Usai mendapatkan suntikan vaksinasi Covid-19, tak sedikit individu yang mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi – alias KIPI. Tak perlu khawatir, sebab kondisi tersebut sangat wajar dan umumnya bersifat ringan.

Dari sekian banyaknya vaksin yang tersedia, setidaknya ada dua vaksin yang paling sering menimbulkan efek samping, seperti AstraZeneca dan Pfizer. Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi menjelaskan bahwa efek samping dari vaksin AstraZeneca yang paling cukup banyak dilaporkan di Indonesia, yaitu sakit kepala.

Sementara itu, vaksin Pfizer lebih sering menimbulkan rasa fatigue – atau lelah, serta paling banyak dirasakan oleh kelompok usia 18 sampai 55 tahun. Setelah suntikan kedua, rasa lelah tersebut juga cukup sering dialami.

Lalu, dari kedua vaksin tersebut, sebenarnya mana yang lebih “nampol”? Dan, apa saja KIPI yang paling sering dirasakan selain sakit kepala – bagi AstraZeneca, dan kelelahan setelah divaksin Pfizer?

Berikut ini ulasan lengkapnya.

 

 

KIPI AstraZeneca yang Kerap Dialami

Credit Image - cnnindonesia.com

Menurut data dari Komisi Nasional KIPI menyebutkan bahwa peserta vaksin lansia justru lebih aman, mengalami efek samping ringan, dan jarang mengalami KIPI setelah vaksinasi kedua. Sementara itu, dikutip dari Detik, berdasarkan data yang diperoleh, berikut ini daftar efek samping lokal dan sistemik pada vaksin AstraZeneca.

  • Sakit kepala: lebih dari 50 persen
  • Mual: lebih dari 20 persen
  • Nyeri otot: lebih dari 40 persen
  • Nyeri sendi: lebih dari 20 persen
  • Lelah: 50 persen
  • Tidak enak badan: lebih dari 40 persen
  • Demam atau menggigil: lebih dari 30 persen
  • Bengkak: lebih dari 60 persen
  • Nyeri: lebih dari 50 persen

Sementara, reaksi lokal dan sistemik dari vaksin AstraZeneca berdasarkan usia, yaitu:

Reaksi Lokal

  • Usia 18-55 tahun: 76 persen
  • Usia 56-69 tahun: 72 persen
  • Usia di atas 70 tahun: 55 persen

Reaksi Sistemik

  • Usia 18-55 tahun: 65 persen
  • Usia 56-69 tahun: 72 persen
  • Usia di atas 70 tahun: 43 persen

 

Lalu, Bagaimana Dengan KIPI Pfizer?

Credit Image - mediaindonesia.com

Selanjutnya, diungkapkan pula efek samping dari vaksin Pfizer. Ada pun lengkap reaksi lokal dan sistematik pada vaksin tersebut, yaitu:

Reaksi Lokal

Usia 12-15 tahun:

  • Sakit di tempat suntikan: 5 persen
  • Bengkak: 4,9 persen
  • Kemerahan: 78,9 persen

Usia 18-55 tahun:

  • Sakit di tempat suntikan: 77,8 persen
  • Bengkak: 6,3 persen
  • Kemerahan: 5,9 persen

Usia di atas 55 tahun

  • Sakit di tempat suntikan: 66,1 persen
  • Bengkak: 7,5 persen
  • Kemerahan: 7,2 persen

 

Reaksi Sistemik

Usia 12-15 tahun

  • Fatigue/lelah: 66,2 persen
  • Sakit kepala: 64,5 persen
  • Nyeri otot: 32,4 persen
  • Menggigil: 41,5 persen
  • Diare: 5,9 persen
  • Nyeri sendi: 15,8 persen
  • Demam: 19,6 persen
  • Muntah: 2,6 persen

