Dari sekian banyaknya jenis vaksin yang tersedia di Indonesia, AstraZeneca merupakan salah satu jenisnya yang cukup diminati, bahkan sering dicari masyarakat. Bukan tanpa alasan, pasalnya AstraZeneca termasuk vaksin yang punya efektivitas tinggi.

Belum lama ini, Ketua Indonesia Technical Advisory Group in Immunization (ITAGI) Prof Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan bahwa efikasi vaksin AstraZeneca dalam melawan Covid-19 memiliki hasil yang sangat baik. Ini berdasarkan uji klinis fase kedua dan ketiga di tiga negara.

Berdasarkan uji klinis yang dilakukan di Inggris, Brazil, dan Afrika Selatan bisa disimpulkan kalau vaksin AstraZeneca 100 persen dapat melindungi dari penyakit berat, perawatan, dan kematian. Apalagi, setelah 22 hari usai dosis pertama diberikan.

Selain itu, dalam uji klinis fase 3 di Amerika Serikat juga menunjukkan hasil yang baik. Pasalnya, dari uji klinis tersebut menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca mampu melawan penyakit berat atau kritis hingga mengurangi risiko perawatan, terutama untuk lansia di atas 65 tahun.

Terlepas dari hal di atas, vaksin tersebut juga dapat punya efikasi yang tinggi dalam melawan beragam varian virus corona. Untuk mengetahui ulasan lengkapnya, simak ulasannya di bawah ini!

 

 

Vaksin AstraZeneca VS Varian Virus

Credit Image - alodokter.com

Menurut Prof Sri Rezeki mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca memiliki efikasi yang sangat baik dalam melawan beragam varian virus corona, khususnya yang termasuk dalam kelompok variant of concern. Vaksin tersebut juga baik dalam melawan varian Delta yang tengah mendominasi dunia.

Ada pun hasil studi vaksin AstraZeneca terhadap varian Alpha dan Delta dalam mencegah perawatan di rumah sakit, yaitu:

  • Untuk varian Alpha, vaksin dosis pertama AstraZeneca efikasinya mencapai 76 persen. Sedangkan pada dosis kedua, efikasinya mencapai 86 persen.
  • Untuk varian Delta, vaksin dosis pertama AstraZeneca efikasinya mencapai 71 persen. Sedangkan pada dosis kedua, efikasinya mencapai 92 persen.

Jadi untuk Indonesia dengan dominan virus varian Delta sebanyak 81 persen dapat mencegah risiko buruk sebesar 71 persen, apalagu kalau sudah menerima vaksin lengkap – atau dua dosis, efikasi dapat mencapai 92 persen.

 

Dua Dosis AstraZeneca Diberi Jarak Sampai 12 Minggu

Credit Image - dunia.tempo.co

Dikutip dari CNN Indonesia, seorang dokter spesialis penyakit dalam dan vaksinolog, Dirga Sakti Rambe menjelaskan bahwa alasan mengapa vaksin AstraZeneca memiliki jarak – atau interval yang cukup panjang antara dosis pertama dan kedua, sebab jarak ini ditetapkan setelah dilakukan uji klinis berulang kali pada manusia.

Ketika uji klinis dilakukan, penyuntikan dosis kedua dilakukan dalam beberapa tahap, mulai dari siklus 14 hari, 21 hari, 28 hari, sampai tiga bulan. Hasilnya, ditemukan bahwa antibodi terbaik yang bisa terbentuk dari vaksin AstraZeneca didapat dari penyuntikan 12 minggu – atau selama tiga bulan.

Jadi, inilah alasan mengapa interval vaksin pertama dan kedua AstraZeneca membutuhkan jarak yang cukup lama dibanding dengan jenis vaksin lainnya. Dalam jangka waktu tersebut, antibodi dapat terbentuk secara maksimal, sehingga perlindungan yang didapatkan pun makin optimal.

Namun yang perlu diingat bahwa banyak masyarakat yang mengeluhkan rasa tidak nyaman – atau KIPI usai disuntik vaksin AstraZeneca. Jika mengalaminya, hindari sembarangan mengonsumsi obat, termasuk sebelum vaksinasi Covid-19.

 

Setelah Vaksin, Pastikan Tetap Patuhi Prokes

Credit Image - japantimes.co.jp

Perlu diketahui bahwa pada dasarnya vaksin bekerja dengan mengenali sebagian dari virus – yang kemudian dapat diidentifikasi oleh sistem kekebalan tubuh. Harapannya, imunitas dapat dengan cepat mengenali serta melawan, ketika virus aslinya datang menyerang tubuh.

Namun, tidak ada vaksin yang dapat bekerja 100 persen efektif, lho. Dalam hal ini, respons imun setiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Untuk itu, tak menutup kemungkinan penerima vaksin masih bisa terinfeksi virus.

Kondisi tersebut pun dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan. Sebagian besar alasannya berkaitan dengan seberapa besar paparan seseorang terhadap patogen. Mungkin saja ada yang sudah terpapar, tapi hanya dosis kecil patogen saja.

Dalam proses imunitas mengenai virus penyebab penyakit, tubuh bisa saja membutuhkan paparan dosis yang lebih banyak dan konstan. Meski akhirnya vaksin bukanlah kunci utama tubuh terhindar dari Covid-19 – namun, dengan mendapat vaksinasi tetap bisa mengurangi kemungkinan tingkat keparahan penyakit. Jadi, bisa tetap terinfeksi, namun dengan gejala yang ringan.

Itulah alasan mengapa setelah mendapatkan vaksin, prokes masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksinasi tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko terinfeksi dapat semakin diminimalisir – dan, jika pun terkena penyakit maka gejala yang dirasakan tidak berat, atau bahkan tidak berisiko mengalami kematian.

Jadi, tetap jalani protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.

 

Maksimalkan Perlindungan, Perkuat Lagi Imunitas

Credit Image - suara.com

Yang tidak kalah penting, selain menerapkan protokol kesehatan, menjaga imunitas setelah vaksinasi juga penting dilakukan. Intinya, masyarakat sangat dianjurkan menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga — aktif bergerak bisa kurangi risiko infeksi virus, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik.

Kemudian, mengonsumsi suplemen setelah vaksin juga masih sangat dianjurkan, meskipun sudah mendapatkan vaksinasi. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator. Ini merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.

Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C dalam bentuk tablet yang mengandung 500 mg Vitamin C, atau Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Jadi, bisa disimpulkan kalau vaksin AstraZeneca punya efikasi yang tinggi dalam menghindari infeksi virus, bahkan mengurangi risiko berbahaya kalau sampai terpapar Covid-19. Namun, biar perlindungan makin maksimal, tetap patuhi prokes dan jaga selalu kekebalan tubuhmu!

 


Featured Image – thestar.my

Source – detik.com