Sejak awal bulan September, angka positif Covid-19 di Indonesia mulai menurun. Tentu saja, ini merupakan kabar baik – usai mengalami lonjakan kasus yang cukup tinggi. Kondisi tersebut dilihat dari jumlah pasien yang tidak lagi mengante seperti sebelumnya untuk mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan.

Mengutip data Satgas Penanganan Covid-19 di tingkat nasional, sejak tanggal 1 sampai 6 September silam, rata-rata angka kematian sudah menurun di bawah 1.000 jiwa, yakni berkisar di angka 563 jiwa. Dengan adanya hal tersebut, masyarakat tidak boleh lengah begitu saja – bahkan, menganggap kondisi sudah aman.

Mengenai angka penurunan kasus virus corona yang mulai menurun, bagaimana dengan pendapat epidemiolog? Berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

Herd Immunity Sudah Terbentuk Sebagian

Credit Image - generali.co.id

Dilansir dari PopMama, menurut seorang pakar epidemiologi Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengakui bahwa memang ada penurunan yang sangat drastis setelah lonjakan kasus di bulan Juli 2021 silam.

Penurunan kasus tersebut pun terlihat dalam Our World in Data per tanggal 14 September, di mana tercatat dalam dua pekan terakhir, kasus harian di Indonesia sudah menurun hingga 57 persen. Alasannya, disebabkan oleh kekebalan alamiah – disebut juga sebagai herd immunity yang sudah terjadi setelah berhasil pulih dari Covid-19.

Dikatakan pula kalau masyarakat Indonesia mungkin sudah mencapai – atau paling tidak anggota populasi banyak yang sudah mengalami kekebalan alamiah karena terinfeksi virus corona. Mungkin, herd immunity sudah tercapai, namun bukan karena vaksinasi, melainkan kasus infeksi yang sempat mengalami lonjakan.

Meski demikian, untuk memastikan angka kasus positif memang sudah mengalami penurunan, perlu didukung dengan adanya tes serologi, sebab angka vaksinasi di Indonesia masih tergolong cukup rendah, yakni sekitar 20 persen.

 

Tapi, Virus yang Bermutasi Bisa Sebabkan Antibodi Dalam Tubuh Menurun

Credit Image - globalnews.ca

Kasus positif Covid-19 di Indonesia disebut sudah mulai mengalami penurunan, namun ada baiknya tetap dilakukan tes serologi di tingkat nasional. Mengapa demikian? Menurut pakar epidemiologi, alasan masuk akal penurunan drastis tersebut bisa diketahui kejelasannya melalui tes tersebut.

Tak hanya karena cakupan vaksinasi yang masih rendah, selain itu, tes Covid-19 di Indonesia juga masih terbilang rendah. Untuk itu, masyarakat jangan terlalu senang dahulu, karena antibodi di dalam tubuh manusia pun bisa menurun, terlebih adanya virus yang terus bermutasi.

Sementara, untuk tes serologi dijelaskan pula bahwa ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk strategi vaksinasi, termasuk berapa lama antibodi pasca divaksinasi Covid-19 dapat bertahan.

 

Jumlah Tes yang Masih Rendah, Belum Bisa Menggambarkan Situasi Nyata

Credit Image - alodokter.com

Sementara itu, menanggapi jumlah kasus di negara tetangga yang lebih tinggi dibandingkan Indonesia. Perlu dicermati lagi soal jumlah tes yang dilakukan. Saat ini, tes yang dilakukan di India maupun Singapura masih lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.

Misalnya, di India rate tesnya 39 persen. Indonesia hanya 12 persen. Jadi, kasus di Indonesia bila ingin dibandingkan dengan India, jumlah kasus saat ini harus dikalikan tiga. Jika dibandingkan dengan jumlah kasus di Inggris, karena tingkat tesnya di sana 400 persen, maka jumlah kasus di Indonesia harus dikalikan 35. Jadi, jangan membandingkannya angka absolut antar negara yang tercatat.

 

Jadi, Tetap Patuhi Prokes!

Credit Image - kompas.com

Di masa pandemi Covid-19, cara paling tepat untuk meminimalisir risiko terinfeksi virus, yakni dengan menerapkan protokol kesehatan – sekaligus menjaga kesehatan tubuh, sehingga kekebalan dapat bekerja secara optimal.

Pastikan sudah memakai masker ketika bepergian – direkomendasikan menggunakan masker ganda, menerapkan jaga jarak, rutin mencuci tangan, menghindari kerumunan, serta tidak bepergian – kecuali ada urusan yang mendesak.

Selain itu, optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti Enervon Active.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk memberikan perlindungan ekstra, sekaligus mampu membuat tubuh terasa lebih segar sepanjang hari.

Untuk yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan minum Enervon Active yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc – yang dapat membantu menjaga stamina agar tak mudah lelah, sekaligus optimalkan sistem kekebalan tubuh.

Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Jadi, tak perlu khawatir tubuh mudah lelah, ya!

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Memang, saat ini Indonesia tengah mengalami penurunan angka kasus positif Covid-19. Meski demikian, masyarakat tak boleh langsung lengah, bahkan menganggap kondisi sudah aman. Untuk itu, tetap lakukan prokes – dan jaga selalu kesehatan tubuh agar tidak mudah terserang penyakit.

 

 

Featured Image - indianexpress.com

Source - popmama.com