendesak.

 

Optimalkan Perlindungan Dengan Menjaga Kekebalan Tubuh

Credit Image - economictimes.indiatimes.com

Dalam penyakit apapun, mencegah memang lebih baik daripada mengobati. Ya, ini juga berlaku bagi penyakit Covid-19, lho. Tak bisa dipungkiri, kesehatan merupakan hal yang paling berharga. Kamu pasti setuju, kan?

Selain menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, pastikan pula kamu sudah menjaga kesehatan – agar daya tahan tubuh tetap kuat. Jangan salah, imunitas menjadi “senjata” utama bagi tubuh, sehingga risiko infeksi pun bisa diminimalisir.

Tak hanya menerapkan kebiasaan sehat, seperti rutin mengonsumsi suplemen Vitamin C.

Di masa pandemi, mendapat asupan Vitamin C memang penting, apalagi kalau bukan untuk memaksimalkan imunitas tubuh. Ini bisa kamu peroleh dengan mengonsumsi suplemen yang punya kandungan lengkap.

Pastikan kamu sudah rutin minum Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Multivitamin Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra – terutama buatmu yang harus bekerja di luar rumah.

Kamu juga direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tak mudah lelah – dan pastinya menjaga imunitas tubuh tetap optimal.

Untuk Si Kecil, moms dianjurkan untuk memberikan anak multivitamin Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.

Deretan vitamin dalam Enervon-C Plus Sirup tersebut tak hanya dapat menjaga daya tahan tubuh anak saja, tetapi bermanfaat untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya, bantu memenuhi kebutuhan nutrisi, meningkatkan napsu makan, serta memelihara kesehatan tulang dan gigi.

 

Itulah ulasan mengenai varian Delta yang disebut akan mendominasi kasus positif Covid-19 selama beberapa waktu ke depan. Untuk meminimalisir risiko infeksi, tetap patuhi protokol kesehatan, serta jaga selalu daya tahan tubuh. Dan, jika tidak ada keperluan mendesak, sebaiknya tetap di rumah saja ya!

 

 

Featured Image - independent.co.uk

Source - popmama.com