Anak Jalani Isoman, Berikut Sejumlah Panduan yang Mesti Diketahui
Beberapa waktu silam, pembelajaran tatap muka sudah kembali dilangsungkan. Berkaitan dengan hal ini, tak sedikit pula anak-anak yang terpapar Covid-19, sehingga beberapa sekolah menjadi klaster penyebaran virus corona.
Lantas, bagaimana kalau anak sudah terlanjur positif Covid-19? Maka, harus segera menjalani isolasi mandiri. Tak perlu langsung dibawa ke rumah sakit, kok. Kamu dapat merawatnya di rumah dengan panduan tertentu.
Apa saja panduan yang harus diterapkan ketika anak harus menjalani isolasi mandiri? Berikut ini informasi lengkapnya.
Kriteria Anak yang Harus Menjalani Isoman
Credit Image - health.detik.com
Ada dua kondisi yang membuat anak harus melakukan isolasi mandiri agar tak menularkan virus ke orang lain, yaitu:
1. Anak yang masuk kriteria kontak erat
Kontak erat adalah kondisi anak mama berinteraksi bersama seseorang yang dinyatakan positif – atau yang memiliki gejala Covid-19 dengan jarak 1 meter dan waktu selama 15 menit atau lebih.
Selain itu, kontak erap pun diartikan bersentuhan fisik secara langsung dengan kasus Covid-19 atau yang memiliki gejala seperti bersalaman, berpegangan tangan, berpelukan, gendong, dan lain sebagainya.
2. Anak positif Covid-19
Setiap anak yang dinyatakan positif sudah pasti harus melakukan isolasi mandiri. Berikut ini kondisi anak-anak yang dapat melakukan isolasi mandiri di rumah ketika positif Covid-19:
- Anak positif tanpa gjala – atau OTG.
- Anak positif Covid-19 dengan gejala ringan, seperti demam, batuk, nyeri tenggorokkan, sakit kepala, mual muntah, diare, lemas, anosmia – atau kehilangan indera penciuman, ageusia – atau kehilangan indera pengecapan, ruam-ruam, saturasi oksigen ≥ 95%.
- Anak positif Covid-19 yang tidak memiliki komorbid, seperti obesitas, kanker, ginjal menahun, autoimun, kelainan bawaan, jantung, kencing manis/diabetes melitus, penyakit paru menahun, sesuai diagnosa tenaga kesehatan.
Di samping itu, ada pula kondisi anak yang harus melakukan isolasi mandiri di rumah sakit bila dinyatakan Covid-19, seperti:
- Ada ibu hamil di rumah
- Ada lansia di rumah
- Memiliki komorbid
- Kondisi rumah tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri tidak dapat memenuhi persyaratan lainnya
- Sulit akses ke fasilitas kesehatan baik komunikasi maupun jarak tempuh
Hal yang Harus Disiapkan Ketika Isolasi Mandiri di Rumah
Jika anak harus menjalani isolasi mandiri, berikut ini hal-hal yang harus dipersiapkan, seperti:
1. Ruang isolasi mandiri
- Ventilasi atau aliran udara dan pencahayaan baik
- Kamar mandi terpisah, jika tidak memungkinkan, lakukan disinfeksi rutin
- Alat mandi tersendiri
- Alat makan tersendiri
- Tempat tidur terpisah, diberi jarak minimal 2 meter dari pengasuh yang tidak terinfeksi
- Gunakan tempat sampah tertutup
- Fasilitas cuci tangan
- Masker dalam jumlah yang cukup
2. Alat kesehatan
- Pengukur suhu tubuh – termometer
- Pengukur saturasi oksigen – oximeter
- Pengukur frekuensi nafas – jam
3. Obat dan Vitamin
- Obat-obatan tertentu yang dapat disesuaikan dengan gejala yang dialami anak
- Multivitamin, seperti vitamin C, vitamin D, dan zinc
- Obat-obat lain yang jenis dan dosisnya sesuai dengan anjuran dokter. Untuk mendapatkan obat-obatan isolasi mandiri hubungi Puskesmas terdekat, atau gunakan link https://farmaplus.kemkes.go.id/ untuk memantau ketersediaan obat di apotik
4. Pengasuh
Meskipun anak harus melakukan isolasi sendiri, tetapi harus ada pengasuh yang membantu merawatnya hingga sembuh. Berikut ini beberapa kriteria seseorang yang bisa menjadi pengasuh:
- Orang tua atau pengasuh negatif Covid-19 bisa mengasuh anak dengan memerhatikan protokol kesehatan.
- Disarankan orang tua atau pengasuh bukan kelompok lanjut usia – dan juga tidak memiliki komorbid
- Jika ada anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama
- Berikan dukungan psikologis pada anak
- Jika orang tua dan anak berbeda status Covid-19, disarankan berikan jarak tidur 2 meter di kasur terpisah
- Orang tua atau pengasuh ikut isolasi dan disarankan untuk tidak berganti orang
Isolasi Sebaiknya Dilakukan Selama 14 Hari
Credit Image - orami.co.id
Gejala Covid-19 akan hilang selama 14 hari. Dengan begitu, anak bisa selesai isolasi di hari ke-14 asalkan sudah tidak merasakan gejala apapun, seperti demam, batuk, pilek, dan lainnya. Kemudian, anak sudah melakukan swab ulang dan hasilnya negatif.
Dan meskipun anak sudah dinyatakan negatif, terkadang ada gejala berkepanjangan yang mungkin dialami. Jadi, tetap awasi kesehatan anak selama 12 minggu kedepan, ya. Ada pun gejala berkepanjangan yang mesti diperhatikan, yaitu:
- Kelelahan
- Sesak napas
- Nyeri – atau rasa kencang di dada
- Gangguan konsentrasi dan memori
- Insomnia
- Jantung berdebar
- Pusing
- Kesemutan
- Nyeri sendi
- Depresi dan cemas
- Tidak enak badan, diare, nyeri perut, gangguan napsu makan
- Suhu tubuh meningkat, batuk, nyeri kepala, nyeri tenggorokan, perubahan indera perasa dan penciuman
- Ruam
Jika anak mengalami kondisi seperti di atas setelah terkena Covid-19, segera bawa ia ke rumah sakit untuk mendapat penanganan lebih lanjut dari dokter.
Hindari Risiko Buruk, Tetap Lakukan Pencegahan!
Untuk menghindari anak terinfeksi virus corona, orangtua perlu mengajak anak lakukan protokol kesehatan 5M – yang meliputi, memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Lalu, jaga selalu kesehatan tubuh dan imunitas si kecil – dengan mengajak anak hidup sehat, seperti memberi makanan bergizi dan bernutrisi, rutin melakukan aktivitas fisik, dan istirahat yang cukup.
Optimalkan pula hidup sehat Si Kecil dengan rutin memberinya multivitamin lengkap, seperti Enervon-C Plus Sirup yang mengandung Vitamin A, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Vitamin C, dan Vitamin D.
Deretan kandungan vitamin tersebut mampu menjaga daya tahan tubuh anak agar tidak mudah sakit, membantu memenuhi kebutuhan nutrisi harian, mengoptimalkan proses tumbuh kembangnya, memelihara kesehatan tulang dan gigi, sekaligus meningkatkan nafsu makan Si Kecil.
Nah, itulah deretan panduan yang mesti diperhatikan jika anak harus menjalani isolasi mandiri di rumah. Jika ada perburukan gejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan untuk memperoleh penanganan yang tepat!
Featured Image – news-medical.net
Source – popmama.com