Usia 18-55 tahun

  • Fatigue/lelah: 59,4 persen
  • Sakit kepala: 51,7 persen
  • Nyeri otot: 37,3 persen
  • Menggigil: 35,1 persen
  • Diare: 10,4 persen
  • Nyeri sendi: 21,9 persen
  • Demam: 15,8 persen
  • Muntah: 1,9 persen

Usia di atas 55 tahun

  • Fatigue/lelah: 50,5 persen
  • Sakit kepala: 29 persen
  • Nyeri otot: 28,7 persen
  • Menggigil: 22,7 persen
  • Diare: 8,3 persen
  • Nyeri sendi: 18,9 persen
  • Demam: 10,9 persen
  • Muntah: 0,7 persen

 

Sudah Vaksinasi? Langkah Pencegahan Masih Harus Dilakukan!

Credit Image - sehatq.com

Vaksinasi merupakan salah satu cara untuk membentuk kekebalan kelompok. Meski demikian, angka vaksinasi yang sudah cukup tinggi pun tidak boleh membuatmu lengah. Perlu diketahui bahwa pada dasarnya vaksin bekerja dengan mengenali sebagian dari virus – yang kemudian dapat diidentifikasi oleh sistem kekebalan tubuh. Harapannya, imunitas dapat dengan cepat mengenali serta melawan, ketika virus aslinya datang menyerang tubuh.

Namun, tidak ada vaksin yang dapat bekerja 100 persen efektif, lho. Dalam hal ini, respons imun setiap orang bisa berbeda-beda terhadap vaksin. Untuk itu, tak menutup kemungkinan penerima vaksin masih bisa terinfeksi virus.

Kondisi tersebut pun dapat disebabkan oleh berbagai kemungkinan. Sebagian besar alasannya berkaitan dengan seberapa besar paparan seseorang terhadap patogen. Mungkin saja ada yang sudah terpapar, tapi hanya dosis kecil patogen saja.

Dalam proses imunitas mengenai virus penyebab penyakit, tubuh bisa saja membutuhkan paparan dosis yang lebih banyak dan konstan. Meski akhirnya vaksin bukanlah kunci utama tubuh terhindar dari Covid-19 – namun, dengan mendapat vaksinasi tetap bisa mengurangi kemungkinan tingkat keparahan penyakit. Jadi, bisa tetap terinfeksi, namun dengan gejala yang ringan.

Itulah alasan mengapa setelah mendapatkan vaksin, prokes masih harus dijalani. Namun, bukan berarti vaksinasi tidak bermanfaat, melainkan dengan vaksin risiko terinfeksi dapat semakin diminimalisir – dan, jika pun terkena penyakit maka gejala yang dirasakan tidak berat, atau bahkan tidak berisiko mengalami kematian.

Jadi, tetap jalani protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas – hindari bepergian kecuali untuk urusan mendesak.

Yang juga tidak kalah pentingnya, tetap jaga selalu kekebalan tubuh, salah satunya dengan rutin mengonsumsi suplemen. Jangan salah, minum suplemen masih tetap dianjurkan setelah vaksinasi. Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator.

Suplemen imunomodulator merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.

Untuk suplemen yang direkomendasikan – kamu dapat konsumsi Enervon-C yang memiliki kandungan lengkap, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat untuk menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra, terutama kamu yang sudah sering beraktivitas di luar rumah.

Selain itu, bagi yang memiliki masalah lambung sensitif, direkomendasikan mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

Kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga tubuh bisa mengolah makanan yang dikonsumsi, kemudian diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Manfaat yang satu ini tentunya bisa membuat makin produktif dalam melakukan aktivitas harian.

Untuk mendapatkan sejumlah produk multivitamin Enervon yang asli, pastikan kamu membelinya dari official store di Tokopedia, Shopee, Lazada, dan BukaLapak. Atau kunjungi drug store dan apotek terdekat di daerahmu.

 

Jadi, itulah deretan efek samping dari vaksin AstraZeneca dan Pfizer yang cukup sering dialami.

 

 

Featured Image – paho.org

Source – detik.com