Diketahui, banyak yang menyebutkan bahwa varian Omicron dianggap lebih ringan dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya. Meski demikian, bukan berarti masyarakat boleh lengah begitu saja, karena Omicron juga dapat menyebabkan dampak buruk lainnya, termasuk gejala berkepanjangan.

Tingkat keparahan dan lama gejala juga dapat dipengaruhi oleh faktor sistem kekebalan tubuh setiap orang. Jadi, setiap pasien, termasuk yang terinfeksi Omicron akan mengalami kondisi yang berbeda – tak semua sudah pasti hanya alami gejala ringan saja!

Berkaitan dengan long Covid – atau gejala berkepanjangan, kondisi ini juga dapat terjadi pada pasien Omicron. Untuk mengenali sejumlah gejala jangka panjang tersebut, berikut indikasi yang mesti diketahui.

 

 

Apa Itu Gejala Berkepanjangan?

Credit Image - cnnindonesia.com

Istilah long Covid sejatinya mengarah pada fenomena gejala-gejala yang dialami oleh pasien setelah dinyatakan sembuh. Gejala corona berkepanjangan ini terjadi, karena masih adanya virus yang bertahan di dalam tubuh – jadi, penyintas pun terus merasakan berbagai gejala.

Kondisi ini cukup sering dialami. Biasanya, pasien memerlukan waktu tambahan untuk rawat jalan. Selain itu, pasien juga perlu memerhatikan berbagai gejala long Covid yang dirasakan, karena bukan tak mungkin hal ini dapat membuat kondisi memburuk dan menyebabkan risiko fatal.

 

 Gejala Long Covid Omicron

Setiap individu memiliki respons imunitas yang berbeda, sehingga potensi mendapat gejala berkepanjangan juga berbeda. Risiko gejala berkepanjangan pasca infeksi Omicron lebih rentan dialami oleh pengidap komorbid, seperti hipertensi, penyakit jantung, diabetes, dan orang-orang yang mengonsumsi obat imunosupresan.

Adapun sejumlah gejala long Covid pada pasien usai terinfeksi varian Omicron, yaitu:

  • Kelelahan
  • Sesak napas
  • Sulit bernafas
  • Batuk
  • Nyeri sendi dan dada
  • Kehilangan bau atau rasa
  • Pusing

Apabila pasien Omicron mengalami gejala kelelahan terus-menerus atau berkepanjangan disarankan untuk melakukan peningkatan aktivitas secara bertahap. Karena, perburukan gejala pada long Covid sering muncul dalam waktu sehari atau dua hari usai beraktivitas fisik.
 

Penyebab Gejala Berkepanjangan

Credit Image - timesofindia.indiatimes.com

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa kondisi long Covid bisa disebabkan dengan adanya gumpalan kecil yang terperangkap di dalam darah selama berminggu-munggu setelah sembuh dari infeksi virus. Dari studi kecil, ditemukan pula kalau pasien yang mengalami hal tersebut punya sejumlah besar molekul inflamasi yang menyumbat aliran darahnya.

Penyumbatan tersebut berpotensi mengganggu kemampuan tubuh untuk mendistribusikan oksigen dan nutrisi penting. Para ahli memperkirakan hal inilah yang menjadi penyebab umum dari munculnya gejala long Covid, seperti kesulitan bernapas.

Berdasarkan studi yang dilakukan peneliti asal Afrika Selatan ini mengatakan bahwa gumpalan mikro yang ada di dalam aliran darah inilah yang mungkin menjadi penyebab – atau salah satu faktor yang berkontribusi menyebabkan long Covid.

Selain itu, studi lainnya juga ikut mengungkap penyebab di balik gejala berkepanjangan. Studi yang dilakukan oleh Profesor Pretorius dari departemen ilmu fisiologis di Universitas Stellenbosch, membandingkan darah yang dikumpulkan dari 11 orang dengan long Covid dan 13 orang yang sehat.

Fibrinogen merupakan protein yang ditemukan dalam darah dan membantu tubuh membuat gumpalan untuk menghentikan pendarahan. Sementara alpha-(2)-antiplasmin, merupakan molekul yang membantu mencegah penggumpalan darah pecah.

Umumnya, dalam kondisi yang normal tubuh bisa menjaga keseimbangan bahan pembekuan dan anti pembekuan untuk membantu tubuh mengurangi kehilangan darah setelah cedera. Ini juga mencegah gumpalan tumbuh terlalu besar dan membatasi aliran oksigen. Jumlah alpha-(2)-antiplasmin yang tinggi yang terjebak di dalam darah menyebabkan kemampuan tubuh untuk memecah gumpalan sangat berkurang.

 

Yuk, Tetap Lakukan Langkah Pencegahan Penularan Virus!

Dalam penyakit apapun, istilah lebih baik mencegah daripada mengobati memang benar adanya. Ini pun berlaku pada Covid-19. Jadi, lakukan langkah pencegahan – dengan menerapkan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Optimalkan perlindungan diri dengan menerapkan pola hidup sehat, seperti Enervon Active dua kali sehari.

Konsumsi Enervon-C yang mengandung Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, dan Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat – yang dapat menjaga daya tahan tubuhmu agar tidak mudah sakit.

Minum Enervon-C Effervescent dengan kandungan Vitamin C 1000 mg untuk perlindungan ekstra, serta mampu memberikan sensasi rasa segar sepanjang hari. 

Bagi yang memiliki lambung sensitif, direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active – yang mengandung non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc yang dapat bantu menjaga imun tubuh, sekaligus mengoptimalkan stamina agar tak mudah lelah.

Tak hanya membantu menjaga kekebalan saja, namun kandungan vitamin B kompleks dalam Enervon-C dan Enervon Active juga dapat membantu proses metabolisme, sehingga makanan yang kamu konsumsi dapat diubah menjadi sumber energi yang lebih tahan lama. Jadi, tak perlu khawatir tubuh mudah merasa lemas.

 

Jadi, itulah sejumlah gejala long Covid pada penyintas Omicron. Pastikan kamu terus waspada akan penularan virus, sehingga risiko buruknya dapat dihindari!

 

 

Featured Image – technologynetworks.com

Source – detik.com