Seperti diketahui, program vaksinasi Covid-19, baik di dalam negeri, maupun di berbagai negara lainnya masih terus berjalan. Dengan tersedianya beragam jenis vaksin, mulai dari Pfizer, hingga berbagai jenis vaksin lainnya – membuat sebagian negara mulai mencampur dosis vaksin.

Beberapa waktu silam, ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa mencampurkan dua vaksin ternyata disebut mampu meningkatkan antibodi penawar – sampai enam kali lebih tinggi. Selain bisa meningkatkan antibodi, namun hal tersebut juga dilakukan dengan alasan kekurangan suplai.

Namun, apakah hal yang satu ini aman dilakukan? Berikut ini pesan dari WHO – yang wajib diketahui!

 

 

Dua Kombinasi Vaksin, Ampuh Tingkatkan Antibodi

Credit Image - cnbc.com

Dilansir dari Detik, sebelumnya ada sebuah studi yang menunjukkan bahwa kombinasi antara vaksin AstraZeneca dan Pfizer dapat meningkatkan kadar antibodi penawar, hingga enam kali dibandingkan dengan mendapatkan dua dosis AstraZeneca. Dikutip dari laman Reuters, studi yang satu ini dilakukan oleh para peneliti di Korea Selatan.

Dalam hasil studi yang dipublikasikan, disebut bahwa keampuhan vaksin akan meningkat ketika pasien disuntik dengan vaksin AstraZeneca di dosis pertama, kemudian mendapatkan vaksin Pfizer – sebagai dosis vaksin yang kedua. Penelitian ini dibuktikan dengan melibatkan 499 pekerja medis dengan komposisi 100 penerima dosis campuran, 200 menerika dua dosis Pfizer, dan sisanya mendapat AstraZeneca.

Bagi peserta yang menerima vaksin campuran menunjukkan jumlah antibodi yang cukup tinggi, serta serupa dengan peserta yang diberikan dua suntikan Pfizer. Hasil penelitian di Inggris pun juga menemukan hal yang serupa. Studi di Inggris menyebut bahwa suntikan AstraZeneca yang diikuti dengan Pfizer bisa menghasilkan respons sel T terbaik. dan respons antibodi yang lebih tinggi daripada Pfizer yang diikuti oleh AstraZeneca.

 

Namun, Apakah Aman Mencampurkan Merek Vaksin Lainnya?

Credit Image - sciencenews.org

Ahli penyakit infeksi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Katherina O’Brien mengatakan bahwa saat ini ada 17 jenis vaksin yang banyak digunakan di seluruh dunia. Sebagian besar jenis vaksin tersebut, sebenarnya belum punya data yang cukup kuat – terkait dengan efikasinya, apabila saling dicampur.

Hingga kini, bukti efikasi baru tersedia untuk kombinasi vaksin AstraZeneca dan vaksin berplatform mRNA, misalnya Pfizer maupun Moderna – ini seperti studi yang sudah disebutkan di atas. Dijelaskan bahwa memang ada bukti bahwa pemberian dosis vaksin AstraZeneca dan Pfizer – atau bisa juga Moderna untuk dosis berikutnya dapat memberikan respon antibodi yang lebih kuat.

Di luar dari ketiga jenis vaksin tersebut, WHO masih belum memiliki bukti yang kuat untuk campuran vaksin yang tersedia. Untuk itu, studi mengenai hal tersebut masih terus dilakukan. Meski demikian, efek samping yang dihasilkan ketika mencampur jenis vaksin – dilaporkan masih sama seperti pemberian vaksin dengan merek yang sama, yakni reaksi ringan berupa nyeri dan demam.

 

Tetap Jalani Prokes Meski Sudah Divaksinasi

Credit Image - blackpoolgazette.co.uk

Menurut pakar vaksin dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Kate O’Brien menjelaskan bahwa pada dasarnya vaksin bekerja dengan cara mengenalkan sebagian dari virus – untuk dikenali oleh imunitas tubuh. Harapannya, kekebalan dapat dengan cepat mengindentifikasi dan melawan, jika virus aslinya datang menyerang tubuh.

Tapi yang perlu diketahui, tidak ada vaksin yang dapat bekerja 100 persen efektif – terhadap 100 persen penerimanya. Artinya, respons imun setiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Dari hal ini, tak menutup kemungkinan penerima vaksin masih bisa terinfeksi virus.

Kemudian, kenapa ada orang tertentu yang masih bisa terinfeksi walaupun sudah vaksin? Kondisi ini disebabkan oleh berbagai kemungkinan. Sebagian besar alasannya berkaitan dengan seberapa besar paparan seseorang terhadap patogen. Mungkin saja ada yang sudah terpapar, tapi hanya dosis kecil patogen saja.

Dalam proses imunitas mengenai virus penyebab penyakit, tubuh bisa saja membutuhkan paparan dosis yang lebih banyak dan konstan. Meski akhirnya vaksin bukanlah kunci utama tubuh terhindar dari Covid-19 – namun, dengan mendapat vaksinasi tetap bisa mengurangi kemungkinan tingkat keparahan penyakit. Jadi, bisa tetap terinfeksi, namun dengan gejala yang ringan.

Jadi, jangan lengah! Setelah mendapatkan vaksin, protokol kesehatan masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksinasi tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko terinfeksi dapat semakin diminimalisir – dan, jika pun terkena penyakit maka gejala yang dirasakan tidak berat, atau bahkan tidak berisiko mengalami kematian.

Untuk itu, masyarakat terus diimbau menerapkan protokol kesehatan setelah mendapat vaksin, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.

 

Tingkatkan Pula Kekebalan Tubuh

Credit Image - cnnindonesia.com

Yang tidak kalah penting, selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas setelah vaksinasi juga penting dilakukan. Mudahnya, masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.

Kemudian, mengonsumsi suplemen setelah vaksin juga masih sangat dianjurkan. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator. Ini merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.

Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Dari penjelasan di atas, memang ada beberapa jenis vaksin yang bisa menghasilkan efektivitas tinggi ketika dicampur. Namun, belum diketahui apakah semua merek vaksin dapat memberikan respons antibodi yang sama – ketika dikombinasikan dengan vaksin lainnya.

Vaksin terbaik merupakan yang dapat segera diperoleh. Jadi, tak perlu milih-milih, karena semuanya punya peran yang sama, yakni membentuk antibodi terhadap Covid-19, sehingga risiko paparan virus bisa diminimalisir, serta mengurangi risiko gejala berat.

 

 

Featured Image - business-standard.com

Source - detik.com