Enervoners, tahukah kamu bahwa ada sejumlah kandungan anti-nutrisi yang dapat menghambat penyerapan gizi, vitamin, dan mineral dalam tubuh? Ya, senyawa tersebut memang perlu diperhatikan, sehingga tubuh bisa kesehatannya pun tetap terjaga.

Sudah diketahui bahwa makanan menyediakan berbagai nutrisi yang diperlukan tubuh untuk menjalani fungsinya. Namun, seperti yang sudah disebutkan, ada pula beberapa makanan yang juga mengandung anti-nutrisi – atau dikenal sebagai zat anti-gizi.

Anti-nutrisi merupakan senyawa yang ditemukan dalam berbagai jenis makanan, yang dapat mengganggu fungsi tubuh dalam hal penyerapan vitamin, mineral, dan berbagai nutrisi penting lainnya. Perlu diwaspadai, asupan yang berlebihan dapat menyebabkan kekurangan nutrisi – dan menyebabkan gangguan kesehatan, lho.

Nah, setidaknya ada 6 jenis anti-nutrisi yang terkandung dalam makanan yang penting untuk diperhatikan, lho. Apa saja?

Simak penjelasannya di bawah ini, yuk!

 

 

1. Lektin

Credit Image - besinler.net

Yang pertama, ada lektin yang mudah ditemukan pada kacang-kacangan, maupun gandum. Kandungan yang satu ini ternyata dapat mengurangi penyerapan nutrisi dan bisa menyebabkan gangguan pencernaan, kembung, dan gas bagi banyak orang, lho.

Menurut studi dalam jurnal Toxicon tahun 2004, lektin pada tumbuhan mampu bertahan hidup di saluran pencernaan. Anti-nutrisi tersebut bisa menembus sel-sel yang melapisi saluran pencernaan dan menyebabkan hilangnya sel epitel usus, merusak membran lapisan epitel, mengganggu pencernaan dan penyerapan nutrisi, merangsang perubahan flora bakteri, dan memicu reaksi autoimun.

Meski demikian, untungnya, lektin di dalam makanan bisa dikurangi dengan cara merendam, memasak, atau melakukan fermentasi terhadap bahan makanan.

 

2. Oksalat

Selanjutnya, ada pula oksalat yang biasanya terkandung dalam wijem, kedelai, millet hitam, maupun millet cokelat. Kandungan anti-nutrisi yang satu ini dapat membuat mengurangi kualitas dari protein tanaman, lho. Hal tersebut diungkapkan dalam penelitian tentang daya serap asam amino tanaman yang dilaporkan di jurnal Tropical and Geographical Medicine.

Pada tubuh, oksalat dapat menyebabkan nyeri otot, batu ginjal, dan vulvodinia. Namun, tak perlu khawatir berlebihan, ya. Sebab, kadar oksalat dalam bahan makanan dapat dikurangi dengan mencuci, memasak, atau merendam bahan makanan dalam asam.

Selain itu, meningkatkan asupan magnesium maupun zinc juga dapat mengikat asam oksalat, sehingga mampu menurunkan penyerapannya secara substansial.

 

3. Gluten

Credit Image - honestdocs.id

Sebagian dari kamu pasti sudah familiar dengan kandungan yang satu ini, kan? Ya, gluten merupakan protein yang ditemukan dalam biji-bijian tertentu, seperti gandum, jelai, rye, dan oat yang dapat menyebabkan permeabilitas usus. Masalahnya, tidak ada manusia yang bisa mencerna kandungan gluten.

Nantinya, di dalam usus, gluten akan dipecah menjadi gluteomorphins yang memicu reseptor otak – artinya, kandungan ini bersifat sangat adiktif. Menurut penelitian dalam Journal of Gastroenterology and Hepatology tahun 2017, secara struktural, gluten terdiri dari dua jenis protein penyimpanan, prolamins dan glutelin.

Satu-satunya cara untuk menghindari masuknya gluten ke dalam tubuh, yaitu dengan tidak makan makanan yang mengandung gluten.

 

4. Fitat

Fitat – atau disebut juga sebagai asam fitat terdapat di banyak tumbuhan, tetapi paling banyak ditemukan di biji-bijian dan kacang-kacangan. Menurut penelitian dalam jurnal Nefrologia, fitat berfungsi sebagai sistem penyimpanan fosfat, sumber energi, dan antioksidan untuk perkecambahan biji.

Di dalam tubuh, fitat dapat menghambat penyerapan kalsium, zat besi, magnesium, dan seng. Namun, fitat juga merupakan antioksidan kuat, sehingga mampu memberikan manfaat di samping mengganggu penyerapan mineral.

 

5. Glukosinolat

Credit Image - alodokter.com

Kandungan anti-nutrisi berikutnya, yaitu glukosinolat yang terdapat dalam tanaman keluarga Brassicaceae, seperti brokoli, kubis, kale, mustard, dan lobak.

Fungsi glukosinolat pada tanaman masih belum jelas, tetapi rasa pedas dari isothiocyanates – yaitu, molekul kecil yang terbentuk dari prekursor glukosinolat—bertindak sebagai pelindung dari bakteri atau serangga pemakan daun seperti ulat, menurut studi yang dilaporkan dalam jurnal Breeding Science.

Di dalam tubuh, glukosinolat dapat mengganggu kelenjar tiroid dan mempersulit kelenjar untuk memproduksi hormon tiroid. Kandungan ini bisa berbahaya jika dikonsumsi oleh orang dengan penyakit tiroid atau mereka yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit tiroid. Namun, untuk individu yang sehat, konsumsi makanan yang mengandung glukosinolat tidak akan memberikan efek yang berbahaya.

 

6. Tanin

Tanin ditemukan dalam sejumlah makanan dan minuman nabati, seperti apel, beri, teh, dan kopi. Sebuah penelitian dalam jurnal Nutrients, menemukan bahwa tanin dapat mengganggu penyerapan zat besi.

Agar tanin tidak mengganggu penyerapan zat besi, kamu bisa mengurangi asupan teh atau sumber tanin lainnya di sekitar waktu makan. Kabar baiknya, jika teh atau kopi dikonsumsi dalam jumlah moderat, kandungan taninnya tidak akan menyebabkan masalah.

Membatasi asupan makanan dan minuman yang tinggi akan kandungan anti-nutrisi memang diperlukan, sehingga tubuh tetap memperoleh gizi, vitamin, dan mineral yang cukup. Untuk mengoptimalkannya, dianjurkan rutin mengonsumsi multivitamin dengan kandungan lengkap – yang juga dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi, sekaligus menjaga kesehatan tubuh.

Dalam hal ini, kamu direkomendasikan minum suplemen dari Enervon, lho.

Kamu dapat mengonsumsi multivitamin Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Multivitamin Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra – terutama buatmu yang harus bekerja di luar rumah.

Bagimu yang punya masalah lambung sensitif, direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat menjaga stamina tubuh agar tak mudah lelah – dan pastinya menjaga imunitas tubuh tetap optimal.

Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Jadi, tak perlu khawatir tubuh mudah lelah, ya!

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Nah, itulah keenam kandungan anti-nutrisi yang kerap ditemukan dalam makanan dan minuman. Kalau kamu tak punya kondisi kesehatan tertentu, mengonsumsi anti-nutrisi dalam jumlah yang cukup masih aman dilakukan, kok.

Yang penting, kamu sudah mengolah makanan dengan benar, baik dalam hal mencuci, memasak, atau melakukan fermentasi bahan makanan, sehingga kandungan anti-nutrisi dapat dikurangi!

 

 

Featured Image - pmrpressrelease.com

Source - idntimes.com