Diketahui, Badan Pengawas Obat dan Makanan – alias BPOM telah memberikan izin pemberian vaksin bagi anak-anak berusia 6-11 tahun. Ini meliputi Sinovac yang dijadikan sebagai salah satu merek vaksin dalam program tersebut.

Kepala BPOM Penny K Lukito menyebutkan bahwa penerbitan izin penggunaan darurat – atau disebut juga sebagai EUA tersebut telah melalui penilanaian bersama dengan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) terhadap data mutu vaksin yang mengacu pada pedoman evaluasi mutu vaksin – berlaku secara internasional.

Sama seperti orang dewasa, pemberian vaksin terhadap anak-anak mungkin dapat menimbulkan efek samping tertentu. Apa saja?

 

 

Efek Samping Vaksin yang Mungkin Dialami Anak

Credit Image - lifestyle.okezone.com

Vaksinasi anak-anak usia 6-11 tahun sudah dimulai sejak pertengahan Desember silam. Wamenkes menekankan bahwa pelaksanaan vaksinasi ini berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) melalui surat nomor 166/ITAGI/Adm/XII/2021 tanggal 9 Desember 2021.

Ada pun salah satu jenis vaksin yang akan digunakan untuk program vaksinasi anak usia 6-11 tahun, yakni Sinovac – dan juga vaksin lainnya yang telah memiliki Emergency Use Of Authorization (EUA) dari BPOM.

Dilansir dari laman BPOM, disebutkan bahwa aspek khasiat dan keamanan dari vaksin Sinovac pada anak menunjukkan aman serta bisa ditoleransi dengan baik. Jadi, bisa dikatakan kalau efek samping vaksin ini terbilang rendah.

Berbagai efek samping – atau KIPI yang mungkin dialami anak setelah vaksin, seperti:

  • Sakit pada area penyuntikan
  • Kemerahan
  • Pembengkakan
  • Rasa lelah
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Panas
  • Mual

 

Syarat Anak Usia 6-11 Tahun Untuk Divaksinasi

Credit Image - halodoc.com

Demi keamanan dan kenyamanan dalam pemberian vaksin Sinovac untuk anak-anak usia 6-11 tahun, setidaknya ada 4 syarat utama yang wajib dipenuhi. Berikut ini di antaranya:

1. Untuk usia 6 tahun ke atas

Pertama, pemberian imunisasi vaksin harus dilakukan untuk anak-anak usia 6 tahun ke atas dengan dosis yang sudah disesuaiakan. Hal ini pun sesuai anjuran dari Ikatan Dokter Anak Indonesia – atau IDAI. Nantinya, anak-anak akan diberi dosis sebanyak 0,5 mililiter dengan kandungan 0,3 mikogram. Dosis tersebut lebih rendah dibandingkan dengan yang berikan untuk remaja – dan orang dewasa.

Tetapi, walau dosis yang diberikan rendah, namun efektivitasnya masih tetap tinggi. Hal ini juga sudah dibuktikan dalam uji klinis.

 

2. Anak harus dalam keadaan sehat

Anak-anak usia 6 tahun ke atas yang akan disuntikkan vaksin Covid-19 harus dalam keadaan sehat – dan sedang tidak dalam keadaan sakit. Selain itu, suhu tubuh anak harus normal yang akan mendapatkan suntikan vaksin dipastikan tidak boleh lebih dari 37,5 derajat celcius. Anak-anak dengan kormobid, seperti penyakit kanker atau sejenisnya tidak bisa mendapatkan dosis vaksin Covid-19 Sinovac.

 

3. Jarak antar dosis 28 hari

Jarak antara pemberian dosis pertama dan dosis kedua yakni satu bulan atau 28 hari paling cepat. Hal ini berbeda dengan jarak antar dosis yang diberikan untuk remaja dan orang dewasa yang biasanya hanya 14 hari.

Perbedaan jarak tersebut diberikan berdasarkan hasil dari uji coba klinis tahap pertama, kedua dan ketiga yang telah dilakukan di Bangkok, Thailand. Hasilnya pun aman dengan efektivitas yang tinggi.

 

4. Berjarak 1 bulan dari imunisasi lain

Bagi anak-anak usia 6-11 tahun yang belum mendapatkan imuniasasi dasar anak seperti DTP, MR/MMR, Tifoid, HPV, dll harus ada jarak antara pemberian vaksin tersebut dengan vaksin Covid-19. Biasanya pemberian imunisasi dasar diberikan untuk anak usia 0-18 tahun.

Berdasarkan hasil uji klinis, dikatakan bahwa mengatakan minimal harak satu bulan – atau satu bulan lebih antara pemberian imuniasi dengan vaksin dosis kedua.

 

Tetap Jalani Prokes dan Jaga Imunitas Setelah Vaksin

Credit Image - orami.co.id

Meskipun anak-anak sudah bisa memperoleh vaksinasi, penerapan protokol kesehatan masih harus dilakukan. Dalam hal ini, orangtua dianjurkan mengajak anak untuk rajin mencuci tangan.

Selain menerapkan protokol kesehatan – dan juga menjalani gaya hidup sehat, seperti memiliki pola makan bergizi seimbang, rutin berolahraga, miliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas, serta kelola stres dengan baik – usai vaksin anak juga masih harus mendapat asupan suplemen.

Adapun suplemen yang baik dikonsumsi, yaitu suplemen jenis imunomodulator. Ini merupakan jenis suplemen yang dapat membantu meningkatkan pembentukan sistem imun, atau menahan laju pembentukan sistem imun ketika tubuh merasa sudah terbentuk sistem imun dalam jumlah cukup.

Untuk anak, orangtua dianjurkan memberi asupan multivitamin dengan kandungan lengkap, seperti  Enervon-C Plus Sirup. Multivitamin andalan ini mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D – multivitamin anak andalan ini bisa bantu penuhi nutrisi selama masa pertumbuhan anak, sekaligus jaga imunitasnya.

 

Itulah sejumlah efek samping dari vaksin Sinovac yang mungkin dapat dirasakan oleh anak-anak berusia 6- 11 tahun.
 

 

Featured Image – voi.id

Source – cnnindonesia.com