Belum usai ancaman varian Omicron, kini muncul kembali turunan dari varian tersebut. Belum lama ini, Kementerian Kesehatan mengungkapkan total kasus Covid-19 Omicron BA.2 – atau dijuluki Omicron siluman di Indonesia sudah mencapai ratusan kasus.

Jumlah kasus siluman Omicron di Indonesia ini mengalami kenaikan sebanyak 80 persen kasus dari sebelumnya. Hal ini sudah dipastikan melalui pemeriksaan Whole Genome Sequencing. Tentu saja, ditemukannya sub-varian ini membuat masyarakat menjadi khawatir.

Namun, apakah sub-varian BA.2 akan lebih berbahaya dari Omicron BA.1? Dan, apa saja gejala yang ditimbulkan dari turunan Omicron tersebut? Yuk, simak informasi lengkapnya di bawah ini!

 

 

Apa Itu Omicron BA.2?

Credit Image - cnnindonesia.com

Ketika virus bermutasi menjadi varian baru, sejumlah virus tersebut kadang-kadang terpisah atau membentuk cabang baru dalam 'silsilah keluarga' virus, menjadi subvarian. Varian Delta, misalnya, memiliki 200 sub-varian.

Hal yang sama terjadi pada Omicron, yang memiliki garis keturunan BA.1, BA.2, BA.3 dan B.1.1.529. BA.1 menyumbang sebagian besar kasus Omicron saat ini. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 99% DNA virus yang diserahkan ke basis data global GISAID pada 25 Januari diidentifikasi sebagai sub-varian ini.

Subvarian BA.1. dan BA.2 serupa tapi tidak sama. Keduanya terpisah sejauh 20 mutasi. Sampai sekarang, asal usul BA.2 masih belum diketahui, tapi varian ini pertama kali terdeteksi di Filipina pada November silam.

 

Gejala Omicron BA.2

Dilansir dari LiveMint, studi di Inggris oleh aplikasi Zoe Covid mengungkapkan bahwa orang yang terinfeksi sub-varian Omicron siluman menunjukkan gejala yang berhubungan dengan usus. Saat terinfeksi, pasien mengeluhkan enam penyakit yang berkaitan dengan organ tubuh tersebut, yakni diare, muntah, sakit perut, mulas, dan kembung.

Adapun gejala Omicron sendiri memiliki gejala yang mirip dengan flu biasa, seperti demam, batuk, sakit kepala, tenggorokan gatal, ruam pada kulit.

 

Apakah Sub-Varian Ini Lebih Menular?

Credit Image - alodokter.com

Sebuah studi terhadap 8.500 keluarga dan 18.000 individu yang dilakukan oleh SSI Denmark menemukan bahwa BA.2 "secara substansial" lebih menular daripada BA.1. Studi tersebut juga menunjukkan bukti yang mengindikasikan bahwa sub-varian BA.2 lebih mampu menghindari vaksin.

Namun, orang yang divaksinasi masih lebih kecil kemungkinannya untuk terinfeksi daripada individu yang tidak divaksinasi, dan mereka juga cenderung tidak menularkannya.

Secara terpisah, sebuah studi di Inggris juga menemukan bahwa BA.2 lebih mudah menular dibandingkan dengan BA.1. Tetapi, penelitian awal itu tidak menemukan bukti bahwa vaksin akan kurang efektif terhadap penyakit bergejala yang diakibatkan kedua sub-varian.

 

Apakah Lebih Berbahaya?

Sampai saat ini, belum ada data yang menunjukkan bahwa BA.2 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada sub-varian Omicron sebelumnya. WHO menyebutkan bahwa dilihat dari negara-negara lain tempat BA.2 mendominasi, belum ada lonjakan dalam rawat inap yang lebih tinggi dari perkiraan.

Francois Balloux, Profesor Biologi Sistem Komputasi dan direktur UCL Genetics Institute, mengatakan bahwa BA.1 dan BA.2 dapat dianggap sebagai dua sub-varian Omicron yang sebagian besar setara secara epidemiologi. Seperti varian sebelumnya, para ahli percaya vaksin akan masih sangat efektif melindungi dari penyakit parah, rawat inap, dan kematian.

Jadu, sejauh ini, tidak ada cukup bukti untuk menentukan apakah BA.2 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada Omicron BA.1. Namun, masyarakat harus tetap waspada dan segera mendapat vaksinasi. Serta melakukan protokol kesehatan untuk menghindari risiko penularan.

 

Hindari Penularan, Tetap Patuhi Prokes dan Jaga Imunitas!

Credit Image - health.detik.com

Cara terbaik untuk mengindari risiko paparan virus corona varian Omicron, termasuk sub-variannya, yaitu dengan menerapkan protokol kesehatan – mulai dari menjaga jarak, memakai masker, memperoleh vaksinasi.

Biar perlindungan diri semakin optimal, kamu disarankan untuk menerapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan istirahat yang cukup. Hidup sehat – dapat bantu jaga imunitas tubuh tetap kuat. Dan, lengkapi hidup sehat dengan rutin mengonsumsi multivitamin, seperti Enervon-C dan Enervon Active.

Multivitamin Enervon-C memiliki berbagai kandungan, yaitu Vitamin C, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, dan Kalsium Pantotenat ini dapat membantumu menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

Nah, kamu bisa minum Enervon-C Effervescent — dengan kandungan Vitamin C lebih tinggi, yaitu 1000 mg untuk berikan perlindungan ekstra dan sensasi rasa segar sepanjang hari.

Namun, jika kamu memiliki masalah lambung yang cukup sensitif, maka direkomendasikan untuk mengonsumsi Enervon Active – dengan kandungan non-acidic Vitamin C 500 mg, Vitamin B Kompleks (Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin B6, Vitamin B12), Niacinamide, Kalsium Pantotenat, dan Zinc dapat menjaga stamina tubuh, sekalius mengoptimalkan kinerja sistem imun.

 

Itulah serba-serbi soal sub-varian Omicron BA.2 – atau yang disebut sebagai Omicron siluman. Untuk menghindari risiko paparan virus, yuk, terus lakukan protokol kesehatan dan menjaga kekebalan agar tak gampang terserang penyakit!

 

 

Featured Image – cnbc.com

Source – bbc.com